Belanja Hibah PSO LKBN Antara PSO =

161 DIREKTORAT P-APBN BELANJA PEMERINTAH PUSAT Selain hal tersebut, bantuan sosial juga memiliki beberapa kriteria dalam rangka untuk membatasi programkegiatan yang dapat dikategorikan dalam bantuan sosial, yaitu: 1. Tujuan Penggunaan a. Rehabilitasi sosial dimaksudkan untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. b. Perlindungan sosial dimaksudkan untuk mencegah dan menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok, danatau masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal. c. Pemberdayaan Sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk menjadikan warga negara yang mengalami masalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. d. Jaminan Sosial adalah skema yang melembaga untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. e. Penanggulangan kemiskinan merupakan kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok danatau masyarakat yang tidak mempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan. f. Penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi. 2. Pemberi Bantuan Pemberi bantuan sosial adalah Pemerintah Pusat danatau Pemerintah Daerah. Institusi pemerintah baik pusat atau daerah yang dapat memberikan bantuan sosial adalah institusi yang melaksanakan perlindungan sosial, rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, penanggulangan kemiskinan dan pelayanan dasar serta penanggulangan bencana. 3. Persyaratan Penerima Bantuan Hanya diberikan kepada calon penerima yang memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam pengertian belanja bantuan sosial, yaitu “melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial”. Penerima belanja bantuan sosial adalah seseorang, keluarga, kelompok, danatau masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat dari situasi krisis sosial, ekonomi, politik, bencana, dan fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum, termasuk di dalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan. 162 DIREKTORAT P-APBN BELANJA PEMERINTAH PUSAT 4. Bersifat SementaraBerkelanjutan Pemberian belanja bantuan sosial umumnya bersifat sementara dan tidak terus-menerus, namun terdapat kondisi dimana belanja bantuan sosial tersebut diberikan secara terus-menerus. Yang dimaksud dengan belanja bantuan sosial berkelanjutan yaitu bantuan yang diberikan secara terus menerus untuk mempertahankan taraf kesejahteraan sosial dan upaya untuk mengembangkan kemandirian. Jangka waktu pemberian belanja bantuan sosial kepada anggota masyarakat atau kelompok masyarakat tergantung pada apakah si penerima bantuan masih memenuhi kriteriapersyaratan sebagai pihak yang berhak menerima bantuan. Apabila si penerima sudah tidak termasuk yang mempunyai resiko sosial, telah dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum maka kepada yang bersangkutan tidak dapat diberikan bantuan lagi. Mulai tahun 2005, Pemerintah menetapkan tiga strategi pembangunan, yaitu: i Pro-growth dalam rangka meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui investasi; ii Pro-job yang bertujuan agar pertumbuhan ekonomi yang tinggi menciptakan lapangan pekerjaan yang seluas- luasnya dengan menekankan investasi yang padat pekerja; dan iii Pro-poor agar pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi jumlah penduduk miskin sebesar-besarnya, melalui penyempurnaan sistem perlindungan sosial, meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar, dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Salah satu program Pemerintah yakni pro-poor dilakukan dengan menggunakan instrumen empat klaster program penanggulangan kemiskinan, yang didalamnya mencakup program-program prioritas bantuan sosial, yaitu: a. Klaster I Bantuan dan Perlindungan Sosial Kelompok Sasaran  Program Keluarga Harapan PKH Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan sekaligus pengembangan kebijakan di bidang perlindungan sosial, sejak tahun 2007 Pemerintah melaksanakan Program Keluarga Harapan PKH. Program serupa telah dilaksanakan dan cukup berhasil di beberapa negara yang dikenal dengan Conditional Cash Transfers CCT atau bantuan tunai bersyarat. Program Keluarga Harapan PKH adalah program yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin RTSM yang telah ditetapkan sebagai peserta PKH dan diwajibkan memenuhi persyaratan dan komitmen yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas SDM, yaitu pendidikan dan kesehatan. Persyaratan peserta PKH yaitu: i pemeriksaan kandungan bagi ibu hamil; ii pemeriksaan kesehatan; iii pemberian asupan gizi dan imunisasi anak balita; dan iv kewajiban menyekolahkan anak ke SD sampai dengan SMP.Peserta PKH adalah RTSM yang memenuhi 163 DIREKTORAT P-APBN BELANJA PEMERINTAH PUSAT satubeberapa kriteria sebagai berikut: i ibu hamilnifas; ii anak balita anak usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan SD; dan iii anak usia SD dan SLTP serta anak usia 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar. Tujuan dari PKH adalah: i meningkatkan status sosial ekonomi RTSM; ii meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, anak balita dan anak usia 5-7 tahun yang belum masuk sekolah dasar dari RTSM; iii meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi anak-anak RTSM; dan iv meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM. Besaran nilai bantuan PKH bagi RTSM per tahun yaitu: i bantuan tetap untuk RTSM Rp200 ribu; ii untuk ibu hamilnifas dan memiliki anak balita Rp800 ribu; iii untuk RTSM yang memiliki anak usia SDMI Rp400 ribu; iv untuk RTSM yang memiliki anak usia SMPMTs Rp800 ribu. Sehingga bantuan minimum per RTSM sebesar Rp600 ribu dan bantuan maksimum per RTSM sebesar Rp2.200 ribu memiliki 3 orang anak, sedangkan bantuan disalurkan empat kali pembayaran dalam satu tahun.  Bantuan Operasional Sekolah BOS Program BOS merupakan realisasi dari Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional UUSPN yaitu Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang mulai berlaku pada tanggal diundangkan yaitu pada tanggal 8 Juli 2003. Isi UUSPN ini mengacu pada Konvensi Internasional bidang Pendidikan yang dilaksanakan di Dakkar, Senegal, Afrika, Tahun 2000 yang menyatakan bahwa semua negara diwajibkan memberikan pendidikan dasar yang bermutu secara gratis kepada semua warga negaranya. Dalam Bab VIII mengenai Wajib Belajar Pasal 34 UUSPN dinyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Inilah yang menjadi tujuan dari program BOS yaitu membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan beban siswa lain agar semua siswa memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Wajar Dikdas 9 Tahun. Program BOS pada awalnya dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, namun sejak tahun ajaran 20072008, pengelolaan program BOS dilakukan secara terpisah antara Kemendikbud dan Kementerian Agama. Kemendikbud bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan program dan penyaluran dana ke sekolah SDSDLBSMPSMPLBSMPT baik negeri maupun swasta, sementara Kemenag bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan program dan penyaluran dana ke MIMTsSalafiyahSekolah keagamaan lainnya. Program BOS diperuntukkan untuk biaya operasional nonpersonil yaitu: penunjang Kegiatan Belajar Mengajar KBM, evaluasipenilaian, perawatanpemeliharaan, daya dan jasa, pembinaan kesiswaan, rumah tangga sekolah, dan supervisi, serta sebagian untuk biaya 164 DIREKTORAT P-APBN BELANJA PEMERINTAH PUSAT pengembangan profesi guru personil dan buku perpustakan investasi. Tujuan umum program BOS adalah dalam rangka meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Sedangkan tujuan khususnya yaitu: i membebaskan seluruh siswa SDMI negeri dan SMPMTs negeri terhadap biaya operasional sekolah, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf internasional RSBI dan sekolah bertaraf internasional SBI; ii membebaskan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun sekolah swasta; dan iii meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa SDMI dan SMPMTs swasta.  Bantuan SiswaMahasiswa Miskin Bantuan SiswaMahasiswa Miskin BSM adalah bantuan yang diberikan kepada siswa dari keluarga kurang mampu untuk dapat melakukan kegiatan belajar di sekolah. Bantuan ini memberi peluang bagi siswa untuk mengikuti pendidikan di level yang lebih tinggi. Selain itu, bertujuan untuk mengurangi jumlah siswa putus sekolah akibat permasalahan biaya pendidikan. Kebijakan Bantuan SiswaMahasiswa Miskin adalah bersifat bantuan bukan beasiswa, karena jika beasiswa bukan berdasarkan kemiskinan tetapi prestasi. Sementara bagi siswa miskin di jenjang pendidikan menengah atas pemerintah menyiapkan bantuan khusus murid miskin di jenjang SMA dan bantuan beasiswa untuk siswa miskin pada jenjang SMK. Di jenjang pendidikan tinggi, program beasiswa bagi anak kurang mampu juga digulirkan pemerintah dengan nama bantuan belajar mahasiswa miskin ber-IPK 2,5, dan beasiswa bidik misi. Bidik misi bertujuan untuk meningkatkan akses dan kesempatan belajar di perguruan tinggi bagi peserta didik yang berpotensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi.  Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah hasil suatu perkembangan kebijakan dimana pada tahun 2004 program ini disebut sebagai Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Gratis yang kemudian berubah menjadi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Askeskin pada Januari 2005 dan pada akhirnya berubah menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas pada tahun 2008.Tujuan dari program Jamkesmas adalah untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan seluruh masyarakat miskin sehingga masyarakat miskin dapat memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar, berdasarkan penjelasan tersebut jelaslah bahwa program Jamkesmas ditujukan kepada seluruh masyarakat sangat miskin, miskin, dan mendekati miskin. Hal ini sesuai dengan Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, yang mengatakan bahwa kesehatan adalah investasi, hak