Harga Minyak Mentah Indonesia

DIREKTORAT P-APBN 76 ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO

3.9 Perkembangan Asumsi Dasar Ekonomi Makro

Berikut merupakan tabel perkembangan asumsi dasar ekonomi makro periode 2001 sampai dengan 2012. Angka asumsi dasar ekonomi makro setiap tahunnya yang disajikan pada tabel tersebut terdiri dari tiga komponen asumsi yaitu asumsi dasar pada saat APBN, APBN-P dan realisasi. Per tumbuhan Ek onomi , yoy Inflasi , yoy Kur s r upiah Rp US1 Suku bunga SPN 3 bulan Har ga Minyak US Bar el Lifting M inyak M BOD APBN 5,0 7,2 7.800,0 11,5 24,0 1.460,0 APBN-P 3,5 9,3 9.600,0 15,0 24,0 1.273,0 Real. 3,6 12,6 10.241,0 16,4 23,9 1.349,6 APBN 4,0 9,0 9.280,0 14,0 22,0 1.320,0 APBN-P 4,0 9,5 9.280,0 15,7 22,8 1.260,0 Real. 4,5 10,0 9.311,0 15,2 24,6 1.260,5 APBN 4,0 9,0 9.000,0 13,0 22,0 1.270,0 APBN-P 4,0 6,0 8.500,0 10,1 27,9 1.092,0 Real. 4,8 5,1 8.577,0 10,2 28,8 1.144,0 APBN 4,8 6,5 8.600,0 8,5 22,0 1.150,0 APBN-P 4,8 7,0 8.900,0 7,6 36,0 1.072,0 Real. 5,0 6,4 8.939,0 7,4 37,6 1.037,8 APBN 5,4 5,5 8.600,0 6,5 24,0 1.125,0 APBN-P I 6,0 7,5 9.300,0 8,0 45,0 1.125,0 APBN-P II 6,0 8,6 9.800,0 8,4 54,0 1.075,0 Real. 5,7 17,1 9.705,0 9,1 53,4 1.002,9 APBN 6,2 8,0 9.900,0 9,5 57,0 1.050,0 APBN-P 5,8 8,0 9.300,0 12,0 64,0 1.000,0 Real. 5,5 6,6 9.164,0 11,7 64,3 952,0 APBN 6,3 6,5 9.300,0 8,5 63,0 1.000,0 APBN-P 6,3 6,0 9.050,0 8,0 60,0 950,0 Real. 6,3 6,6 9.140,0 8,0 72,3 904,0 APBN 6,8 6,0 9.100,0 7,5 60,0 1.034,0 APBN-P 6,4 6,5 9.100,0 7,5 95,0 927,0 Real. 6,0 11,1 9.691,0 9,3 97,0 871,0 APBN 6,0 6,2 9.400,0 7,5 80,0 960,0 APBN-P 4,3 4,5 10.500,0 7,5 61,0 960,0 Real. 4,6 2,8 10.408,0 7,6 61,6 944,0 APBN 5,5 5,0 10.000,0 6,5 65,0 965,0 APBN-P 5,8 5,3 9.200,0 6,5 80,0 965,0 Real. 6,2 7,0 9.087,0 6,6 79,4 953,9 APBN 6,4 5,3 9.250,0 6,5 80,0 970,0 APBN-P 6,5 5,7 8.700,0 5,6 95,0 945,0 Real. 6,5 3,8 8.779,0 4,8 111,5 898,5 APBN 6,7 5,3 8.800,0 6,0 90,0 950,0 APBN-P 6,5 6,8 9.000,0 5,0 105,0 930,0 Real. 6,3 4,3 9.384,0 3,2 112,7 861,0 Keter angan: Realisasi s.d. Tr w III-2012 2010 2011 2012 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Per iode 2007 2008 2009 Tabel 3.3 Perkembangan Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2001-2012 PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH DIREKTORAT P-APBN 77

BAB IV PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH

4.1 Pendahuluan

Di dalam banyak literatur keuangan negara disebutkan bahwa sumber utama penerimaan negara berasal dari pajak. Pajak adalah iuran rakyat lebih tepatnya “pungutan kepada masyarakat” kepada kas negara berdasarkan undang-undang —sehingga dapat dipaksakan— dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Dalam praktiknya di Indonesia, selain pajak, sumber penerimaan negara juga berasal dari penerimaan negara bukan pajak. Menurut UU Nomor 17 tahun 2003, pendapatan negara merupakan hak Pemerintah Pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan negara terdiri dari penerimaan dalam negeri dan hibah. Penerimaan dalam negeri adalah penerimaan yang terdiri dari penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak PNBP. Sedangkan hibah adalah setiap penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa danatau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri PP 10 tahun 2011. Di dalam APBN, hibah di catat secara terpisah dari pendapatan negara sehingga secara keseluruhan penerimaan negara dalam APBN disebut sebagai pendapatan negara dan hibah.

4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Negara

Semua komponen pendapatan negara memiliki ketergantungan terhadap indikator ekonomi makro yang tercantum dalam asumsi dasar ekonomi makro APBN baik secara langsung maupun tak langsung. Indikator ekonomi makro yang mempengaruhi pendapatan negara adalah harga minyak internasional ICP, pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, dan lifting minyak bumi. Secara ringkas, faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan negara dapat dilihat dalam tabel berikut. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH DIREKTORAT P-APBN 78 Tabel 4.1. Faktor-faktor Ekonomi yang Diperhitungkan dalam Perencanaan Pendapatan Negara Catatan : Pendapatan Negara juga dipengaruhi oleh faktor admistratif seperti tarif, nilai objek pajak, pelayanan, pengawasan, PTKP, dan lain-lain.

4.3 Struktur Pendapatan Negara dan Hibah

Struktur pendapatan negara dalam APBN telah mengalami dua kali perubahan sejak tahun 19691970 sampai dengan sekarang. Dalam periode 19691970 s.d 19992000, penerimaan negara dalam APBN terdiri atas penerimaan dalam negeri dan penerimaan pembangunan. Penerimaan dalam negeri merupakan penerimaan yang dihimpun dari sumber-sumber dalam negeri yang terdiri atas penerimaan migas dan non-migas, di mana penerimaan migas terdiri dari penerimaan pajak dan penerimaan negara bukan pajak. Sementara itu, penerimaan pembangunan pada dasarnya merupakan penerimaan yang berasal dari luar negeri. Penerimaan ini sebenarnya merupakan pinjamanutang luar negeri, tetapi diperlakukan dan diadministrasikan dalam APBN sebagai penerimaan. N o Jenis Pendapatan N egar a Faktor yang M em pengar uhi

1 PPh Migas

I ndonesian Cr ude Pr ice ICP, lifting, dan kurs 2 PPh Non Migas inflasi dan pertumbuhan ekonomi 3 PPN dan PPnBM inflasi dan pertumbuhan ekonomi 4 Pajak Bumi dan Bangunan pertumbuhan ekonomi 5 Cukai inflasi, pertumbuhan ekonomi, produksi rokok, dan produksi MMEA 6 Pajak Lainnya inflasi dan pertumbuhan ekonomi 7 Bea Masuk kurs dan volume impor 8 Bea Keluar kurs dan volume impor 9 PNBP SDA Migas ICP, kurs, lifting, harga gas, dan volume produksi gas 10 PNBP SDA Non Migas pertumbuhan ekonomi dunia dan kebijakan pemerintah terkait pengelolaan SDA non migas 11 Bagian Pemerintah atas Laba BUMN Langsung: laba BUMN, kebijakan Pemerintah dalam menetapkan pay out ratio POR masing-masing BUMN Tidak langsung : inflasi, pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan dunia 12 PNBP K L jumlah jenis layanan yang dipungut PNBP, volume layanan, tarif layanan, dan kualitas pemberian layanan 13 Pendapatan BLU volume layanan, tarif layanan, dan kualitas pemberian layanan