Firman Allah SWT: { } "Ibrahim AS berkata: '(Dan aku mohon juga) dari keturunanku,'" Allah Ta’ala pun menjawab: {

Firman Allah SWT: { } "Ibrahim AS berkata: '(Dan aku mohon juga) dari keturunanku,'" Allah Ta’ala pun menjawab: {

} "janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zhalim," Ketika Allah Ta’ala menjadikannya sebagai imam, Ibrahim AS memohon kepada Allah SWT agar para imam sepeninggalnya berasal dari keturunannya. Maka permohonannya itu dikabul- kan dan Allah Ta’ala memberitahukan bahwa di antara keturunannya itu akan ada

orang-orang yang zhalim, dan mereka ini tidak akan termasuk dalam janji-Nya dan tidak akan menjadi imam (pemimpin) sepeninggalnya yang patut dijadikan teladan. Dalil yang menjadi dasar dikabulkannya permohonan Ibrahim AS itu adalah firman Allah SWT dalam surat al-Ankabut: {

} "Dan Kami berikan kenabian dan al-Kitab kepada keturunannya .” (QS'. Al-Ankabuut: 27).

Dengan demikian, setiap nabi yang diutus oleh Allah Ta’ala sepeninggal-nya adalah berasal dari keturunan Ibrahim AS, dan setiap Kitab yang diturunkan-Nya akan diberikan pada keturunannya pula.

Sedangkan mengenai firman-Nya yang berbunyi: { } "Allah SWT berfirman: 'Janji-Ku ini tidak mengenai orang-orang yang zhalim,'" para ulama masih berbeda pendapat. Khashif meriwayatkan dari Mujahid, mengenai firman-Nya: "Allah SWT berfirman, 'Janji-Ku ini tidak mengenai orang-orang yang zhalim,'" ' ia mengemukakan: Allah Ta’ala me-nyampaikan, bahwasanya akan ada di antara keturunanmu itu orang-orang yang zhalim.

Masih berkenaan dengan ayat ini: "Allah SWT berfirman, Janji-Ku ini tidak mengenai orang-orang yang zhalim," Ibnu Abi Nujaih meriwayatkan dari Mujahid, artinya, Allah SWT berfirman: "Aku tidak memiliki pemimpin yang zhalim." Dan dalam sebuah riwayat disebutkan, "Aku tidak akan menjadikan pemimpin yang zhalim untuk diikuti."

Juga berhubungan dengan firman-Nya: "Janji-Ku ini tidak mengenai orang- orang yang zhalim," Sa'id bin Jubair mengatakan: "Maksudnya adalah bahwa orang musyrik itu tidak akan menjadi pemimpin."

Sedangkan Rabi' bin Anas mengatakan: "Janji Allah SWT yang diikatkan ke- pada hamba-hamba-Nya adalah agama-Nya. Artinya, agama-Nya tidak akan mengenai orang-orang yang zhalim. Tidakkah anda mendengar Dia telah berfirman: 4 {

} 'Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada pula yang zhalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata .' Artinya, Hai Ibrahim AS, tidak semua keturunanmu itu berada dalam kebenaran."

Demikian juga yang diriwayatkan dari Abul 'Aliyah, 'Atha', dan Muqatil bin Hayyan. Masih mengenai firman-Nya: "Janji-Ku ini tidak mengenai orang-orang yang zhalim," as-Suddi mengatakan: "

" (janji-Ku) berarti ' " (kenabian dari-Ku).

Ibnu Jarir memilih berpendapat bahwasanya ayat ini meskipun secara lahiriyah merupakan berita bahwa Allah SWT berjanji untuk mengangkat pemimpin yang bukan orang zhalim, namun ayat itu juga mengandung pemberitahuan dari Allah Ta’ala bagi Ibrahim AS bahwasanya akan ada di antara keturunannya itu orang yang zhalim kepada dirinya sendiri, sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya dari Mujahid dan lain-lainnya. Wallahu a'lam.

Ibnu Khuwaiz Mindad al-Maliki mengatakan: "Orang yang zhalim tidak patut menjadi khalifah, hakim, mufti (pemberi fatwa), saksi, dan tidak juga perawi hadits."

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumab itu (Baitullah) tempat ber-kumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim AS

tempat shalat. Berhubungan dengan firman Allah SWT {

} "Dan ingatlah ketika Kami menjadikan rumab itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia," al-'Aufi meriwayatkan: dari Ibnu ‘Abbas ra, ia mengatakan: "Mereka merasa tidak terpenuhi hajat (keinginan)nya di sana, mereka datang, lalu pulang ke keluarganya, dan kemudian kembali lagi."

'Ali bin Abi Thalhah menceritakan dari Ibnu ‘Abbas ra: artinya tempat mereka berkumpul. Keduanya diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.

Berkenaan dengan makna itu, seorang penyair pernah mengemukakan:

Baitullah dijadikan tempat berkumpul bagi mereka. Tetapi selamanya mereka tetap merasa belum puas akan keperluannya di Baitullah.

Mengenai firman-Nya: , dalam riwayat yang lain, Sa'id bin Jubair, 'Ikrimah, Qatadah, dan 'Atha' al-Khurasani mengatakan: "Artinya, tempat berkumpul bersama-sama." Sedangkan firman-Nya: {