} . "Yaitu hari yang tidak berguna bagi orang-orang zhalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi

} . "Yaitu hari yang tidak berguna bagi orang-orang zhalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi

merekapula tempat tinggalyang buruk." (QS. Al-Mu'min: 52). Oleh karena itu Allah SWT berfirman: {

} "Sesungguh- nya Allah Mahamelihat apa-apa yang kamu kerjakan." Artinya, Allah Ta’ala tidak akan lengah terhadap suatu amalan yang dikerjakan seseorang dan tidak pula menyia- nyiakannya, apakah itu berupa amal kebaikan maupun kejahatan. Dan Dia akan memberikan balasan kepada setiap hamba-Nya sesuai dengan amal perbuatannya.

Mengenai firman-Nya: { } "Sesungguhnya Allah Mahamelihat apa-apa yang kalian kerjakan." Abu Ja'far Ibnu Jarir mengatakan: "Berita ini berasal dari Allah Ta’ala untuk orang-orang Mukmin yang menjadi khithab (sasaran dalam pembicaraan) pada ayat ini, yaitu apa pun yang mereka kerjakan, baik maupun buruk, secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, Mengenai firman-Nya: { } "Sesungguhnya Allah Mahamelihat apa-apa yang kalian kerjakan." Abu Ja'far Ibnu Jarir mengatakan: "Berita ini berasal dari Allah Ta’ala untuk orang-orang Mukmin yang menjadi khithab (sasaran dalam pembicaraan) pada ayat ini, yaitu apa pun yang mereka kerjakan, baik maupun buruk, secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan,

{ } 'Kebaikan apa pun yang kamu lakukan untuk dirimu, 'maka kamu akan menemukan pahalanya pada sisi Allah SWT.' Mereka juga diperingatkan agar tidak berbuat maksiat kepada-Nya."

Sedangkan mengenai firman-Nya: { } "Mahamelihat, "lebih lanjut Ibnu Jarir mengatakan: "Allah Ta’ala

(melihat), lalu kata itu berubah men-jadi sebagaimana

(menciptakan) menjadi dan ' ' (pedih) menjadi ." Wallahu a'lam.

Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yabudi dan Nasrani." Demikian itu (hanya) angan-angan

mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjuk-kan kebenaranmu jika kamu adalah orang-orang yang benar." (QS. 2:111) (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang

menyerahkan diri kepada Allah SWT, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Rabb-nya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih bati. (QS. 2:112) Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan," dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan,"padahal mereka (sama-sama) membaca al- Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak me-ngetahui, mengucapkan seperti ucapan menyerahkan diri kepada Allah SWT, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Rabb-nya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih bati. (QS. 2:112) Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan," dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan,"padahal mereka (sama-sama) membaca al- Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak me-ngetahui, mengucapkan seperti ucapan

Allah SWT menjelaskan ketertipuan orang-orang Yahudi dan Nasrani oleh apa yang ada pada diri mereka, di mana setiap kelompok dari keduanya (Yahudi dan Nasrani) mengaku bahwasanya tidak akan ada yang masuk Surga kecuali yang memeluk agama mereka, sebagaimana yang diberitahukan oleh Allah Tabaraka wa Ta'ala melalui firman-Nya dalam surat al-Maa-idah berikut ini, mereka menyatakan: {

} "Kami anak-anak Allah dan kekasih-kekasib-Nya." (QS. Al-Maa-idah: 18)

Kemudian Allah Ta’ala mendustakan pengakuan mereka itu melalui pemberitahuan yang disampaikan dalam firman-Nya bahwa Dia akan mengadzab mereka akibat dosa yang mereka perbuat. Seandainya keadaan mereka sebagaimana yang mereka katakan, niscaya kesudahannya tidak demikian. Sebagaimana pengakuan mereka sebelumnya yang menyatakan bahwa mereka tidak akan disentuh oleh api Neraka, kecuali beberapa hari saja. Kemudian mereka masuk ke Surga. Tetapi pengakuan mereka ini pun mendapat bantahan dari Allah. Berikut ini adalah bantahan Allah Ta’ala berkenaan dengan pengakuan mereka yang tidak berdasarkan dalil, hujjah, dan keterangan yang jelas, di mana Dia berfirman: {

} "Itulah angan-angan mereka." Abul 'Aliyah mengatakan: "Artinya, yaitu angan-angan yang mereka damba-kan dari Allah SWT tanpa alasan yang benar." Hal senada juga dikemukakan oleh Qatadah dan ar-Rabi' bin Anas.