Teman Sebaya Dampak Media Massa

Menurut Safawi 2009 dalam Hermansyah 2010 faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat menjadi unsur penting dalam pemenuhan asupan gizi yang sesuai selain perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan anak.

F. Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi Worthington 2000, Gibney 2005, Christina 2014, Sofianta 2015. Bagan 2. 1 Kerangka Teori Faktor Individu: 1. IMT 2. Umur 3. Jenis Kelamin 4. Pengetahuan Gizi 5. Kenyakinan, nilai, dan norma 6. Kebutuhan Fisiologis Tubuh 7. Body ImageCitra Diri 8. Konsep Diri 9. Pemilihan dan Arti Makanan 10. Perkembangan Psikososial

11. Kesehatan Riwayat Penyakit

Faktor Lingkungan: 1. Tingkat Ekonomi Keluarga 2. Pekerjaan 3. Pendidikan Orang tua 4. Tempat Tinggal 5. Sosial Budaya 6. Peran Orang Tua 7. Teman Sebaya 8. Pengalaman individu 9. Iklan Media Massa Pola Konsumsi Makan Siswa 47

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Banyak faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi makan pada siswa Madrasah. Berdasarkan kerangka teori yang disebutkan pada bab sebelumnya, ada beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari variabel dependen dan variabel independen.Variabel dependen pada penelitian ini yaitu pola konsumsi makan pada siswa Madrasah sedangkan variabel independennya adalah umur, jenis kelamin, uang jajan, pendidikan ibu, peran orang tua, pengetahuan gizi, dan body image. Adapun variabel yang diteliti pada penelitian ini diantaranya: 1. Umur Umur seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsi makan dan kebutuhan energi. Hal ini, disebabkan terjadinya perubahan komposisi tubuh seiring dengan bertambahnya umur. Sehingga dibutuhkan energi dan kebutuhan zat gizi yang dapat terpenuhi . Oleh karena itu, peneliti mengambil variabel umur untuk melihat pola konsumsi makan antara umur 9 tahun hingga 12 tahun. 2. Jenis kelamin Jenis kelamin merupakan faktor yang dapat membedakan pola konsumsi makan. Pertumbuhan, perkembangan, dan massa otot individu sangat berbeda antara laki-laki dan perempuan. Sehingga, menyebabkan laki-laki memiliki pola konsumsi makan lebih banyak