Belanja operasional dan nonoperasional

204 DIREKTORAT P-APBN BELANJA PEMERINTAH PUSAT meningkat menjadi Rp266,9 triliun pada tahun 2011. Alokasi anggaran pendidikan melalui belanja Pemerintah Pusat meningkat dari Rp90,6 triliun menjadi Rp105,4 triliun. Alokasi anggaran pendidikan pada Pemerintah Pusat digunakan antara lain untuk bantuan operasional sekolah BOS, penyediaan beasiswa untuk siswamahasiswa kurang mampu, rehabilitasi ruang kelas, pembangunan unit sekolah baru dan ruang kelas baru, serta pembangunan prasarana pendukung dan pemberian tunjangan profesi guru. Alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah antara lain terdiri dari bagian anggaran yang dialokasikan pada DBH, DAU, DAK, Dana Otsus dan Dana Penyesuaian. Bagian anggaran pendidikan dalam DBH terdiri atas bagian DBH pertambangan minyak bumi dan gas bumi. Penghitungan DBH pendidikan tersebut berdasarkan pasal 20 ayat 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004. Bagian anggaran pendidikan dalam DAU terdiri atas DAU untuk gaji pendidik dan DAU untuk non gaji. Bagian anggaran pendidikan dalam DAK ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara Pemerintah dengan DPR. Bagian anggaran pendidikan dalam otonomi khusus dihitung berdasarkan pasal 36 ayat 2 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua dan pasal 182 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Bagian anggaran pendidikan dalam dana penyesuaian antara lain terdiri atas tunjangan profesi guru, dana tambahan penghasilan guru Pegawai Negeri Sipil Daerah PNSD, dan bantuan operasional sekolah BOS yang penghitungannya bersumber dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta dana insentif daerah yang penggunaannya ditujukan terutama untuk pelaksanaan fungsi pendidikan yang dialokasikan kepada daerah dengan mempertimbangkan kriteria tertentu. Dari tahun 2009-2011, alokasi anggaran pendidikan pada transfer ke daerah juga mengalami perkembangan yang sangat signifikan, yaitu dari Rp117,7 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp157,0 triliun pada tahun 2011. Alokasi anggaran tersebut sebagian besar disalurkan melalui DAU sebesar 69,8 persen; dana penyesuaian sebesar 21,2 persen, DAK sebesar 6,6 persen, Dana Otsus sebesar 1,8 persen dan sisanya DBH sebesar 0,5 persen. Pengalokasian anggaran untuk BOS melalui transfer ke daerah dilakukan mulai tahun 2011, yang sebelumnya dialokasikan melalui belanja Pemerintah Pusat. Anggaran pendidikan pada transfer ke daerah tersebut antara lain digunakan untuk membayar tunjangan profesi guru dan dosen yang memiliki sertifikat pendidik, dana tambahan penghasilan guru PNSD bagi guru yang belum mendapat tunjangan profesi, penyaluran BOS, peningkatan wajib belajar sembilan tahun dan rehabilitasi ruang kelas. Selanjutnya, anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan yang selanjutnya disebut dana pengembangan pendidikan nasional DPPN terdiri atas dana abadi endowment funds pendidikan dan dana cadangan pendidikan, dimana dana tersebut dikelola oleh BLU bidang pendidikan yaitu 205 DIREKTORAT P-APBN BELANJA PEMERINTAH PUSAT Lembaga Pengelola Dana Pendidikan LPDP yang merupakan satker dari Kementerian Keuangan. Endowment Fund adalah Dana Pengembangan Pendidikan Nasional yang dialokasikan dalam APBN danatau APBN-P yang bertujuan untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antargenerasi intergenerational equity. Sedangkan Dana Cadangan Pendidikan adalah Dana Pengembangan Pendidikan Nasional yang dialokasikan dalam APBN danatau APBN-P untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam. Pengelolaan DPPN tersebut diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor: 238PMK.052010 tentang Tata Cara Penyediaan, Pencairan, Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Endowment Fund dan Dana Cadangan Pendidikan. Penyediaan DPPN ini dimulai tahun 2010 sebesar Rp1,0 triliun, kemudian tahun 2011 sebesar Rp2,6 triliun, dan tahun 2012 sebesar Rp7,0 triliun, sehingga total dana pokok DPPN yang bersumber dari APBN sampai dengan tahun 2012 berjumlah Rp10,6 triliun Pada tahun 2012, anggaran pendidikan diarahkan untuk mencapai tema prioritas bidang pendidikan yaitu peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan karakter bangsa yang kuat. Pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan: 1 menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan dan 2 menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. Kebijakan bidang pendidikan pada tahun 2012 diarahkan pada: 1. peningkatan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang merata; 2. peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan menengah, 3. peningkatan kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi, 4. peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru dan tenaga kependidikan, 5. peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan anak usia dini, pendidikan non-formal dan informal, 6. pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional, 7. pemantapan pendidikan karakter bangsa, 8. peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan, dan 9. peningkatan budaya gemar membaca dan layanan perpustakaan. Demi terwujudnya tema prioritas bidang pendidikan tersebut, maka alokasi anggaran pendidikan yang ditetapkan dalam APBN-P 2012 adalah sebesar Rp310,8 triliun 20,2 persen, yang terdiri dari anggaran pendidikan melalui belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp117,2 triliun; anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah sebesar Rp186,6 triliun dan anggaran pendidikan melalui 206 DIREKTORAT P-APBN BELANJA PEMERINTAH PUSAT pengeluaran pembiayaan sebesar Rp7,0 triliun. Adapun perkembangan anggaran pendidikan tahun 2009 – 2012 dapat dilihat pada tabel berikut:

5.11 Perkembangan Belanja Kementerian Lembaga

Pada tabel 5.20 dapat dilihat perbandingan antara pagu yang dialokasikan untuk tiap KL pagu APBN-P dengan realisasi belanja KL dari Laporan Keuangan Pemerintah Pusat LKPP. Secara total realisasi belanjapenyerapan KL selalu lebih kecil daripada pagu yang dianggarkan, pada tahun 2009 sebesar 97,5, tahun 2010 sebesar 90,9 dan tahun 2011 sebesar 90,5. Sedangkan tahun 2012 sebesar 89, tetapi angka realisasi tersebut masih memakai angka realisasi sementara.

1. 90.63 2,2 96 .4 80,3 1 05.35 6,4 1 17.23 2,5

A. 88.904,7 96.480,3 105.356,4 117.232,5 a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 62.090,7 62.955,2 67.344,1 77.179,8 b. Kementerian Agama 23.711,8 26.524,5 30.363,2 33.485,3 c. Kementerian Negara Lembaga lainnya 3.102,2 7.000,5 7.649,0 6.567,4 B. Bagian Anggaran 999 1.727,5 - - - 2. Anggar an Pendidikan melalui Tr ansfer Ke Daer ah 1 17.65 4,4 127 .7 49,0 1 58.96 6,5 1 86.61 5,4 a. Bagian Anggaran Pendidikan yang diper kirakan dalam DBH 609,7 748,5 882,4 991,6 b. DAK Pendidikan 9.334,9 9.334,9 10.041,3 10.041,3 c. Bagian Anggaran Pendidikan yang diper kirakan dalam DAU 97.982,8 95.923,1 104.289,8 113.855,5 d. Tambahan Penghasilan Gur u PNSD 7.490,0 5.800,0 3.696,2 2.898,9 e. Tunjangan Pr ofesi gur u - 10.994,9 18.537,7 30.559,8 f. Bagian Anggaran Pendidikan yang diper kirakan dalam Otsus 2.237,0 2.309,9 2.706,4 3.285,8 g. Dana insentif daerah 1.387,8 1.387,8 1.387,8 h. Dana per cepatan pembangunan inf rast rukt ur pendidikan 1.250,0 - - i. Bant uan Operasional Sekolah - - 16.812,0 23.594,8 j. - 613,0 - 3. Anggar an Pendidikan melalui Pengeluar an Pembiayaan - 1 .0 00,0 2.61 7,7 7.00 0,0 4. Anggar an Pendidikan 1 + 2 + 3 2 08.28 6,6 225 .2 29,3 2 66.94 0,6 3 10.84 7,9

5. T otal Belanja Negar a 1.00 0.843 ,9

1.126 .1 46,5 1.320 .7 51,3 1 .5 48.31 0,4 2 0,8 20,0 2 0,2 2 0,1 200 9 201 0 201 1 2 012 miliar rupiah Komponen Anggar an Pendidikan Anggar an Pendidikan melalui Belanja Pemer intah Pusat Anggar an Pendidik an Pada Kementerian Negar a Lembaga Dana per cepatan pembangunan inf rast rukt ur daerah DPPI D pendidikan Rasio Anggar an Pendidikan 4 : 5 X 10 0 T abel 5.20 Perkembangan Anggar an Pendidikan 2009-2012 miliar r upiah