} "Keduanya (langit dan bumi) menjawab, Kami datang dengan senang hati." (QS. Fushshilat: 11). Juga firman-Nya: {
} "Keduanya (langit dan bumi) menjawab, Kami datang dengan senang hati." (QS. Fushshilat: 11). Juga firman-Nya: {
} "Kalau sekiranya Kami turunkan al-Qur-an ini kepada gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah karena takut kepada Allah SWT."(QS. Al-Hasyr: 21). Dalam hadits shahih disebutkan:
"Inilah gunung yang mencintai kami dan kami pun mencintainya." Dan seperti kisah mutawatir" 35 tentang ratapan batang pohon kurma, dan disebutkan dalam Shahih Muslim, hadits:
"Sesungguhnya aku mengetahui sebuah batu di Makkah yang mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus, dan sesungguhnya sekarang aku menge-tahuinya." (HR. Muslim).
Demikian juga mengenai sifat Hajar Aswad, bahwasannya ia akan memberi kesaksian bagi yang menyalaminya dengan benar pada hari Kiamat kelak. Dan lain sebagainya yang semakna dengan hal itu.
Al-Qurthubi menyampaikan sebuah pendapat yang menyatakan: "Bahwa hal itu dimaksudkan untuk takhyir (memberikan pilihan), artinya, permisalan untuk (hal) ini,
(hal) ini atau hal (ini) 36 , seperti ungkapan:
"Duduklah bersama al-Hasan atau Ibnu Sirin!" Demikian juga disebutkan ar- Razi di dalam tafsirnya.
Catatan.
Para ahli bahasa Arab berbeda pendapat mengenai makna firman Allah SWT: {
} Setelah mereka sepakat bahwa hal itu bukan sebagai pernyataan keraguan. Sebagian mereka mengatakan, kata "
" (atau) dalam ayat
35 Kisah atau hadits Mutawatir: "Kisah atau hadits yang diriwayatkan oleh banyak perawi, yang mereka
mustahil bersepakat dalam dusta. Dan wajib mempercayainya."'P em 36 -
Misalnya, dalam penjelasannya. Yaitu dengan hal ini atau dengan hal lainnya."P em - Misalnya, dalam penjelasannya. Yaitu dengan hal ini atau dengan hal lainnya."P em -
} "Dan janganlah kalian taati orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka." (QS. Al-Insaan: 24). Juga firman-Nya:
"Untuk menolak alasan-alasan dan mem-beri peringatan."(QS. Al-Mursalaat: 6). Sebagaimana di-katakan oleh seorang penyair, an-
Nabighah adz-Dzibyani:
Ia mengatakan: "Andai saja merpati ini milik kami. Kan kubiarkan semua merpati kami atau sebagiannya hilang."
Yang dia maksudkan ialah
(dan sebagiannya).
Ibnu Jarir mengatakan, sebagian ulama lainnya berpendapat, kata “ ”dalam ayat tersebut bermakna " ' (bahkan). Maka pengertiannya, "Hati kamu itu mengeras seperti batu bahkan lebih keras lagi."
Juga seperti firman-Nya: { } "Dan Kami utus ia kepada seratus ribu orang bahkan lebih banyak lagi." (QS. Ash-Shaffat: 147). Demikian pula firman-Nya: {
} "Maka jadilah ia dekat (dengan Muhammad SAW sejarak) dua ujung busur panah bahkan lebih dekat lagi." (QS. An-Najm: 9).
Sebagian ulama lainnya mengatakan: "Maknanya ialah, bahwa hati kalian tidak akan keluar dari dua perumpamaan di atas, baik keras seperti batu atau lebih keras lagi darinya."
Berdasarkan penafsiran tersebut, Ibnu Jarir mengatakan: "Sebagian hati mereka keras seperti batu dan sebagian lainnya lebih keras lagi dari batu." Dan hal ini telah ditarjih oleh Ibnu Jarir dengan mengemukakan bantahan bagi pendapat yang lainnya.
Dalam hal ini, penulis (Ibnu Katsir) katakan, pendapat terakhir mengenai ayat di atas serupa dengan firman Allah SWT : {
} "Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar." (QS. An-Nuur: 39) Juga firman-Nya:
"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam." (QS. An-Nuur: 40). Maksudnya ialah, di antara mereka ada yang kondisinya seperti ini dan sebagian lainnya seperti itu. Wallahu
a'lam. Al-Hafizh Abu Bakar Ibnu Mardawaih (ada juga yang menyebut Marduyah)
menceritakan, Muhammad Bin Ahmad bin Ibrahim memberitahu kami, dari Ibnu 'Umar, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Janganlah kalian banyak bicara selain berdzikir kepada Allah SWT, karena banyak bicara selain dzikir kepada Allah SWT dapat mengakibatkan hati menjadi keras. Sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah SWT adalah orang yang berhati keras." (Diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dalam kitab az-Zuhd, dari Muhammad Bin Abdullah bin Abi Tsalj, seorang sahabat Imam Ahmad.). 37
Al-Bazzar juga meriwayatkan hadits marha' dari Anas bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Ada empat perkara yang termasuk kesengsaraan: Kejumudan mata, 38 kekerasan hati, angan-angan panjang, dan tamak kepada dunia.'" 39
Apakah kamu masih mengbarapkan mereka akanpercaya kepadamu, pada-hal segolongan dari mereka mendengar firman Allah SWT, lalu mereka mengubah-nya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? (QS. 2:75) Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: "Kamipun telah beriman," tetapi apabila mereka berada sesama mereka saja, mereka berkata: "Apakah kamu menceritakan kepada mereka apa yang telah diterangkan Allah SWT kepadamu, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjabmu di hadapan Rabbmu; tidakkah kamu mengerti?" (QS. 2:76) Tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah SWT mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan. (QS. 2:77)
37 Dha'if: Didha'ifkan oleh Syaikh al-Albani dalam kitab Dha'iiful Jaami'(6265). 38 Tidak pernah menangis karena Allah SWT.'P em -
39 Dha'if: Didha'ifkan oleh Syaikh al-Albani dalam kitab Dha'iiful Jaami' (758).
Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman: } 'Apakah kalian masih mengharapkan mereka percaya kepada kalian?' Artinya, akan mengikuti kalian dengan penuh ketaatan. Mereka adalah golongan sesat sebagaimana nenek moyang mereka yang telah me-nyaksikan sendiri tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dan bukti-bukti yang jelas. Tetapi kemudian hati mereka mengeras."
{ } "Padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah SWT, kemudian mereka mengubahnya," Artinya, mereka menakwilkannya dengan penafsiran yang tidak semestinya.
{ } "Setelah mereka memahaminya." Yaitu memahami secara gamblang. Namun demikian mereka masih mengingkarinya, meskipun mereka mengetahuinya.
{ } "Sedang mereka mengetahui." Artinya, mereka melakukan kesalahan dengan mengubah dan menakwil firman-firman Allah SWT. Konteks firman Allah SWT di atas, mirip dengan firman-Nya yang lain: {
} "Karena mereka melanggar janjinya, Kami laknat mereka, dan Kamijadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah SWT) dari tempat-tempatnya." (QS. Al-Maa-idah: 13).
Mengenai firman Allah SWT: "Sesungguhnya segolongan dari mereka mendengar firman Allah SWT, kemudian mereka mengubahnya." As-Suddi
mengatakan: "Yang mereka ubah itu adalah kitab Taurat." Mengenai firman-Nya: "Kemudian mereka mengubahnya setelah mereka
memahaminya, sedang mereka mengetahui " Qatadah mengatakan: "Mereka itu adalah orang-orang Yahudi. Mereka mendengar firman Allah SWT, lalu mengubahnya setelah mereka memahami dan menyadarinya." Sedang Mujahid mengatakan: "Yang mengubah dan menyembunyikan firman Allah SWT itu adalah para ulama dari kalangan Yahudi." Dan Abul 'Aliyah mengemukakan: "Mereka memahami apa yang diturunkan Allah SWT dalam kitab mereka itu, menyangkut sifat Muhammad SAW, lalu mereka pun mengubahnya dari yang sebenarnya."
Firman Allah SWT : { } "Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: 'Kami telah beriman.'Dan apabila mereka berada sesama mereka saja."
Muhammad Bin Ishak dari Ibnu 'Abbas ra mengatakan Mengenai firman-Nya: "Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: 'Kami telah beriman.'" lni artinya bahwa Sahabat kalian itu adalah Rasulullah SAW, namun ia khusus (diutus) kepada kalian saja." Dan apabila mereka berada sesama mereka saja, maka mereka (orang Yahudi) berkata: "Jangan kalian beritahukan hal ini kepada masyarakat Arab. Karena sebelumnya kalian menyatakan akan menaklukkan mereka dengan dukungan Rasul ini, tetapi temyata dia itu berasal dari mereka." Maka Allah SWT pun menurunkan ayat:
"Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: 'Kami telah beriman.' Dan apabila mereka berada sesama mereka saja, maka mereka berkata: 'Apakah kamu menceritakan kepada mereka (orang-orang mukmin) apa yang diterangkan Allah SWT kepada kamu, agar dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjah kalian di hadapan Rabb-mu, tidakkah kamu mengerti?'"
Artinya, kalian mengakuinya sebagai Nabi, padahal kalian mengetahui bahwa Allah SWT telah mengambil janji dari kalian untuk mengikutinya, sedang ia memberitahukan kepada khalayak bahwa dirinya merupakan Nabi yang kita tunggu- tunggu dan kita dapatkan dalam Kitab kita. Ingkarilah ia dan janganlah kalian mengakuinya.
Selanjutnya, Allah Tabaraka ta’ala membantah mereka dengan firman-Nya: ----- {
} "Tidakkah mereka mengetahui bahwa sesungguhnya Allah SWT mengetahui yang mereka rahasiakan dan yang mereka nyata-kan?" Mengenai hal ini, adh-Dhahhak dari Ibnu 'Abbas ra mengatakan: "Yaitu orang-orang munaiik dari kalangan kaum Yahudi."