150
DIREKTORAT P-APBN BELANJA PEMERINTAH PUSAT
5.6.5.5 Subsidi Benih
Subsidi benih adalah subsidi untuk pengadaan benih unggul padi, kedelai, jagung, dan ikan. Tujuan utama pemberian subsidi benih adalah agar petani bisa mendapatkan benih berkualitas
dengan harga yang terjangkau. Dengan ketersediaan benih berkualitas maka produksi pertanian diharapkan dapat meningkat. Subsidi ini disalurkan melalui perusahaan negara penyedia benih,
yaitu PT Sang Hyang Seri Persero, PT Pertani Persero, dan Penangkar Swasta dalam koordinasi PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani, serta Unit Pelaksana Teknis UPT Pusat di
lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan. Untuk TA. 2009, subsidi benih ikan dialihkan ke anggaran Departemen Kelautan dan Perikanan.
Perhitungan subsidi benih berdasarkan selisih antara harga pokok produksi HPP dengan harga eceran tertinggi HET dikalikan dengan volume benih bersubsidi.
Perhitungan subsidi benih: Subidi benih = HPP – HP Volume
Keterangan : n
: jenis benih padi, jagung, kedelai, udang, nila, patin, dll HPP : harga pokok penjualan
HP : harga penyerahanharga jual Parameter yang digunakan dalam subsidi benih:
a. Harga eceran tertinggi HET benih bersubsidi b. Harga pokok produksi HPP benih bersubsidi
c. Volume benih bersubsidi
Stakeholder yang terkait dengan subsidi benih:
a. Kementerian Pertanian b. PT Sang Hyang Seri Persero
c. PT Pertani Persero d. Departemen Kelautan dan Perikanan
e. Kementerian Keuangan: Badan Kebijakan Fiskal dan Direktorat Jenderal Anggaran
151
DIREKTORAT P-APBN BELANJA PEMERINTAH PUSAT
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 2011
LKPP Unaudite
d 2012
APBN-P Subsidi Benih
2.3 -
76.2 147.8
131.1 479.0
985.2 1,597.2
2,177.5 96.9
129.5 thd Belanja Subsidi
0.0 -
0.1 0.1
0.1 0.3
0.4 1.2
1.1 0.0
0.1 0.0
0.2 0.4
0.6 0.8
1.0 1.2
1.4
0.0 300.0
600.0 900.0
1,200.0 1,500.0
1,800.0 2,100.0
2,400.0
R p
M il
ia r
Perkembangan Subsidi Benih, 2002-2012 Gr afik 5.13.
Perkembangan Subsidi Benih Tahun 2002-2012
5.6.5.7 SubsidiBantuan PSO
Sementara itu, dalam rangka memenuhi kewajiban pemerintah dalam penyelenggaraan layanan publik. Pemerintah dapat menggunakan BUMN dalam rangka menyediakan barang dan jasa
kepada masyarakat. Menurut Undang-Undang No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara,
pemerintah dapat
memberikan penugasan
khusus kepada
BUMN untuk
menyelenggarakan fungsi pelayanan umum dengan tetap memperhatikan maksud dan tujuan kegiatan BUMN. Apabila penugasan tersebut menurut kajian secara finansial tidak fisibel,
pemerintah diwajibkan untuk memberikan kompensasi finansial kepada BUMN-BUMN yang diberikan tugas untuk menjalankan pelayanan umum public service obligation, PSO, seperti PT
Kereta Api Persero untuk tugas layanan jasa angkutan kereta api kelas ekonomi, PT Pos Indonesia Persero untuk tugas layanan jasa pos pada kantor cabang luar kota dan daerah
terpencil, PT Pelayaran Nasional Indonesia Persero untuk tugas layanan jasa angkutan laut kelas ekonomi.
Perhitungan subsidibantuan PSO: a. PSO PT Pelni
PSO = PMS x BP – T + P
Keterangan: PMS = Passenger Miles Product PMP x Load Factor .
PMP = Jarak x Kapasitas x Voyage BP = Biaya Pokok
152
DIREKTORAT P-APBN BELANJA PEMERINTAH PUSAT
T = Tarif P = Kebijakan Pemerintah
b. PSO Kereta Api PSO = JTD x BP– T + P
Keterangan: JTD : Jumlah Tempat Duduk
BP : Biaya Pokok T : Tarif
P : Kebijakan Pemerintah
c. PSO PT Posindo PSO =
∑
n
BPP – T Volume + P
Keterangan : n : jenis layanan yang disubsidi surat, warkatpos, kartupos, paketpos, weselpos, meterai,
akta agraria BPP : biaya pokok produksi
T : tarif P : kebijakan pemerintah
d. PSO LKBN Antara PSO =
∑
n
BPP – T Volume + P
Keterangan : n : jenis layanan yang disubsidi berita, teks, gambar
BPP : biaya pokok produksi T : tarif
P : kebijakan pemerintah
Stakeholder yang terkait dengan subsidibantuan PSO:
a. Kementerian Pehubungan; b. Kementerian Kominfo;
c. PT Pelni d. PT Kereta Api
e. PT Posindo