Fungsi Pajak Jenis-jenis Pendapatan Negara dan Hibah

PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH DIREKTORAT P-APBN 86  Asas beban yang sekecil-kecilnya: pemungutan pajak diusahakan sekecil-kecilnya serendah-rendahnya jika dibandingkan dengan nilai obyek pajak sehingga tidak memberatkan para wajib pajak. 3. Menurut Adolf Wagner, asas pemungutan pahak adalah sebagai berikut:  Asas politik finansial: pajak yang dipungut negara jumlahnya memadai sehingga dapat membiayai atau mendorong semua kegiatan negara.  Asas ekonomi: penentuan obyek pajak harus tepat, misalnya: pajak pendapatan, pajak untuk barang-barang mewah.  Asas keadilan: pungutan pajak berlaku secara umum tanpa diskriminasi, untuk kondisi yang sama diperlakukan sama pula.  Asas administrasi: menyangkut masalah kepastian perpajakan kapan, dimana harus membayar pajak, keluwesan penagihan bagaimana cara membayarnya dan besarnya biaya pajak.  Asas yuridis: segala pungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang. 4.4.6 Penerimaan Perpajakan dalam APBN Di Indonesia, sumber pendapatan negara selain berasal dari penerimaan pajak, juga berasal dari penerimaan cukai, bea masuk, dan bea keluar. Kesemuanya disebut dengan penerimaan perpajakan. Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara di Indonesia adalah Direktorat Jenderal Pajak DJP yang merupakan salah satu direktorat jenderal yang ada di bawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Pajak menangani penerimaan penerimaan pajak non-migas. Untuk penerimaan pajak migas, kewenangan administrasinya ada di Direktorat Jenderal Anggaran. Sementara itu, untuk penerimaan cukai, bea keluar, dan bea masuk, ditangani oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Menurut Peraturan Perundang-Undangan tentang APBN, penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan negara yang terdiri atas pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Sedangkan menurut Government Finance Statistic GFS manual 2001, penerimaan perpajakan adalah semua transfer wajib kepada sektor Pemerintah tidak termasuk denda, penalti, dan kontribusi jaminan sosial. Berdasarkan sumbernya penerimaan pajak terdiri atas pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Dasar hukum penerimaan perpajakan yang berlaku saat ini adalah: 1. UU Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. 2. UU Nomor 42 Tahun 2009 Tentang PPN dan PPnBM. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH DIREKTORAT P-APBN 87 3. UU Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Kententuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 4. UU Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan. 5. UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 6. UU Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. 7. UU Nomor 13 Tahun 1985 Tentang Bea Meterai. 8. UU Nomor 39 Tahun 2007 Tentang Cukai. 9. UU Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan. Pajak dalam negeri terdiri atas pajak penghasilan PPh, pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah PPN PPnBM, pajak bumi dan bangunan PBB, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan BPHTB, cukai, dan pajak lainnya. Akan tetapi, sesuai dengan amanat dalam UU Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah seluruh penerimaan BPHTB akan dipindahkan administrasinya ke daerah sejak tahun 2011. Oleh karena itu, penerimaan BPHTB tidak lagi menjadi penerimaan pajak Pemerintah pusat sejak tahun 2011 sehingga tidak lagi dicatat dalam APBN. Selain dibagi berdasarkan jenisnya, penerimaan pajak juga ketegorikan berdasarkan sifat pemungutannya. Terdapat dua sifat pemungutan yaitu pajak langsung yaitu pajak yang dibayar langsung oleh subjek pajaknya seperti PPh, PBB, bea meterai, bea masuk, dan bea keluar. Sedangkan pajak tidak langsung adalah pajak yang dibebankan kepada subjek pajaknya tetapi subjek pajak tersebut membayar pajaknya tidak langsung kepada negara melainkan melalui pihak ketiga seperti pengusaha kena pajak PKP atau produsen. Pajak yang termasuk dalam kategori pajak tidak langsung adalah PPN, PPnBM, dan cukai. Pajak Penghasilan Menurut UU Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan, PPh adalah pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak. Jenis-jenis pajak penghasilan PPh dalam APBN :

1. PPh Migas

Merupakan PPh yang dipungut dari Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap atas penghasilan dari kegiatan usaha hulu minyak bumi dan gas alam.

2. PPh Non Migas

Merupakan PPh yang dipungut dari Wajib Pajak Orang Pribadi, Badan, dan Bentuk Usaha Tetap dalam negeri atau luar negeri atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak selain penghasilan atas pelaksanaan kegiatan hulu migas. Diantara seluruh komponen PPh nonmigas, PPh pasal 2529 yang terdiri dari PPh Badan dan Orang Pribadi