Belanja Fungsi Lingkungan Hidup

200 DIREKTORAT P-APBN BELANJA PEMERINTAH PUSAT Kode FungsiSubfungsi Alokasi Anggaran Triliun Rupiah 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 0 9 AGAM A 1,3 1,4 1,9 0 ,7 0 ,8 0 ,9 1,4 3,6 09.01 Peningkatan Kehidupan Beragama 1,2 1,3 0,4 0,6 0,7 0,8 0,7 0,9 09.02 Kerukunan H idup Beragama 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,1 09.03 Litbang Agama 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 1,9 09.90 Pelayanan Keagamaan Lainnya 0,0 0,1 1,4 0,1 0,0 0,0 0,6 0,7 Catatan : 2011 merupakan LKPP Unaudited Tabel 5.19 Perkembangan Alokasi Belanja Menurut Fungsi Agama Tahun 2005-2012

5.10 Profil Belanja Pemerintah Pusat

Untuk kebutuhan analisis, baik belanja negara maupun belanja pemerintah pusat dapat pula diklasifikan berdasarkan sifat pengalokasiannya. Klasifikasi dimaksud antara lain meliputi: 1 belanja operasional dan non operasional, serta 2 belanja mengikat wajib dan tidak mengikat tidak wajib.

5.10.1 Belanja operasional dan nonoperasional

Pengelompokan belanja negara dalam belanja operasional dan belanja nonoperasional dilakukan untuk melihat seberapa besar belanja negara dialokasikan untuk biaya yang secara tidak langsung tetap maupun langsung dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pengelompokan belanja tersebut mengacu pada pengelompokan biaya pada private sector: fixed cost dan variable cost. Yang dimaksud dengan belanja operasional ialah biaya yang harus ada dan tidak tergantung dari capaian target kinerja suatu kementerianlembaga. Apapun dan berapapun target kinerja pemerintahan yang akan dicapai, belanja operasional dalam penyelenggaraan pemerintahan besarnya relatif tetap. Sedangkan belanja nonoperasional ialah biaya yang besarannya tergantung dengan target capaian kinerja kementerianlembaga yang akan dicapai, semakin besar target kinerja, berarti semakin besar belanja nonoperasionalnya. Pengelompokan belanja operasional dan nonoperasional ini digunakan mulai tahun anggaran 2011 pada saat penerapan restrukturisasi program dan kegiatan dalam kerangka penerapan penganggaran berbasis kinerja. Berdasarkan peruntukannya, seluruh belanja operasional merupakan 201 DIREKTORAT P-APBN BELANJA PEMERINTAH PUSAT 15,8 17,4 35,9 35,2 50 100 150 200 250 300 350 400 2011 2012 T ri li u n Tahun Belanja Operasional dan Non Operasional Oper asional Non Oper asional Oper asional thd BPP Non Ops thd BPP Grafik 5.24 Belanja Operasional dan Non Operasional belanja yang mendukung pencapaian output layanan perkantoran. Semua kementerianlembaga menghasilkan output layanan perkantoran pada kegiatannya. Sedangkan belanja nonoperasional merupakan belanja yang mendukung penacapaian output teknis, sesuai dengan tugas-fungsi masing-masing kementerianlembaga. Belanja operasional terdiri dari keseluruhan belanja pegawai, sebagian belanja barang, dan sebagian kecil belanja modal. Belanja operasional yang berasal dari belanja barang terdiri dari: 1 belanja barang, 2 belanja jasa, 3 belanja pemeliharaan, 4 belanja perjalanan, serta 5 belanja BLU. Sementara itu, belanja operasional yang berasal dari belanja modal terdiri dari: 1 belanja modal peralatan dan mesin, 2 belanja penambahan nilai peralatan dan mesin, 3 belanja penambahan nilai gedung dan bangunan, 4 belanja modal fisik lainnya, serta 5 belanja modal peralatan dan mesin BLU. Dalam kurun waktu 2011-2012, rasio anggaran belanja operasional terhadap total belanja pemerintah pusat secara rata-rata mencapai 16,6 persen, dan sisanya sebesar 83,4 persen merupakan belanja nonoperasional. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah dan besaran persentase anggaran belanja operasional Pemerintah tersebut relatif normal apabila dibandingkan dengan organisasi privat sector dalam bidang jasa yang mencantumkan rata-rata fixed cost-nya sebesar 20. Perkembangan belanja operasional dan nonoperasional dalam kurun waktu 2011-2012 ditampilkan dalam grafik berikut: