254
DIREKTORAT P-APBN PEMBIAYAAN ANGGARAN
7.3.3 Investasi Pemerintah
Latar Belakang: Dalam rangka pelaksanaan tugas memajukan kesejahteraan umum, pemerintah perlu
mendorong pertumbuhan ekonomi guna menciptakan kegiatan ekonomi yang produktif dan lapangan kerja;
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut, Pemerintah dapat melakukan investasi jangka panjang guna memperoleh manfaat ekonomi, sosial danatau manfaat lainnya;
Investasi dimaksud harus dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh, dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat banyak;
Ruang Lingkup Investasi Pemerintah: Investasi Surat Berharga meliputi pembelian saham dan pembelian surang utang.
Investasi Langsung meliputi:
- penyertaan modal, dan - pemberian pinjaman.
Investasi langsung dapat dilakukan dengan cara - Kerjasama antara Badan Investasi Pemerintah dengan Badan Usaha, BLU dengan pola
kerjasama antara Pemerintah dengan swasta public private partnershipPPP. - Kerjasama antara Badan Investasi Pemerintah dengan Badan Usaha, BLU, Pemerintah
PropinsiKabupatenKota, BLUD, badan hukum asing Non-public private partnershipPPP Investasi langsung yang dimaksud di atas meliputi bidang infrastruktur sedangkan pada bidang
lainnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Kebijakan Umum Investasi Pemerintah:
Kegiatan Investasi Pemerintah merupakan bagian dari pelaksanaan fungsi pelayanan publik; Investasi Pemerintah dalam bentuk portofolio dilakukan sepanjang kondisi APBN
memungkinkan Kegiatan investasi pemerintah, terutama yang menyangkut penyediaan infrastruktur, dapat
dilakukan dengan pola kemitraan antara pemerintah dan masyarakat PPP;Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat tersebut dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip: adil, transparan,
akuntabilitas, persaingan yang sehat, dan saling menguntungkan; Dalam penyediaan infrastruktur berbasis PPP dilakukan pembagian risiko risk sharing sesuai
dengan porsinya masing-masing. Sumber dana Investasi Pemerintah:
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; keuntungan investasi terdahulu;
danabarang amanat pihak lain yang dikelola oleh Badan Investasi Pemerintah; danatau
255
DIREKTORAT P-APBN PEMBIAYAAN ANGGARAN
sumber-sumber lainnya yang sah.
7.3.4 Penyertaan Modal Negara PMN:
Pengertian PMN: PP No. 44 Tahun 2005 Pasal 1 angka 7.
Penyertaan Modal Negara adalah pemisahan kekayaan negara dari APBN atau penetapan cadangan perusahaan atau sumber lain untuk dijadikan sebagai modal BUMN danatau
Perseroan Terbatas lainnya, dan dikelola secara korporasi Pasal 1 angka 7, PP No. 44 Tahun 2005.
PP No. 6 Tahun 2006 Pasal 1 angka 19 Penyertaan modal pemerintah pusatdaerah adalah pengalihan kepemilikan barang milik
negaradaerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modalsaham negara atau daerah pada badan
usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara. Tujuan PMN:
Mewujudkan kesejahteraan umum masyarakat Menyelamatkan perekonomian nasional
Memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha BUMN dan Perseroan
Terbatas Ruang Lingkup PMN:
Pendirian BUMN atau Perseroan Terbatas PMN pada Perseroan Terbatas yang didalamnya belum terdapat saham milik negara
PMN pada BUMN atau Perseroan Terbatas yang didalamnya telah terdapat saham milik
negara Bentuk-bentuk PMN:
Tunai, Pemerintah memberikan sejumlah uang kepada BUMN Konversi piutang Pemerintah. Pemerintah mengkonversi utang BUMN kepada Pemerintah
menjadi PMN Hibah sahamaset dari pihak lain. Pemerintah mendapat hibah sahamaset dari pihak lain
untuk mendirikan BUMN baru atau perpindahan kepemilikan perusahaan dari pihak ketiga menjadi milik Pemerintah
Sumber Dana PMN: APBN
256
DIREKTORAT P-APBN PEMBIAYAAN ANGGARAN
- Dana segar - Proyek-proyek yang dibiayai dari APBN
- Piutang negara pada BUMN atau PT - Asset-aset negara lainnya
Kapitalisasi Cadangan Sumber Lainnya
- Keuntungan revaluasi aset - Agio Saham
Tata Cara PenambahanPenyertaan Modal Negara: PMN diusulkan oleh Menteri Keuangan kepada Presiden disertai dengan dasar pertimbangan
setelah dikaji bersama dengan Menteri BUMN dan Menteri Teknis Rencana PMN tersebut dapat dilakukan atas inisiatif Menteri Keuangan, Menteri BUMN, atau
Menteri Teknis Apabila berdasarkan hasil pengkajian, menyatakan rencana PMN tersebut layak dilakukan,
maka Menteri Keuangan menyampaikan usul PMN dimaksud kepada Presiden untuk mendapatkan persetujuan
Penetapan PMN: Setiap PMN atau Penambahan PMN ke dalam BUMN dan Perseroan Terbatas yang dananya
berasal dari APBN ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Setiap penambahan PMN ke dalam BUMN dan Perseroan Terbatas yang berasal dari
kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya ditetapkan dengan Keputusan RUPS untuk Persero dan PT, dan Keputusan menteri BUMN untuk Perum.
Berikut daftar BUMN Penerima PMN dari Tahun 2006 sampai dengan 2012:
Tabel 7.6 BUMN penerima PMN pada Tahun 2006
No. BUM N
Nilai PM N Rpjuta Jenis PM N
1 PERUM DAM RI
5.385,00 AT
2 PERUM PPD
40.000,00 FM
3 PT DIRGANTARA INDONESIA PERSERO
40.000,00 FM
4 PT GARUDA INDONESIA PERSERO
500.000,00 FM
5 PT KERETA API INDONESIA PERSERO
140.000,00 FM
6 PT KERTAS KRAFT ACEH PERSERO
250.000,00 FM
7 PT KERTAS LECES PERSERO
100.000,00 FM
8 PT KLIRING BERJANGKA INDONESIA PERSERO
82.000,00 FM
9 PT M ERPATI NUSANTARA AIRLINES PERSERO
450.000,00 FM
10 PT PERIKANAN NASIONAL PERSERO
100.000,00 FM