Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Pola Konsumsi Makan Siswa

BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, yaitu:

1. Sampel sebagian besar sudah terpapar pengetahuan gizi yang

diperoleh di mata pelajaran IPA pada anak kelas 5 dan 6 saja, yaitu pengetahuan tentang gizi.

2. Penggunaan food recall 3x24 jam dalam pengumpulan data untuk pola

konsumsi makan energi, karbohidrat, protein, dan lemak sangat dipengaruhi daya ingat responden, sehingga memerlukan waktu yang lama untuk menunggu jawaban dari responden. Kesalahan estimasi jenis dan jumlah takaran bahan makanan yang dikonsumsi siswa ketika food recall kemungkinan dapat terjadi. Untuk mengatasi kelemahan di atas peneliti melakukan hal sebagai berikut: a. Peneliti merinci kegiatan responden dari ia bangun, hingga ia tidur lagi untuk membantu responden dalam mengingat makanan yang dikonsumsi pada satu hari. b. Menggunakan berbagai macam alat bantu seperti ukuran rumah tangga piring, sendok, gelas, dan lain-lain, food model, dan gambar makanan untuk membantu responden memperkirakan ukuran makanan ke dalam ukuran berat.

B. Analisis Univariat

1. Gambaran Pola Konsumsi Makan pada Siswa MI Unwanul Huda di Jakarta Selatan Tahun 2015

Pola konsumsi makan menurut Persagi 2009 adalah susunan makanan yang merupakan suatu kebiasaan yang dimakan seseorang mencakup jenis dan jumlah energi dan zat gizi yang berasal dari bahan makanan rata-rata per orang per hari yang umum dikomsumsi atau dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Pada penelitian ini gambaran pola konsumsi makan pada siswa MI Unwanul Huda di Jakarta Selatan, dilihat dari rata-rata asupan konsumsi siswa pada satu hari untuk energi sebesar 1300 Kkal, karbohidrat 169 g, protein 44 g, dan lemak 46 g. Sedangkan standar yang direkomendasikan oleh Angka Kecukupan Gizi AKG kebutuhan energi pada satu hari untuk anak usia sekolah adalah 1850-2100 Kkal, karbohidrat 254-289 g, protein 49-60 g, dan lemak 67-72 g yang dibedakan berdasarkan umur dan jenis kelamin. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan energi, karbohidrat, protein, dan lemak pada siswa belum memenuhi standar yang dianjurkan oleh AKG. Dari hasil wawancara dengan menggunakan alat bantu food recall 3x24 jam dan food model ternyata seluruh siswa mengkonsumsi nasi nasi, nasi goreng, bubur sebagai makanan pokok dan selebihnya roti dan mie. Konsumsi singkong, ubi, bihun, gandum, dan jagung ini merupakan kebiasaan pada siswa yang jarang karena makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia adalah nasi. Untuk sumber