{ } . "Sesungguhnya misal (penciptaan) 'Isa di s'isi Allah SWT adalah 'seperti (penciptaan) Adam. Allah SWT
{ } . "Sesungguhnya misal (penciptaan) 'Isa di s'isi Allah SWT adalah 'seperti (penciptaan) Adam. Allah SWT
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah SWT berfirman kepadanya: 'Jadilah'(seorang manusia), maka jadilah ia."(QS. Ali 'Imran: 59).
Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: "Mengapa Allah SWT tidak (lang- sung) berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami." Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin. (QS. 2:118)
Al-Qurthubi mengemukakan: { } "Mengapa Allah SWT tidak langsung berbicara dengan kami," maksudnya, berbicara kepada kami mengenai Al-Qurthubi mengemukakan: { } "Mengapa Allah SWT tidak langsung berbicara dengan kami," maksudnya, berbicara kepada kami mengenai
Mengenai penafsiran Ayat ini, Abul 'Aliyah dan ar-Rabi' bin Anas, Qatadah, dan as-Suddi mengemukakan: "Hal itu merupakan ucapan kaum kafir Arab."
{ } "Demikianlah pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu," Menurut para ulama di atas, mereka itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani.
Adapun dalil yang memperkuat pendapat ini dan bahwa orang-orang yang mengatakan hal tersebut adalah kaum Musyrikin Arab yaitu, firman Allah SWT: {
} "Apabila datang suatu ayat kepada. mereka, mereka berkata: 'Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan rasul-rasul Allah.'" (QS. Al-An'am: 124). Juga firman-Nya:
"Dan mereka berkata: 'Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu me- mancarkan mata air dari bumi untuk kamu atan kamu mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya. Atau kamujatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah SWT dan Malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca.' Katakanlah: 'Mahasud Rabb-ku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi Rasul.'" (QS. Al-Isra': 90 - 93). Dan ayat-ayat lain yang menunjukkan kekufuran orang-orang musyrik Arab.
Dan semua permintaan mereka itu hanyalah merupakan kekufuran dan keingkaran semata. Sebagaimana yang dikemukakan oleh ummat-ummat terdahulu sebelum mereka dari kalangan Ahlul Kitab dan juga yang lainnya. Sebagaimana firman Allah SWT
"Ahlul Kitab meminta kepadamu agar engkau menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa
yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: 'Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata.'"(QS. An-Nisaa": 153).
Dan firman Allah SWT: { } "Hati mereka mirip ." Maksudnya, hati orang-orang musyrik Arab itu serupa dengan hati orang-orang sebelum mereka dalam kekufuran dan keingkaran serta kesombongan mereka. Sebagaimana firman- Nya berikut ini:
} "Demikianlah tidak seorang pun Rasul yang datang kepada orang-orang sebelum mereka melainkan mereka mengatakan: 'Ini adalah seorang tukang sihir atau orang gila.' Apakah mereka soling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas." (QS. Adz-Dzaariyaat: 52-53)
Dan firman-Nya: { } "Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat itu kepada kaum yang meyakini." Artinya, Kami (Allah SWT) telah menerangkan dalil-dalil yang menunjukkan kebenaran para Rasul, se-hingga tidak diperlukan lagi pertanyaan dan tambahan lain bagi orang-orang yang meyakini, membenarkan, dan mengikuti para Rasul, serta memahami bahwa apa yang mereka bawa itu adalah dari sisi Allah Tabaraka wa Ta'ala. Sedangkan orang yang telah dikunci mati hati dan pendengarannya serta di-tutup pandangannya oleh Allah SWT , maka mereka inilah yang Allah SWT sebutkan dalam firman-Nya:
} "Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Rabb-mu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan adzab yangpedih." (QS. Yunus: 96-97).
Sesungguhnya Kami telah mengutus (Muhammad SAW) dengan kebenaran; sehagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan di-minta (pertanggungjawaban) tentangpengbuni-pengbuni Neraka. (QS. 2:119)
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra, dari Nabi , beliau bersabda:
"Telah diturunkan kepadaku ayat: 'Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad SAW) dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.' Beliau SAW bersabda: "(Yaitu) berita gembira berupa Surga dan peringatan dari api Neraka."
Dan firman-Nya: { } "Dan engkau tidak akan dimintai (pertanggungjawaban) tentang penghuni Neraka." Dibaca oleh mayoritas ulama dengan {
)yang berkedudukan sebagai khabar (predikat), yang berarti: "Kami tidak akan bertanya kepadamu mengenai kekufuran orang-orang yang kafir kepadamu." Hal ini sama seperti firman- Nya: {
} dengan mendhamahkan huruf ta (
} "Sesungguhnya tugasmu hanyalah menyampaikan, sedang Kami-lah yang menghisab amarah mereka." (QS. Ar-Ra'd: 4 ). Dan beberapa ayat yang serupa dengan itu.
Sedangkan ulama lainnya membaca dengan " " dengan memfathahkan huruf ta, yang berkedudukan sebagai nahyu (larangan) dengan arti: "Janganlah engkau menanyakan keadaan mereka."
Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Atha' bin Yasar, ia menceritakan: "Aku pernah bertemu dengan 'Abdullah bin 'Amr bin 'Ash, lalu kukatakan: 'Beritahukan kepadaku mengenai sifat Rasulullah SAW yang terdapat di dalam Kitab Taurat.' Maka ia pun menjawab: 'Baik, demi Allah SWT, sesungguhnya beliau itu disifati di dalam Taurat seperti sifatnya di dalam al-Qur-an. Wahai Nabi sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira, dan pemberi peringatan, serta melindungi orang-orang yang ummi. Engkau adalah hamba-Ku dan Rasul-Ku, Aku menamaimu Mutawakkil. Tidak kasar dalam berbicara, tidak keras hati, tidak berteriak-teriak di pasar, tidak membalas suatu kejahatan dengan kejahatan, tetapi beliau senantiasa memaafkan dan memberikan ampunan. Beliau tidak akan dicabut nyawanya sehingga beliau meluruskan millah (agama) yang telah menyimpang dengan mengajak agar manusia mengucapkan: Laa Ilaaha illallaah. Maka dengan hal itu akan terbuka semua mata yang buta dan telinga-telinga yang tuli serta hati-hati yang telah tertutup."' (Hadits di atas hanya diriwayatkan oleh al-Bukhari.)
Orang-orang Yabudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu bingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk
(yang benar)." Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah SWT tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu. (QS. 2:120 ) Orang-orang yang telah kami beri al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu
beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. 2:121)
Mengenai firman Allah SWT: { } "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu sebingga kamu mengikuti agama mereka," Ibnu Jarir mengatakan: "Yang dimaksud dengan firman- Nya itu adalah: 'Hai Muhammad SAW, orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu selamanya, karena itu tidak usah lagi kau cari hal yang dapat menjadikan mereka rela dan sejalan dengan mereka. Akan tetapi arahkan perhatianmu Mengenai firman Allah SWT: { } "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu sebingga kamu mengikuti agama mereka," Ibnu Jarir mengatakan: "Yang dimaksud dengan firman- Nya itu adalah: 'Hai Muhammad SAW, orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu selamanya, karena itu tidak usah lagi kau cari hal yang dapat menjadikan mereka rela dan sejalan dengan mereka. Akan tetapi arahkan perhatianmu
Dan firman Allah SWT: { } "Katakanlah: 'Sesungguh- nya petunjuk Allah itulak petunjuk (yang benar).'" Artinya: "Katakanlah, wahai Muhammad SAW, sesungguhnya petunjuk Allah SWT yang Dia telah mengutusku dengannya adalah petunjuk yang sebenarnya, yaitu agama lurus, benar, sempurna, dan menyeluruh."
Qatadah meriwayatkan: "Telah disampaikan kepada kami bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda:
'Akan tetap ada suatu kelompok dari umatku yang terus berjuang memegang teguh kebenaran, di mana orang-orang yang menentang mereka tidak dapat memberi mudharat kepada mereka, sehingga datang perintah (keputusan) Allah SWT."'
Penulis (Ibnu Katsir) mengatakan, hadits tersebut dikeluarkan dalam kitab Shahih, dari 'Abdullah bin 'Amr.
Firman Allah SWT : {
} "Dan sesungguhnya jika engkau mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." Dalam ayat tersebut terdapat ancaman keras bagi umat yang mengikuti cara-cara orang-orang Yahudi dan Nasrani setelah umat ini mengetahui isi al-Qur-an dan as-Sunnah. Kita memohon perlindungan kepada Allah SWT dari hal itu. Khithab (sasaran pembicaraan) dalam ayat ini ditujukan kepada Rasulullah SAW, tetapi perintahnya ditujukan kepada ummatnya.
Mayoritas para fuqaha menggunakan firman Allah SWT: { } "Sehingga engkau mengikuti agama mereka, " sebagai dalil bahwa semua kekufuran itu adalah satu Millah (agama), karena Allah SWT telah menggunakan kata Millah dalam bentuk mufrad (tunggal) seperti juga yang difirmankan Allah Sunhanahu wa Ta’ala: {
} "Bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku." (QS. Al-Kaffrun: 6).
Berdasarkan hal itu, tidak ada saling mewarisi harta warisan antara orang-orang Muslim dengan orang-orang kafir. Sementara masing-masing dari mereka berhak mengambil warisan dari kaum kerabatnya baik yang satu agama maupun tidak (asal bukan agama Islam. -Pem), karena mereka semua adalah satu millah (kepercayaan). Ini merupakan pendapat Imam asy-Syafi'i, Abu Hanifah, dan Ahmad dalam sebuah riwayatnya.
Dalam riwayat lain Imam Ahmad berpendapat seperti pendapat Imam Malik: "Bahwasanya antara dua pemeluk agama yang berbeda tidak boleh saling mewarisi, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW " Wallahu a'lam.
Dan firman Allah SWT : { } "Orang-orang yang telah Kami berikan al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya." ' Dari Qatadah, bahwa Sa'id meriwayatkan: "Mereka itu adalah para Sahabat Rasulullah SAW."
Abul ' Aliyah mengatakan bahwa Ibnu Mas'ud pernah berkata: "Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, sesungguhnya yang dimaksud dengan membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, adalah menghalalkan apa yang dihalalkan-Nya dan mengharamkan apa yang diharamkan-Nya serta membacanya sesuai dengan apa yang diturunkan oleh Allah Ta’ala, tidak mengubah kalimat dari tempatnya, dan tidak menafsirkan satu kata pun dengan penafsiran yang tidak seharusnya."
Al-Hasan al-Bashri mengatakan: "Mereka mengamalkan ayat-ayat muhkam di dalam al-Qur-an dan beriman dengan ayat-ayat mutasyabibat yang ada di dalamnya, serta menyerahkan hal-hal yang sulit difahami kepada yang me ngetahuinya."
Mengenai firman-Nya: "Mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya." ' Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra, ia mengatakan: "(Maksud ayat itu adalah), mereka mengikutinya dengan sebenar-benamya." Setelah itu Ibnu ‘Abbas ra membaca ayat: {