Subsidi Pupuk Subsidi Pengertian subsidi

152 DIREKTORAT P-APBN BELANJA PEMERINTAH PUSAT T = Tarif P = Kebijakan Pemerintah b. PSO Kereta Api PSO = JTD x BP– T + P Keterangan: JTD : Jumlah Tempat Duduk BP : Biaya Pokok T : Tarif P : Kebijakan Pemerintah

c. PSO PT Posindo PSO =

∑ n BPP – T Volume + P Keterangan : n : jenis layanan yang disubsidi surat, warkatpos, kartupos, paketpos, weselpos, meterai, akta agraria BPP : biaya pokok produksi T : tarif P : kebijakan pemerintah

d. PSO LKBN Antara PSO =

∑ n BPP – T Volume + P Keterangan : n : jenis layanan yang disubsidi berita, teks, gambar BPP : biaya pokok produksi T : tarif P : kebijakan pemerintah Stakeholder yang terkait dengan subsidibantuan PSO: a. Kementerian Pehubungan; b. Kementerian Kominfo; c. PT Pelni d. PT Kereta Api e. PT Posindo 153 DIREKTORAT P-APBN BELANJA PEMERINTAH PUSAT 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 LKPP Unaudited 2012 APBN-P Subsidi PSO 700.7 934.6 1,795.0 1,025.0 1,729.1 1,339.4 1,373.9 1,833.9 2,151.4 thd Belanja Subsidi 0.8 0.8 1.7 0.7 0.6 1.0 0.7 0.6 0.9 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 0.0 300.0 600.0 900.0 1,200.0 1,500.0 1,800.0 2,100.0 2,400.0 R p M il i a r Perkembangan Subsidi PSO, 2004-2012 Gr afik 5.14. Per kem bangan Subsidi PSO Tahun 2004-2012 f. LKBN Antara g. Kementerian Keuangan: Badan Kebijakan Fiskal dan Direktorat Jenderal Anggaran.

5.6.5.7 Subsidi Bunga Kredit Program

Sementara itu, dalam rangka membantu masyarakat pada sektor perkreditan perbankan, pemerintah selama periode 2005-2009 juga menyalurkan subsidi yang disediakan untuk meringankan beban bunga pada beberapa program antara lain; menutup selisih antara bunga pasar dengan bunga yang ditetapkan lebih rendah oleh pemerintah untuk berbagai skim kredit program seperti Kredit Ketahanan Pangan dan Energi KKP-E, Pemilikan Rumah Sederhana KPRS dan Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana KPRSS, termasuk beban resiko risk sharing bagi kredit yang tidak dapat ditagih kembali default. Kenaikan realisasi anggaran yang sangat signifikan tersebut disebabkan adanya peningkatan yang sangat tajam dalam realisasi subsidi Kredit Pemilikan Rumah Sederhana KPRS dan Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana KPRSS dalam rangka program pemerintah untuk membangun rumah susunapartemen bersubsidi baik rusunawa ataupun rusunami. Selain itu, dalam perkembangannya pada tahun 2007 sampai dengan 2009 pemerintah memberikan penambahan realisasi dan jenis subsidi bunga kredit program antara lain: i subsidi bunga kredit program untuk usaha bahan bakar nabati biofuel sebagai salah satu upaya untuk 154 DIREKTORAT P-APBN BELANJA PEMERINTAH PUSAT mendukung program diversifikasi energi; ii subsidi bunga bagi pengusaha NAD; iii imbal jasa atas kredit usaha rakyat KUR; iv kredit program pada sektor peternakan dan resi gudang; serta v subsidi bunga dalam rangka penyediaan air bersih. Khusus untuk subsidi bunga dalam rangka penyediaan air bersih merupakan kebijakan dalam program stimulus fiskal tahun 2009. Subsidi bunga kredit program dirumuskan: SBKP = KLBI + KKP-E + RS + KPEN-RP + KPP NAD + IJPKUR + KUPS+S-SRG Rumus yang lebih detil adalah sebagai berikut: - KLBI : subsidi bunga eks skim KLBI, dirumuskan KLBI = SBI- 6,5OsKKPA+SBI- 3,75OsPIR+SBI-3,0OsKPRS1212 Keterangan: SBI : tingkat suku bunga SBI 3 bulan OsKKPA : outstanding KKPA OsPIR : outstanding PIR OsKPRS : outstanding KPRS - KKP-E : subsidi bunga kredit ketahanan pangan dan energi untuk non-tebu, dirumuskan KKP-E = LPS+65-BPOsKKPEPlf Keterangan: LPS : Bunga yang dijaminkan oleh LPS BP : Bunga yang dibayarkan debitur Outs KKPE : Outstanding Rata-rata Plf : Plafon kredit yang diberikan subsidi - RS : risk sharing KKP-E bagian pemerintah, dirumuskan RS-KKPE= OsKKP-E DRRS Keterangan: OsKKP-E : Persentase outstanding KKP-E DR : Default Risk RS : Risk Sharing - KPEN-RP : subsidi bunga kredit pengembangan energi nabati dan revitalisasi perkebunan, dirumuskan: KPEN-RP = LPS+5-BPOs KPEN-RPPlf Keterangan: LPS : Bunga yang dijaminkan oleh LPS BP : Bunga yang dibayarkan debitur Plf : Plafon kredit yang diberikan subsidi