} "Jika kamu telah merasa aman ," dan rasa aman berarti tidak terkepung."
} "Jika kamu telah merasa aman ," dan rasa aman berarti tidak terkepung."
Sedangkan pendapat kedua menyatakan bahwa halangan itu lebih umum dari sekedar pengepungan yang dilakukan oleh musuh termasuk halangan sakit, atau tersesat, atau semisalnya.
Imam Ahmad meriwayatkan, dari al-Hajjaj bin 'Amr al-Anshari: "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
'Barangsiapa luka, sakit atau pincang, maka ia boleh bertahallul dan wajib baginya mengerjakan haji pada waktu yang lain.'"
Al-Hajjaj mengatakan: "Lalu hal itu aku kemukakan kepada Ibnu ‘Abbas ra dan Abu Hurairah ra, maka keduanya pun berujar: "Engkau benar." Hadits ini juga diriwayatkan oleh para penyusun empat kitab hadits yang bersumber dari Yahya bin Abi Katsir.
Diriwayatkan dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari '‘Aisyah RA , bahwa Rasulullah SAW pernah datang menemui Dhuba'ah binti Zubair bin 'Abdul Muththallib, lalu ia berkata: "Ya Rasulullah SAW, aku ingin menunaikan haji, sedang aku dalam keadaan sakit." Maka beliau pun bersabda:
"Tunaikanlah haji dan syaratkanlah bahwa tempat tahallulku berada di mana Engkau menahanku."
Hadits senada juga diriwayatkan Imam Muslim dari Ibnu ‘Abbas ra.
Sebagian ulama ada yang berpendapat, bahwasanya dibolehkan pen-syaratan dalam haji berdasarkan pada hadits ini. Imam Muhammad Bin Idris asy-Syafi'i telah mendasarkan kebenaran pendapat ini pada kebenaran hadits tersebut. Sedangkan Baihaqi dan para huffaz mengatakan keshahihan hadits ini. Segala puji bagi Allah SWT.
Dan firman Allah Ta’ala: { } "Maka (sembelihlah) kurban yang mudah didapat." Imam Malik meriwayatkan, dari 'Ali bin Abi Thalib, mengenai firman-Nya ini, ia mengatakan: "Yaitu kambing."
Ibnu ‘Abbas ra mengatakan, al-hadyu termasuk delapan pasangan, yaitu unta, sapi, biri-biri, dan kambing.
Mengenai firman Allah SWT tersebut, ats-Tsauri meriwayatkan, dari Habib dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas ra, ia mengatakan: "Yaitu kambing."
Hal yang sama juga dikemukakan oleh 'Atha', Mujahid, Thawus, Abul 'Aliyah, Muhammad Bin 'Ali bin Husain, 'Abdurrahman bin Qasim, asy-Sya'abi, an-Nakha'i, al-Hasan al-Bashri, Qatadah, adh-Dhahhak, Muqatil bin Hayyan, dan ulama lainnya. Dan hal itu merupakan pendapat para imam empat (Hanafi, Mahk, asy-Syafi'i dan Hanbali).
Al-'Aufi menuturkan: "Jika mampu, maka hendaklah menyembelih unta, jika tidak mampu maka hendaklah menyembelih sapi, dan jika tidak mampu, maka hendaklah menyembelih kambing."
Dalil yang menjadi landasan keshahihan pendapat jumhurul ulama mengenai diperbolehkannya menyembelih kambing ketika dalam keadaan terkepung (terhalang) adalah, bahwa Allah SWT telah mewajibkan penyembelihan binatang yang mudah didapat. Artinya, binatang kurban yang mudah didapat apa pun jenisnya. Dan yang di maksud dengan al-hadyu adalah unta, sapi, dan kambing. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas ra , ulama yang luas pengetahuannya, penafsir al-Qur-an dan anak paman Rasulullah SAW .
Dan dalam kitab Shahib al-Bukhari dan Shahih Muslim telah ditegaskan, hadits dari '‘Aisyah Ummul Mukminin RA, ia mengatakan: "Rasulullah SAW pernah berkurban dengan kambing sekali."
} "Dan janganlah kamu mencukur bersih rambutmu sebelum kurban sampai di tempat penyembelihannya. " Firman-Nya ini merupakan kelanjutan dari firman-Nya: } {
Dan firman Allah Ta’ala:
"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah ." bukan kelanjutan dari firman-Nya: {
} "Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) kurban yang mudah didapat." Sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Jarir , karena Nabi dan para Sahabatnya pada tahun Hudaibiyah, ketika mereka terkepung (terhalang) oleh orang-
orang kafir Quraisy sehingga tidak dapat memasuki Tanah Haram, mereka mencukur rambut dan menyembelih hewan kurban mereka di luar Tanah Haram. Adapun di saat
aman dan dapat sampai keTanah Haram maka mereka tidak diperbolehkan mencukur rambut, {
"Sehingga kurban sampai di tempat "Sehingga kurban sampai di tempat
"Wahai Rasulullah, mengapa orang-orang bertahallul dari umrah, sementara anda sendiri tidak bertahallul dari umrahmu?" Maka Rasulullah SAW pun menjawab: "Sesungguhnya aku telah membiarkan rambutku menggempal, kusut dan mengikat binatang kurbanku sehingga aku tidak akan bertahallul sebelum menyembelihnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dan firman Allah { } "Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia mencukur), maka wajib baginya membayar fidyah, yaitu berpuasa, bersedekah atau berkurban." Al-Bukhari meriwayatkan dari 'Abdurrahman bin Ashbahani, aku pernah mendengar Abdullah bin Ma'qil berkata: "Aku pernah duduk dekat Ka'ab bin 'Ujrah di masjid ini, yaitu masjid Kufah. Lalu kutanyakan kepadanya mengenai fidyah dengan puasa, ia pun menjawab: 'Aku pernah dibawa menghadap Nabi SAW, sedang kutu berjatuhan di wajahku, maka beliau bersabda: Aku tidak menduga bahwa gangguan yang engkau alami sampai seperti ini, apakah engkau mempunyai kambing? ' 'Tidak,' jawabku. Kemudian beliau bersabda: 'Berpuasalah tiga hari atau berikanlah makan
kepada enam orang miskin, setiap orang miskin memperoleh setengah sha 74 makanan dan cukurlah rambutmu.' Jadi, lanjut Ka'ab bin 'Ujrah, ayat tersebut diturunkan
khusus mengenai diriku, dan secara umum untuk kalian." Imam Ahmad meriwayatkan, dari Ka'ab bin 'Ujrah: "Aku pernah di-kunjungi
Nabi, ketika aku tengah menyalakan api di bawah kuali, sementara kutu berjatuhan di wajahku, atau ia mengatakan, di dahiku. Maka beliau pun bertanya: 'Kutu-kutu kepalamu itukah yang menyakitimu?' 'Ya,' jawabku. kemudian beliau bersabda: 'Cukurlah rambutmu dan berpuasalah tiga hari atau berikanlah makan kepada enam orang miskin atau sembelihlah kurban.'"
Mengenai hadits di atas, Ayub mengatakan: "Aku tidak tahu, mana yang didahulukan."
Hadits senada juga diriwayatkan Imam Malik, dari Ka'ab bin 'Ujrah. Mengenai firman Allah Ta’ala: {
} "Maka wajib baginya membayar fidyab, yaitu berpuasa, atau bersedekah, atau berkurban," Ibnu
71 Haji Qiran: Umrah dan haji dilakukan secara bersamaan/Pent"- 72 Haji Ifrad: Berhaji dan berumrah secara terpisah. Selesai haji baru umrah atau umrah sebelum
musim haji, kemudian berhaji dimusim haji.pent- 73 Haji Tamattu': Mengerjakan umrah di musim haji, kemudian mengerjakan haji."Pent
74 Sha' = 2 mud, 1 mud = 6ons.Pent-
‘Abbas ra, mengatakan: "Jika menggunakan kata 'au' (atau), maka manapun dari ketiga hal itu yang engkau kerjakan, maka engkau akan mendapatkan pahala."
Berkenaan dengan hal itu, penulis (Ibnu Katsir) katakan, yang demikian itu merupakan madzhab empat imam dan ulama pada umumnya. Dalam hal ini, seseorang diberikan pilihan, jika menghendaki ia boleh berpuasa, dan jika menghendaki ia boleh bershadaqah, dengan tiga sha' makanan, setiap orang miskin mendapatkan setengah sha' makanan atau sama dengan dua mud, dan jika berkehendak, ia juga boleh menyembelih kurban dan menshadaqahkannya kepada para fakir miskin. Artinya, mana saja dari ketiga hal itu yang dipilih, maka sudah cukup baginya. Oleh karena lafazh al-Qur-an menerangkan ke-ringanan, maka dijelaskan dari hal yang lebih mudah kepada yang lebih mudah lagi, yaitu: {