Dasar Hukum APBN PENDAHULUAN

DIREKTORAT P-APBN 13 PENDAHULUAN Tabel 1.2 APBN dalam Format T-account dan I-account Sejak tahun anggaran 2005, sejalan dengan UU No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pemerintah mulai menjalankan format Belanja Negara khususnya Belanja Pemerintah Pusat yang mengacu kepada kaidah-kaidah yang berlaku secara internasional. Sebelumnya, pemerintah menggunakan anggaran “dual budgeting” di mana dipisahkan antara Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan. Salah satu tujuannya adalah untuk menekankan pentingnya pembangunan, namun dalam pelaksanaannya ditemui beberapa kelemahan antara lain : 1 kurang jelasnya pemisahan antara belanja rutin dan belanja pembangunan yang menyebabkan terjadinya duplikasi belanja; 2 kurang efisien dalam penyusunan belanja karena untuk satu jenis belanja terdapat akun untuk belanja rutin dan akun untuk belanja pembangunan; dan juga kesulitan dalam mengaitkan outputoutcome dengan penganggaran organisasi terutama untuk belanja pembangunan, mengingat proyek sifatnya sementara dan keberlanjutan tanggung jawab atas asset serta kewajiban dari suatu proyek yang sudah selesai masih kurang jelas. Maka mulai tahun 2005 digunakan “unified budgeting”, di mana tidak ada lagi pemisahan antara belanja rutin dan belanja pembangunan. Belanja Pemerintah Pusat terdiri atas 8 jenis belanja, yaitu : Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembayaran Bunga Utang, Subsidi, Belanja Hibah, Bantuan Sosial dan Belanja Lain-lain. Beberapa perubahan dalam belanja yang cukup signifikan A. Penerim aan Dalam Negeri A. Belanja Rut in A. Pendapat an Negara dan Hibah 1. Penerim aan M igas 1. Belanja Pegaw ai I. Penerim aan Dalam Negeri - M inyak Bumi 2. Belanja Barang 1. Penerim aan Perpajakan - Gas Alam 3. Belanja Rut in Daerah 2. PNBP 4. Bunga dan Cicilan hut ang II. Penerim aan Hibah 2. Penerim aan Bukan M igas 5. Pengeluaran Rut in Lainnya - PPh B. Nelanja Negara - PPN I. Belanja Pem erint ah Pusat - Bea M asuk 1. Belanja Pegaw ai - Cukai

2. Belanja Barang

- Pajak Ekspor 3. Belanja M odal - PBB dan BPHTB 4. Pem bayaran Bunga Ut ang - Pajak Lainnya

5. Subsidi

- PNBP

6. Belanja Hibah

7. Bant uan Sosial B. Penerim aan Pem bangunan B. Belanja Pem bangunan 8. Belanja Lain-lain 1. Pinjam an Program 1. Pem bangunan Rupiah 2. Pinjam an Proyek 2. Pem bangunan Proyek II. Transf er ke Daerah 1. Dana Perim bangan 2. Dana Ot onom i Khusus dan Penyesuaian C. Keseimbangan Primer D. Surplus Defisit Pem bayaran E. Pem biayaan TOTAL TOTAL APBN APBN PENERIM AAN NEGARA BELANJA NEGARA FORM AT BARU Format T-account Format I-account DIREKTORAT P-APBN 14 PENDAHULUAN antara lain : gajiupah proyek yang sebelumnya merupakan belanja pembangunan maka diklasifikasikan sebagai Belanja Pegawai; Pengeluaran Pembangunan diklasifikasikan lagi menjadi Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, dan Belanja Lain-lain sesuai dengan belanjanya; belanja-belanja yang sifatnya mengandung nama “lain-lain” dan tersebar pada hampir semua pos belanja diklasifikasikan sebagai Belanja Lain-lain. Konversi jenis belanja lengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.4. Dengan perubahan-perubahan tersebut diharapkan juga peningkatan efisiensi anggaran dengan tidak adanya lagi belanja yang tumpang tindih duplikasi belanja. Tabel 1.3 Format T-account dan I-account APBN

1.5.2 Postur APBN

Penyusunan postur APBN dimulai dari pemerintah terlebih dahulu menetapkan parameter asumsi dasar makro ekonomi, yang terdiri atas enam 6 parameter yaitu : i pertumbuhan ekonomi ; ii Tingkat inflasi yoy; iii Nilai tukar atau kurs US terhadap Rupiah RpUS; iv Tingkat suku bunga SPN 3 bulan; v Harga minyak dunia ICP USbarrel; dan vi Lifting minyak ribu barel hari. Setelah ditetapkannya asumsi dasar makro ekonomi tersebut, barulah diproyeksikan besaran komponen-komponen lainnya yang merupakan postur APBN, yang terbagi atas tiga 3 kelompok besar : i Pendapatan Negara dan Hibah; ii Belanja Negara; dan iii Pembiayaan. Besaran komponen-komponen tersebut disesuaikan dengan kebijakan umum pemerintah dalam A. PEN DAPATAN NEGARA DAN HI BAH A. PEN DAPATAN NEGARA DAN HI BAH I . Pene rim a an Da la m N ege ri I . Pene rim a an Da lam N ege ri 1 . Pene rim a an Perpa ja ka n 1 . Pener im aa n Pe rpa ja ka n 2 . Pene rim a an Nega ra Buk an Paj ak 2 . Pener im aa n N ega ra Buka n Pa ja k I I . Pene rim a an Hibah I I . Pene rim a an Hibah B. BELANJA NEGARA B. BELANJA NEGARA I . Bela nj a Pe m e rint a h Pusat I . Bela nj a Pe m e rint a h Pusat 1 . Pengeluaran Rut in 1 . Belanj a Pegaw ai

a. Belanj a Pega w a i 2 . Belanj a Bara ng

3 . Belanj a Modal b. Belanj a Bara ng 4 . Pem bay aran Bunga Ut a ng c. Pem baya ran Bunga Ut a ng 5 . Subsidi d. Subsidi 6 . Belanj a Hibah e. Penge lua ran Rut in La innya 7 . Bant uan Sosial 2 . Pengeluaran pe m bangunan 8 . Belanj a lain- lain I I . Bela nj a Unt uk Da erah I I . Bela nj a Unt uk Da erah 1 . Dana Pe rim ba ngan 1 . Da na Perim bangan 2 . Dana Ot onom i Khusus da n Pe nyesuaian 2 . Da na Ot onom i Khusus dan Pe nye sua ian C. Keseim bangan Prim er

C. Keseim bangan Prim er D. Surplus Defisit Anggara n

D. Surplus Defisit Anggar an E. Pe m bia yaa n

E. Pe m biayaa n KON VERSI BELAN JA NEGARA MEN URUT JENI S BELANJA DALAM I - ACCOUNT

FORMAT LAMA FORMAT BARU