Hubungan Umur dengan Pola Konsumsi Makan pada Siswa MI

2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Pola Konsumsi Makan pada

Siswa MI Unwanul Huda di Jakarta Selatan tahun 2015 Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa lebih banyak siswa laki-laki yang memiliki konsumsi energi, karbohidrat, protein, dan lemak yang kurang dari AKG dibandingkan dengan siswa perempuan. Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai pvalue energi = 0,336 pvalue karbohidrat =0,556, pvalue protein= 0,153, dan pvalue lemak= 0,157 0.05, yang menunjukkan bahwa Ho diterima atau hipotesis penelitian ditolak yaitu tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan pola konsumsi makan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Nasution 2001 dalam Puji 2011 yang menemukan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan pola konsumsi energi, karbohidrat, protein, dan lemak. Di samping itu, hasil penelitian Sri 2010 yang juga menemukan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan konsumsi energi. Tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan pola konsumsi makan dapat disebabkan karena distribusi responden kurang heterogen, dimana jumlah responden perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden laki-laki. Selain itu dapat diasumsikan bahwa porsi makan anak perempuan lebih sedikit dibandingkan dengan anak laki-laki. Namun hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hakim 2001 dalam Septiana 2011 dan Asrina, dkk 2013 yang menemukan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan konsumsi energi, protein, karbohidrat, dan lemak. Faktor jenis kelamin dapat terjadi karena adanya perbedaan konsumsi antara anak laki-laki dan anak perempuan. Kebutuhan gizi dan energi antara laki- laki dan perempuan sangat berbeda, hal ini disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan laki-laki dan perempuan juga berbeda. Dimana laki-laki memiliki massa otot yang lebih besar dibandingkan perempuan Depkes, 2008. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan pola konsumsi makan karena sebagian besar responden adalah anak perempuan. Dimana, anak perempuan juga memiliki konsumsi yang lebih sedikit dibandingkan dengan anak laki- laki.

3. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Pola Konsumsi Makan pada

Siswa MI Unwanul Huda di Jakarta Selatan Tahun 2015 Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar ibu responden berpendidikan SMA dengan presentasi 81,2. Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai pvalue energi= 0,096, pvalue karbohidrat =0,990, pvalue protein= 0,513, dan pvalue lemak= 0,690 0.05, yang menunjukkan bahwa Ho diterima atau hipotesis penelitian ditolak yaitu tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pola konsumsi makan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Aryanti 2012, yang menemukan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan pola konsumsi energi, karbohidrat, protein, dan lemak. Penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Daryono 2003 yang menemukan tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan konsumsi energi dan protein. Tidak ada hubungan antara pendidkan ibu dengan pola konsumsi makan anak karena tingkat konsumsi makan tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan melainkan faktor lain seperti kemiskinan, lingkungan yang kurang sehat, asupan energi dan zat gizi yang kurang, penyakit infeksi, dan pelayanan kesehatan yang kurang memadai Handasari, 2010. Hal ini diperkuat kembali oleh pendapat Allo 2013 yang menyatakan bahwa faktor pendidikan bukan merupakan faktor langsung yang mempengaruhi status gizi, tetapi pendidikan tersebut akan sangat berpengaruh pada tingkat pengetahuan. Pengetahuan kesehatan dan gizi merupakan faktor yang sangat mempengaruhi pola konsumsi makan. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Mayapadin 2006 menunjukkan bahwa pendidikan ibu rumah tangga berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi energi, karbohidrat, protein, dan lemak. Karena tingkat pendidikan formal seorang ibu seringkali berhubungan positif dengan peningkatan pola konsumsi makanan rumah tangga. Hal ini termasuk upaya mencapai status gizi yang baik pada anak-anaknya Koblinsky, et.al, 1997. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan ibu bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi makan. Dari hasil diketahui pula bahwa masih terdapat ibu responden yang berpendidikan SMA memiliki pola konsumsi makan yang kurang pada anak.