259
DIREKTORAT P-APBN PEMBIAYAAN ANGGARAN
7 PT GARAM
100,00 FM
8 PT SARANA M ULTI INFASTRUKTUR
2.000,00 FM
9 PT M ERPATI NUSANTARA AIRLINES
200,00 FM
Keterangan Jenis PMN: 1. FM Fresh Money adalah Dana Tunai berupa rupiah murni dari APBN.
2. AT adalah Aktiva Tetap yang berasal Barang Milik Negara yang dihasilkan dari proyek-proyek yang dibiayai APBN.
3. SHM adalah PMN berupa saham negara di perusahaan lain kepada BUMN tersebut. 4. K adalah konversi piutang Pemerintah pada BUMN
7.3.5 Dana Bergulir:
Dana bergulir adalah dana yang dikelola oleh BLU untuk dipinjamkan dan digulirkan kepada masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi rakyat dan tujuan lainnya. UU no 22
tahun 2011 tentang APBN Dana pemberdayaan yang dialokasikan melalui pembiayaan, dipinjamkan kepada masyarakat,
untuk selanjutnya dikembalikan kepada Pemerintah dalam jangka waktu tertentu, dan selanjutnya dipinjamkan kembali dipergulirkan kepada masyarakat lain yang membutuhkan. Mekanisme
perguliran dana diharapkan dapat meningkatkan jumlah masyarakat yang dapat menerima dana sehingga terjadi snowballing effects yang dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat. Karakterisitik Dana Bergulir sesuai dengan PMK Nomor 99 Tahun 2008 antara lain sebagai
berikut: a. Merupakan bagian dari keuangan negara;
b. Dicantumkan dalam APBN danatau laporan keuangan; c. Dimiliki, dikuasai, danatau dikendalikan oleh Penggunan AnggaranKuasa Penggunan
Anggaran; d. Disalurkandipinjamkan kepada masyarakatkelompok masyarakat, ditagih kembali dengan
atau tanpa nilai tambah, dan digulirkan kembali kepada masyarakatkelompok masyarakat revolving fund;
e. Ditujukan untuk perkuatan modal koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha lainnya; f. Dapat ditarik kembali pada suatu saat.
Sementara itu, sumber pendanaan Dana Bergulir dapat berasal dari: a Rupiah murni, b Hibah, c Penarikan kembali pokok dana bergulir, d Pendapatan dari dana bergulir, e Saldo pokok
pembiayaan yang diterima dari APBN, dan f sumber lainnya. Pengeluaran dana bergulir yang
260
DIREKTORAT P-APBN PEMBIAYAAN ANGGARAN
bersumber dari rupiah murni dialokasikan sebagai pengeluaran pembiayaan dalam APBN pada DIPA Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan atau bagian anggaran lain yang dikuasai
oleh Bendahara Umum Negara. Lima 5 Badan Layanan Umum Pengelola Dana Bergulir adalah:
a. Pusat Investasi Pemerintah PIP PIP merupakan satker yang berada dibawah Kementerian Keuangan. Kegiatan utama dari PIP
adalah Pengelolaan investasi Pemerintah Pusat. Dalam kaitannya dengan dengan Dana Bergulir, PIP mengelola Dana Bergulir Geothermal.
b. Pusat Pembiyaan Perumahan PPP BLU PPP merupakan satker yang berada dibawah Kementerian Perumahan Rakyat, yang
memiliki tugas pokok dalam rangka pelaksanaan kebijakan fasilitas likuiditas adalah menggalang, mengelola, dan menyalurkan dana bantuan pembiayaan perumahan kepada
Masyarakat Berpenghasilan Rendah MBR, dengan tujuan untuk meningkatkan akses kepada sumber pembiayaan perumahan.
c. Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan Pusat P2H Pusat P2H merupakan satker yang berada dibawah Kementerian Kehutanan. Pusat P2H
melaksanakan kegiatan utamanya yaitu penyaluran pinjaman dana bergulir untuk pembangunan hutan tanaman baik oleh BUMNBUMDSwastaKoperasi maupun Kelompok
Tani Hutan. d. Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM LPDB KUMKM
LPDB KUMKM merupakan Satker yang berada dibawah Kementerian Koperasi dan UKM. Kegiatan Utama dari LPDB KUMKM adalah menyalurkan dan memanfaatkan dana bergulir
dalam rangka pembiayaan berupa pinjaman dan bentuk pembiayaan lainnya yang sesuai kebutuhan KUMKM.
e. Bidang Pendanaan Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol BP Set BPJT BPJT berwenang untuk melaksanakan sebagian penyelenggaraan jalan tol, meliputi
pengaturan, pengusahaan, dan pengawasan Badan Usaha Jalan Tol BUJT. Dana bergulir yang dikelola oleh BLU BP Set. BPJT merupakan dana talangan untuk memperlancar proses
pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol. Kegiatan Utama dari BP Set. BPJT adalah menyalurkan dana pengadaan tanah jalan tol kepada Badan Usaha Jalan Tol BUJT.
261
DIREKTORAT P-APBN PEMBIAYAAN ANGGARAN
7.3.6 Kewajiban Penjaminan
Dana Kewajiban penjaminan adalah kewajiban yang secara potensial menjadi beban Pemerintah akibat pemberian jaminan kepada BUMN danatau badan usaha milik daerah BUMD dalam hal
BUMN danatau BUMD dimaksud tidak dapat membayar kewajibannya kepada kreditur sesuai perjanjian pinjaman.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2006 dan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2007 tentang
perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 86 tahun 2006 tentang Pemberian Jaminan Pemerintah Untuk Percepatan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara,
Pemerintah memberikan dukungan dalam bentuk jaminan penuh terhadap pembayaran kewajiban PT PLN Persero kepada kreditur perbankan yang menyediakan pendanaankredit untuk proyek-
proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik 10.000 MW. Penjaminan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kelayakan PT PLN Persero dalam memperoleh kredit yang diharapkan dapat
menurunkan biaya modal proyek. Dengan penjaminan tersebut diharapkan dapat membantu mempercepat penyelesaian Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik 10.000
MW dalam rangka mengatasi kekurangan pasokan listrik nasional. Sebagai konsekuensi pemberian jaminan ini, ketika PT PLN Persero tidak mampu memenuhi
kewajiban kepada kreditur secara tepat waktu, maka Pemerintah wajib memenuhi kewajiban tersebut. Pembayaran yang dilakukan oleh Pemerintah kepada kreditor ini akan diperhitungkan
sebagai utang PT PLN Persero kepada Pemerintah. Dana kewajiban penjaminan mulai dianggarkan pada APBN tahun 2007.
Kewajiban penjaminan untuk PDAM dialokasikan dalam rangka percepatan penyediaan air minum bagi masyarakat. Dana penjaminan tersebut dimaksudkan untuk mendorong perbankan nasional
dalam memberikan kredit investasi kepada PDAM. Sementara itu, PDAM juga diberikan subsidi bunga oleh Pemerintah pusat atas kewajiban pembayaran kredit investasi PDAM kepada bank.
Kebijakan tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air
Minum, serta
aturan pelaksanaannya dalam
Peraturan Menteri
Keuangan Nomor
229PMK.012009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum. Dana penjaminan kepada
PDAM akan diberikan dalam hal PDAM gagal membayar atas sebagian atau seluruh kewajiban yang telah jatuh tempo.
262
DIREKTORAT P-APBN PEMBIAYAAN ANGGARAN
7.3.7 Dana Pengembangan Pendidikan Nasional
Dana pengembangan pendidikan nasional merupakan anggaran pendidikan yang dialokasikan
untuk pembentukan endowment fund yang bertujuan untuk menjamin keberlangsungan
program pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antargenerasi
dan dana cadangan pendidikan untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan
yang rusak akibat bencana alam yang dilakukan oleh BLU pengelola dana dibidang pendidikan yaitu, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan LPDP.
LPDP dibentuk pada akhir tahun 2011 dan ditetapkan sebagai sebuah BLU pada awal tahun 2012. LPDP adalah sebuah satuan kerja di lingkungan Kementerian Keuangan yang menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum BLU. Dana Pokok DPPN bersifat abadi. Dimana pendapatan dana pokok DPPN digunakan untuk keberlangsungan program pendidikan
dan juga rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam berdasarkan proporsi masing-masing sesuai yang telah ditetapkan oleh Dewan Penyantun LPDP.
7.4 Kebijakan Pembiayaan Anggaran APBN 2012
Arah kebijakan defisit anggaran pada tahun 2012 adalah berupaya menurunkan tingkat defisit APBN terhadap PDB. Kebijakan tersebut dilakukan untuk mengendalikan defisit guna menjaga
kesinambungan fiskal jangka menengah dalam kerangka fiskal periode 2010-2014. Dalam rangka menutup defisit tersebut, Pemerintah perlu menetapkan strategi pembiayaan yang tepat, serta
merumuskan suatu kebijakan pembiayaan yang mempunyai komposisi seimbang antara pembiayaan yang bersumber dari non utang maupun utang.
Secara umum strategi pembiayaan pada tahun 2012 adalah: i pembiayaan utang dari penerbitan SBN dan penarikan pinjaman luar negeri harus mempertimbangkan biaya yang rendah dan risiko
yang minimal; ii pinjaman luar negeri harus diutamakan untuk membiayai kegiatan produktif yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan perbaikan kesejahteraan masyarakat; iii pemanfaatan
dana SAL ditujukan utamanya untuk mengurangi tambahan utang serta menjaga stabilitas perekonomian; iv meningkatkan Investasi pemerintah untuk mempercepat pembangunan
infrastruktur; serta v pengembangan dana bergulir untuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan dan Kredit Usaha Rakyat.
263
DIREKTORAT P-APBN PEMBIAYAAN ANGGARAN
7.4.1 Pembiayaan Utang
Pembiayaan anggaran yang bersumber dari nonutang pada tahun 2012 terdiri atas: 1 perbankan dalam negeri, yang berasal dari penerimaan cicilan pengembalian penerusan pinjaman dan Saldo
Anggaran Lebih SAL; dan 2 nonperbankan dalam negeri, yang berasal dari penerimaan privatisasi, penerimaan hasil pengelolaan aset, dana investasi Pemerintah dan Penyertaan Modal
Negara PMN, Dana Pengembangan Pendidikan Nasional, serta Kewajiban Penjaminan. Sumber pembiayaan nonutang pada tahun 2012 tersebut sedikit berbeda dibandingkan dengan
sumber pembiayaan nonutang tahun-tahun sebelumnya. Perbedaan tersebut dipengaruhi ketersediaan dana masing-masing sumber pembiayaan serta kebijakan Pemerintah untuk
memanfaatkan sumber pendanaan tersebut. Pada tahun 2012, kebijakan pembiayaan nonutang meliputi:
1. Memanfaatkan SAL untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pasar SBN domestik, mengantisipasi terjadinya risiko fiskal akibat realisasi subsidi listrik melebihi pagu anggaran,
dan mengantisipasi keadaan darurat untuk menutup kekurangan pembiayaan APBN setelah memperhitungkan kebutuhan anggaran sampai dengan akhir tahun anggaran berjalan dan
awal tahun anggaran tahun berikutnya, selain pemanfaatan untuk menutup defisit anggaran; 2. Mengoptimalkan penerimaan kembali pinjaman dari debitur, meliputi penerimaan kembali
sesuai jadwal jatuh tempo masing-masing pinjaman dan penerimaan kembali dari pinjaman yang telah direstrukturisasi;
3. Mengoptimalkan pengelolaan asset yang dikelola oleh PT PPA serta yang telah diserahkan kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
4. Menyediakan alokasi PMN yang diarahkan untuk meningkatkan penjaminan infrastruktur, meningkatkan kapasitas penjaminan program Kredit Usaha Rakyat KUR, mendukung
penerbitan SBSN, memenuhi kewajiban Indonesia sebagai anggota organisasilembaga keuangan internasional, dan mendukung upaya restrukturisasi dan revitalisasi BUMN strategis;
5. Menyediakan alokasi dana investasi Pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan bidang-bidang lainnya;
6. Menyediakan alokasi dana bergulir untuk fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan, penguatan KUMKM, Geothermal, dan percepatan pengadaan tanah untuk jalan tol;
7. Memanfaatkan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional melalui pembentukan dana abadi pendidikan endowment fund dan dana cadangan untuk pendidikan; dan