} "Allah, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Mahahidup kekal lagi terus-menerus mengutus (makhluk- Nya). "Dan ayat: {

} "Allah, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Mahahidup kekal lagi terus-menerus mengutus (makhluk- Nya). "Dan ayat: {

* } "Aliflaam miim. Allah, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Mahahidup kekal, lagi terus- menerus mengutus makhluk-Nya." (QS. Ali 'Imran: 1-2).

"Sesungguhnya pada kedua ayat tersebut terdapat nama Allah SWT yang paling agung."

Demikian hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Imam at-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Imam at-Tirmidzi mengatakan: "Hadits ini hasan shahih."

Ayat ini mencakup 10 (sepuluh) kalimat yang berdiri sendiri, yaitu firman Allah Ta’ala: {

} ”Allah, yang tidak ada Ilah (yang berhak di-ibadahi) melainkan Dia. "Yang demikian itu memberitahukan, bahwasanya Allah SWT- lahyang Tunggal dalam ulubiyak-Nya. bagi seluruh makhluk-Nya. {

} "Yang Mahahidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya." Artinya, yang hidup kekal, dan tidak akan pernah mati selamanya, yang me-ngendalikan semua yang ada. Dengan demikian, semua yang ada di dunia ini sangat membutuhkan-Nya, sedang Dia sama sekali tidak membutuhkan mereka, tidak akan tegak semuanya itu tanpa adanya perintah-Nya. seperti firman-Nya berikut ini:

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah berdirinya langit dan bumi dengan iradah-Nya." (QS. Ar-Ruum: 25).

Dan firman-Nya: { } "Tidak mengantuk dan tidak pula tidur." Artinya, Ia suci dari cacat (kekurangan), kelengahan dan kelalaian dalam mengurusi makhluk-Nya. Bahkan sebaliknya, Dia senantiasa mengurus dan memperhatikan apa yang dikerjakan setiap individu. Dan Dia senantiasa menyaksikan segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya. Dan di antara kesempurnaan sifat-Nya adalah Dia tidak pernah dikalahkan (dikuasai) kantuk dan tidur. Firman-Nya:

berarti Dia tidak dikalahkan (dikuasai) oleh kantuk.

Oleh karena itu Dia juga berkata: "Dan tidak juga tidur." Karena tidur itu lebih kuat dari mengantuk.

Dan firman-Nya: { } "Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. "Hal itu merupakan pemberitahuan bahwa semua makhluk ini adalah hamba-Nya, dan berada di dalam kerajaan-Nya, pemaksaan-Nya, dan juga kekuasaan-Nya.

Firman-Nya: { } "Tiada yang dapat memberi syafa'at disisi Allah tanpa izin-Nya." Ini merupakan bagian dari keagungan, keperkasaan, dan kebesaran Allah SWT, yang mana tidak seorang pun dapat memberikan syafa'at kepada orang lain, kecuali dengan seizin-Nya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam sebuah hadits tentang syafa'at:

"Aku datang ke bawah 'Arsy, lalu aku tunduk bersujud. Maka Dia membiarkanku selama waktu yang Dia kehendaki. Kemudian dikatakan:' Angkatlah kepalamu, katakanlah perkataanmu akan didengar, dan mintalah izin memberi syafa'at, niscaya akan diizinkan.' Nabi Saw bersabda: 'Kemudian Allah SWT memberikan suatu batasan kepadaku, lalu aku memasukkan mereka ke dalam Surga.'" (HR. Al-Bukhari dan lain-lainnya).

Dan firman Allah Ta’ala, { } "Allah mengetahui apa- apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka." Yang demikian itu sebagai bukti yang menunjukkan bahwa ilmu-Nya mehputi segala yang ada, baik yang lalu, kini, dan yang akan datang.

Selanjutnya penggalan ayat: { } "Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki- Nya." Artinya, tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui sedikit pun dari ilmu Allah SWT kecuali yang telah diajarkan dan diberitahukan oleh Allah SWT kepada- Nya. Mungkin juga makna penggalan ayat tersebut adalah, manusia tidak akan dapat

mengetahui ilmu Allah SWT sedikit pun, Dzat dan sifatnya melainkan apa yang telah Allah SWT perlihatkan kepadanya. Hal itu seperti firman-Nya: "Sedangkan ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya." (QS.Thaaha'a: 110).

Dan firman-Nya lebih lanjut: { } "Kursi Allah meliputi langit dan bumi. "Ibnu Abi Hatim menceritakan, dari Ibnu ‘Abbas ra mengenai firman-Nya: "Kursi Allah SWT meliputi langit dan bumi," ia mengatakan: "Yaitu ilmu-Nya."'

Pendapat yang sama juga diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari 'Abdullah bin Idris dan Hasyim, keduanya dari Mutharif bin Tharif. Ibnu Abi Hatim, menceritakan, hal yang sama juga diriwayatkan, dari Sa'id bin Jubair.

Dalam tafsirnya, Waki' telah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra, ia mengatakan: "Kursi adalah tempat pijakan dua kaki dan 'Arsy tidak ada seorang pun Dalam tafsirnya, Waki' telah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra, ia mengatakan: "Kursi adalah tempat pijakan dua kaki dan 'Arsy tidak ada seorang pun

Dan firman-Nya: { } "Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya. "Maksudnya, Dia tidak merasa keberatan dan kewalahan untuk memelihara langit, bumi, dan semua yang ada di antara keduanya. Bahkan bagi-Nya semuanya itu merupakan suatu hal yang sangat mudah dan ringan. Dia yang mengawasi setiap individu atas apa yang ia kerjakan. Yang senantiasa memantau segala sesuatu, sehingga tidak ada sesuatu pun yang luput dan tersembunyi dari-Nya. Dia yang menundukkan dan menghisab (memperhitungkan) segala sesuatu. Dialah Ilah Yang Mahamengawasi, Mahatinggi, dan Mahaagung, tidak ada Ilah selain Dia.