{ "Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
{ "Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau pun miskin, maka Allah lebih mengetahui kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha-mengetahui segala apa yang kamu kerjakan." (QS. An-Nisaa': 135).
Demikian juga dalam surat al-Baqarah ini, Allah Ta’ala berfirman {
} "Dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan kesaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya. Dan Allah SWT Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan."
Kepunyaan Allah -lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. 2:284)
Allah memberitahukan, bahwa Dialah yang memiliki kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya. Dan Dia selalu memantau segala sesuatu yang Allah memberitahukan, bahwa Dialah yang memiliki kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya. Dan Dia selalu memantau segala sesuatu yang
Selain itu Dia juga memberitahukan bahwasanya Dia akan menghisab hamba- hamba-Nya atas segala perbuatan yang telah mereka kerjakan dan apa yang telah mereka sembunyikan dalam hati mereka. Sebagaimana firman Allah SWT:
"Katakanlah: 'Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu memperlihatkannya, pasti Allah SWT mengetahui. 'Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah SWT Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Ali Imran: 29). Dan firman-Nya: {
} "Sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi." (QS. Thaahaa :7). Ayat-ayat al- Qur-an yang membahas hal tersebut sangat banyak sekali.
Allah SWT telah memberitahu dalam ayat ini, bahwa Dia bukan saja mengetahui, tetapi juga menghisab semua itu. Oleh karena itu, turunnya ayat ini, terasa sangat memberatkan para Sahabat. Mereka merasa takut darinya dan dari muhasabah (perhitungan) Allah Ta’ala terhadap mereka atas semua perbuatan baik kecil maupun besar. Hal ini karena kedalaman iman dan keyakinan mereka.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra , ia menceritakan:
"Ketika turun kepada Rasulullah SAW ayat (berikut): 'Kepunyaan Allah SWT segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu menampakkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan denganmu tentang perbuatan kamu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki pula. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu,' maka hal itu terasa sangat berat bagi para Sahabat Rasulullah SAW, lalu mereka menemui Rasulullah SAW kemudian berlutut "Ketika turun kepada Rasulullah SAW ayat (berikut): 'Kepunyaan Allah SWT segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu menampakkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan denganmu tentang perbuatan kamu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki pula. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu,' maka hal itu terasa sangat berat bagi para Sahabat Rasulullah SAW, lalu mereka menemui Rasulullah SAW kemudian berlutut
Imam Muslim juga meriwayatkan hadits senada, dari Abu Hurairah ra, dengan lafazh:
Setelah mereka melakukan hal itu, Allah Ta’ala pun menasakh ayat itu dan menurunkan firman-Nya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a),'Ya
Rabb kami, janganlah Engkau menghukum kamijika kami lupa atau kami bersalah." Allah SWT pun menjawab: "Ya." "Ya Rabb kami, janganlah Engkau beban-kan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami "Allah pun menjawab: "Ya." "Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya." Dan Allah SWT menjawab: "Ya." "Berikanlah maaf kepada kami, ampunilah kami, dan berikanlah rahmat kepada kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir. "Allah menjawab: "Ya." (HR. Muslim).
Imam Ahmad meriwayatkan dari Mujahid, ia menceritakan: "Aku pernah bertamu ke rumah Ibnu ‘Abbas ra, lalu kukatakan kepadanya: 'Wahai Abu 'Abbas, aku pernah bersama Ibnu ‘Umar ra, lalu ia membaca ayat ini dan kemudian menangis.' Ibnu ‘Abbas ra bertanya: 'Ayat apa itu?' Kujawab: 'Yaitu ayat: 'Dan jika kamu menampakkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu Imam Ahmad meriwayatkan dari Mujahid, ia menceritakan: "Aku pernah bertamu ke rumah Ibnu ‘Abbas ra, lalu kukatakan kepadanya: 'Wahai Abu 'Abbas, aku pernah bersama Ibnu ‘Umar ra, lalu ia membaca ayat ini dan kemudian menangis.' Ibnu ‘Abbas ra bertanya: 'Ayat apa itu?' Kujawab: 'Yaitu ayat: 'Dan jika kamu menampakkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu
Dan jalur-jalur hadits tersebut adalah shahih. Dan hadits tersebut telah diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar ra, sebagaimana riwayat Ibnu ‘Abbas ra. Imam al- Bukhari meriwayatkannya dari salah seorang Sahabat Rasulullah SAW, yang aku duga adalah Ibnu ‘Umar ra.
Mengenai firman Allah Ta’ala: { } "Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyi-kannya." Ia mengatakan: "Ayat tersebut telah dinasakh oleh ayat setelahnya." Dan hal itu telah ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan sejumlah penulis dalam Kutub Sittah (kitab hadits yang enam), melalui jalan Qatadah, dari Zurarah bin Abi 'Aufa, dari Abu
Hurairah ra , ia menceritakan, Rasulullah SAW telah bersabda:
"Sesungguhnya Allah SWT memberikan untukku maaf bagi ummatku atas apa yang dikatakan hatinya selama tidak diucapkan atau dikerjakannya."
Dalam kitab Shahihain telah diriwayatkan hadits dari Ibnu ‘Abbas ra, dari Rasulullah SAW, mengenai apa yang beliau riwayatkan dari Allah Ta’ala, beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah SWT mencatat seluruh perbuatan baik dan perbuatan buruk. Selanjutnya Dia menjelaskan hal itu. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan, lalu "Sesungguhnya Allah SWT mencatat seluruh perbuatan baik dan perbuatan buruk. Selanjutnya Dia menjelaskan hal itu. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan, lalu
Sedangkan dalam hadits Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah ra, ia menceritakan:
"Ada beberapa orang Sahabat datang kepada Rasulullah SAW, lalu mereka bertanya kepada beliau: 'Sesungguhnya kami mendapatkan pada diri kami sesuatu yang salah seorang di antara kami merasa segan untuk membicarakannya.' Beliau benanya: 'Benarkah kalian telah mendapatkannya?' 'Benar,' jawab mereka. Beliau pun bersabda: 'Itu adalah iman yang tulus." ' (HR. Muslim).
Masih menurut riwayat Imam Muslim, dari 'Abdullah, ia menceritakan, Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai was-was. Maka beliau menjawab: "Itulah iman yang tulus."