{ } "Kemudian Ibrahim AS menunaikannya. "Maksudnya, maka Nabi Ibrahim AS pun menjalankan semuanya itu, sebagaimana firman Allah Tabaraka Ta’ala, {

{ } "Kemudian Ibrahim AS menunaikannya. "Maksudnya, maka Nabi Ibrahim AS pun menjalankan semuanya itu, sebagaimana firman Allah Tabaraka Ta’ala, {

} "Dan Ibrahim AS yang selalu menyempurnakan janji" (QS. An-Najm: 37) Maksudnya, dia melaksanakan setiap apa yang dibebankan kepadanya.

Dan firman-Nya: { } "Dengan beberapa kalimat," yaitu dengan seluruh syari'at (ketetapan),' perintah, dan larangan-Nya. Karena kalimat, bisa dimaksudkan kalimat qadariyah (kalimat Allah SWT yang berupa ketetapan takdir-Nya), seperti halnya firman Allah mengenai Maryam {

} "Dan ia (Maryam) membenarkan kalimat-kalimat Rabb-nya dan Kitab-kitab-Nya, dan adalah ia termasuk orang-orang yang taat." (QS. At-Tahriim: 12).

Yang dimaksud dengan kalimat pada ayat ini adalah kalimat syar'iyyah, sebagaimana firman-Nya: {

} "Sempurna sudah kalimat Rabbmu (al-Qur-an), sebagai kalimat yang benar dan adil." (QS. Al-An'aam: 115).

Maksudnya adalah kalimat-kalimat (ketentuan-ketentuan) Allah Ta’ala yang bersifat syari'at, dan itu bisa berupa berita yang benar maupun perintah untuk berbuat

adil, jika itu berupa perintah atau larangan. Sebagaimana pada ayat ini, "Dan ingatlah ketika Ibrahim AS diuji Rabb-nya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan).

Kemudian ia menunaikannya." Selanjutnya Allah SWT berfirman: {

} "Sesungguhnya Aku akan menjadikamu imam bagi seluruh ummat manusia." Yaitu sebagai balasan atas apa yang telah dikerjakannya. Karena ia telah menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya, maka Allah SWT menjadikannya sebagai panutan dan imam, bagi manusia yang selalu diikuti jejaknya.

Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan kalimat-kalimat yang diujikan Allah Ta’ala kepada Ibrahim AS. Mengenai hal itu telah terdapat beberapa riwayat dari Ibnu ‘Abbas ra .

'Abdurrazzaq menceritakan dari Mua'mmar, dari Qatadah, Ibnu ‘Abbas ra mengatakan: "Artinya Allah SWT mengujinya dengan manasik haji." Dan mengenai firman Allah Ta’ala: "Dan ingatlah ketika Ibrahim AS diuji Rabb-nya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan)." 'Abdurrazzaq juga meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra, ia mengatakan: "Allah SWT mengujinya dengan Thaharah, yaitu lima hal di bagian kepala, dan lima hal lagi di bagian badan. Di bagian kepala itu adalah, pemotongan kumis, madhmadhah (berkumur) istinsyaaq (menghirup air ke dalam hidung), bersiwak, dan menyela-nyelai janggut (dengan air). Dan lima hal di bagian badan adalah memotong kuku, mencukur bum kemaluan, khitan, mencabut bulu ketiak, serta mencuci bekas buang air besar dan bekas buang air kecil dengan air.

Berkenaan dengan hal tersebut, aku (Ibnu Katsir) katakan, yang hampir sama dengan pendapat ini adalah apa yang terdapat dalam sebuah hadits dalam kitab Shahih Muslim dari'‘Aisyah RA, ia bercerita, Rasulullah SAW telah bersabda:

"Sepuluh hal yang termasuk fitrah: mencukur kumis, memanjangkan jenggot, bersiwak, istinsyaqul maa (menghirup air ke dalam hidung), memotong kuku, menyela-nyela (menyuci jari-jemari), mencabut bulu ketiak, mencukur rambut kemaluan dan intiqhasul maa (hemat dalam penggunaan air)." Mush'ab bin Syaibah mengatakan: dan aku lupa yang kesepuluh, mungkin hal itu adalah madhmadhah (berkumur)." (HR. Muslim).

Berkenaan dengan hadits di atas, Waqi' mengatakan: " : istinja."' Sedangkan dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim hadits dari Abu

Hurairah ra, dari Nabi SAW , beliau bersabda:

"Fitrah itu ada lima; berkhitan, mencukur rambut kemaluan, memendekkan kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak." Lafazh hadits ini dari Imam Muslim.

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah, ia menceritakan bahwa al-Hasan al- Bashri pernah menuturkan: "Demi Allah, Allah SWT telah menguji Ibrahim AS dengan suatu masalah, lalu ia bersabar atasnya. Diuji dengan bintang, matahari, dan bulan dan ia mampu melampauinya dengan baik. Ia tahu bahwa Rabb-nya tidak akan pernah lenyap, kemudian ia mengarahkan wajahnya kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar dan dia bukan dari golongan orang-orang musyrik. Setelah itu, Allah SWT mengujinya dengan hijrah, di mana ia pergi dari negeri dan kaumnya dengan niat hijrah karena Allah Ta’ala, hingga ia sampai ke Syam. Kemudian dia diuji dengan api (yaitu dibakar) sebelum hijrah, dia pun menghadapinya dengan penuh kesabaran. Selain itu, Allah SWT memerintahkan menyembelih puteranya (Isma’il AS), dan berkhitan, lalu ia pun bersabar atasnya."

Al-Qurthubi mengemukakan, di dalam kitab al-Muwaththa' dan juga Kitab- kitab lainnya, dari Yahya bin Sa'id, bahwa ia pernah mendengar Sa'id bin Musayyab berkata: "Ibrahim AS adalah orang yang pertama kali berkhitan, menjamu tamu, memotong kuku, mencukur kumis, dan yang pertama kali ber-uban rambutnya. Dan ketika melihat uban di rambutnya, maka ia pun bertanya: 'Apa ini?' Ia pun berkata: 'Ini adalah kewibawaan.' 'Ya Rabb, tambahkanlah ubanku,' ujar Ibrahim AS."

Abu Ja'far bin Jarir mengatakan: "Kesimpulannya, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan kalimat-kalimat itu adalah seluruh apa yang disebutkan atau boleh juga sebagian darinya. Tetapi tidak boleh memastikan bagian tertentu darinya kecuali Abu Ja'far bin Jarir mengatakan: "Kesimpulannya, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan kalimat-kalimat itu adalah seluruh apa yang disebutkan atau boleh juga sebagian darinya. Tetapi tidak boleh memastikan bagian tertentu darinya kecuali