Firman-Nya yang berikutnya: { } "Dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji. " Ayat ini sama seperti firman –Nya : {

Firman-Nya yang berikutnya: { } "Dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji. " Ayat ini sama seperti firman –Nya : {

} "Yaitu orang-orang yang menepati janji Allah dan tidak merusak perjanjidn." (QS. Ar-Ra'ad: 20 ).

Lawan dari sifat ini adalah nifaq (kemunafikan). Ditegaskan dalam hadits berikut:

"Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: Jika berbicara, bohong. Jika berjanji, mengingkari. Dan jika diberi kepercayaan berkhianat." (Muttafaq 'alaih)

Dan firman-Nya selanjutnya: { } "Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan." Artinya, dalam keadaan miskin yang disebut dengan al-ba'sa. Juga dalam keadaan sakit dan menderita yang disebut dengan adh-dharra'.

artinya ketika berada dalam peperangan dan berhadapan dengan mus'uh. Demikian yang dikatakan oleh Ibnu Mas'ud, Ibnu ‘Abbas ra, Abul 'Aliyah, Murrah al-Hamadani, Mujahid, Sa'id bin Jubair, al-Hasan al-Bashri, Qatadah, Rabi' bin Anas, as-Suddi, Muqatil bin Hayyan, Abu Malik, adh-Dhahhak, dan lain-lainya.

Kata dijadikan manshub sebagai pujian dan anjuran untuk senantiasa bersabar dalam menghadapi segala kondisi yang berat dan sulit tersebut. Wallahu a'lam, hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan dan bertawakal.

Dan firman-Nya: { } "Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya)." Maksudnya, mereka yang telah menyandang sifat-sifat tersebut di atas adalah orang-orang yang benar imannya. Karena mereka telah mewujudkan keimanan hati melalui ucapan dan perbuatan. Mereka inilah orang-orang yang benar,

"dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa," karena mereka menjauhi segala hal yang diharamkan, dan mengerjakan berbagai macam ketaatan.

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishasb berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, bamba dengan bamba dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pida). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Rabb kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampui batas sesudah itu maka baginya siksa yang sangat pedih. (QS. 2:178) Dan dalam qishasb itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. (QS. 2:179)

Allah SWT menyatakan: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berlaku adil dalam qishash. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, wanita dengan wanita. Janganlah kalian melanggar dan melampaui batas seperti yang dilakukan oleh orang-orang sebelum kalian, dan mereka telah mengubah hukum Allah Ta’ala yang berlaku di tengah-tengah mereka."

Sebab turunnya ayat ini diterangkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Abu Muhammad Bin Abi Hatim, dari Sa'id bin Jubair, mengenai firman Allah Ta’ala: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian qishash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh " Yaitu, jika pembunuhan itu dilakukan dengan sengaja, maka orang merdeka diqishash dengan orang merdeka. Hal itu dikarenakan pada masa Jahiliyyah, sebelum Islam datang, terjadi peperangan antara dua kelompok masyarakat Arab. Dalam peperangan itu ada di antara mereka yang terbunuh dan luka-luka. Bahkan mereka sampai membunuh para budak dan kaum wanita dan sebagian mereka belum sempat menuntut sebagian lainnya, sampai mereka memeluk Islam. Ada salah satu kelompok yang melampaui batas terhadap kelompok lain dalam perbekalan dan harta benda mereka. Lalu mereka bersumpah untuk tidak rela sehingga seorang budak dari kalangan kami dibalas dengan seorang merdeka dari mereka, seorang perempuan kami dibalas dengan seorang laki-laki dari mereka. Maka turunlah firman Allah SWT: {

} "Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, wanita dengan wanita."

Mengenai firman-Nya: "Wanita dengan wanita." 'Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan, dari Ibnu ‘Abbas ra: "Yang demikian itu karena mereka tidak membunuh laki-laki sebagai balasan atas seorang wanita dengan wanita. Kemudian Allah SWT menurunkan firman-Nya: {

} "Bahwa jiwa dengan jiwa dan mata dengan mata." (QS. Al-Maa-idah: 45) 'Orang-orang merdeka diperlakukan sama dalam qishash yang dilakukan secara sengaja, baik laki-laki } "Bahwa jiwa dengan jiwa dan mata dengan mata." (QS. Al-Maa-idah: 45) 'Orang-orang merdeka diperlakukan sama dalam qishash yang dilakukan secara sengaja, baik laki-laki