Ibnu Abbas ra mengatakan: { } berarti para penolong." Sedangkan as-Suddi menceritakan dari Abu Malik: {
Ibnu Abbas ra mengatakan: { } berarti para penolong." Sedangkan as-Suddi menceritakan dari Abu Malik: {
} berarti kaum lain yang mau membantu kalian untuk melakukan hal tersebut. Dan mohonlah bantuan kepada
sembahan-sembahan kalian yang engkau anggap dapat memberikan pertolongan." Dan Mujahid mengatakan: {
} berarti beberapa orang ahli bahasa yang dapat membantu hal itu." Dan mereka ini telah ditantang oleh Allah SWT untuk melakukan hal tersebut pada surat yang lain dalam al-Qur-an:
"Katakanlah, Datang-kanlah sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih (dapat) memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan al-Qur-an), niscaya aku akan mengikutinya, jika kamu sungguh orang-orang yang benar." (QS. Al-Qashash: 49).
Demikian juga firman-Nya yang terdapat dalam surat al-Israa':
"Katakanlah: 'Sesungguhnya jika manusia danjin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuatyang serupa dengannya sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yanglain.'" (QS. Al-Israa': 88).
Sedangkan dalam surat Hudd difirmankan-Nya:
"Bahkan mereka mengatakan: 'Muhammad telah membuat-buat al-Qur-an itu.' Katakanlah: '(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang di- buat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup memanggilnya selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar.'" (QS. Huud: 13). '
Dan dalam surat yang lain juga difirmankan:
" Tidaklah mungkin al-Qur-an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (al-Qur-an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Rabb semesta alam. Atau (patutkah) mereka mengatakan: 'Muhammad membuat-buatnya.' Katakanlah: '(Kalau benaryang kamu katakan itu), maka cobalah datang-kan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu pang-gil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.'" (QS. Yunus: 37-38).
Semua ayat di atas diturunkan di Makkah. Selain itu, Allah SWT juga menantang orang-orang kafir untuk melakukan hal tersebut di Madinah, dengan firman-Nya: {
} "Dan jika kamu tetap dalam keraguan terhadap al-Qur-an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surat yang serupa dengannya." (QS. Al-Baqarah: 23).
Yaitu yang serupa dengan al-Qur-an. Demikian itulah yang dikemukakan oleh Mujahid dan Qatadah serta menjadi pilihan Ibnu Jarir, ath-Thabari, az-Zamakhsyari, ar-Razi, dan dinukil dari 'Umar, Ibnu Mas'ud, Ibnu 'Abbas ra, Hasan al-Bashri, dan mayoritas para muhaqqiq. Dan hal itu ditarjih (dinilai kuat) dengan beberapa pandangan, yang terbaik di antaranya adalah bahwa Allah SWT menantang mereka secara keseluruhan, baik dalam keadaan sendiri-sendiri maupun kelompok, orang- orang yang buta huruf maupun yang ahli kitab. Yang demikian itu merupakan tantangan yang paling tegas dan sempurna daripada sekedar menantang satu per satu dari mereka yang tidak dapat menulis dan belum mendalami ilmu sedikit pun. Juga dengan menggunakan dalil dari firman-Nya: {
} "Kalau demikian, maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya." (QS. Huud: 13). Juga firman-Nya: {
} "Niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya'" (QS. Al-Israa': 88).
Oleh karena itu Allah SWT berfirman: { } "Maka jikakamn tidak dapat membuatnya dan tidak akanpemah dapat melakukannya. "Kata " " untuk memberikan ketegasan pada masa yang akan datang. Artinya, sekali-kali kalian tidak akan pernah dapat melakukannya.
Dan ini merupakan mukjizat lain, di mana Dia memberikan sebuah berita yang pasti dengan berani tanpa rasa takut maupun kasihan, bahwa al-Qur-an ini tidak akan pernah dapat ditandingi. Kenyataannya dari sejak dulu sampai sekarang, dan sampai kapanpun tidak ada yang dapat menyamai, dan tidak mungkin bagi seseorang dapat melakukan hal itu.
Yang demikian itu karena al-Qur-an merupakan firman Allah SWT, Rabb Pencipta segala sesuatu. Bagaimana mungkin firman Allah SWT sang Pencipta akan sama dengan ucapan makhluk ciptaan-Nya.
Orang yang mencermati dan memperhatikan al-Qur-an dengan seksama, niscaya ia akan menemukan berbagai keunggulan al-Qur-an -yang sulit untuk ditandingi dalam seni sastra baik yang tersurat maupun yang tersirat,-dari sisi lafazh dan juga sisi makna.
Allah SWT berfirman: { } "Alif laam raa'. Inilah suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi Allah yang Mahabijaksana lagi Mahatahu." (QS. Huud: 1).
Artinya, Dia telah menyusun kata-kata di dalam al-Qur-an secara rapi dan indah serta menerangkan maknanya secara rinci. Dengan demikian, seluruh kata dan maknanya dikemukakan secara fasih, tidak ada yang dapat menyamai dan menandinginya. Di dalamnya Allah SWT memberitakan berbagai berita ghaib yang telah lalu dan terjadi sesuai dengan apa yang diberitakan tersebut, dan Dia juga menyuruh berbuat kebaikan dan melarang berbuat kejahatan, sebagaimana firman Allah Tabaraka wa Ta'ala : {
} "Telah sempurna kalimat Rabbmu (al-Qur-an), sebagai kalimat yang benar dan adil." (QS. Al-An'aam: 115).
Artinya, benar dalam berita yang disampaikan al-Qur-an dan adil dalam hukum-hukum yang dimuatnya. Dengan demikian, semua kandungannya itu adalah benar, adil, dan petunjuk yang tidak ada sedikit pun darinya kecerobohan, kebohongan, dan juga dibuat-buat, seperti yang terdapat dalam syair-syair Arab dan syair-syair lain yang diwarnai dengan berbagai kecerobohan dan kebohongan, yang tidak akan indah kecuali dengan hal-hal seperti itu. sebagai-mana diungkapkan dalam syair:
Sungguh kata yang paling indah adalah yang paling dusta. Sedangkan al-Qur-an, seluruh kandungannya benar-benar fasih, berada di
puncak keindahan bahasa bagi orang-orang yang memahami hal tersebut secara rinci dan global dari kalangan mereka yang memahami ucapan dan ungkapan bangsa Arab.
Sesungguhnya jika anda mencermati dan merenungkan berita-berita yang disajikan al-Qur-an, niscaya anda akan mendapatkannya benar-benar berada di puncak keindahan, baik penyajian secara panjang lebar maupun singkat, diulang- ulang atau tidak. Setiap kali melakukan pengulangan, maka semakin tinggi dan mempesona keindahannya. Tidak basi dengan banyaknya pengulangan dan tidak membuat para ulama menjadi bosan. Ancaman yang dikemukakan-Nya akan menjadikan gunung-gunung yang tegak berdiri itu berguncang karenanya. Lalu bagaimana dengan hati yang benar-benar memahami hal tersebut. Dan jika Dia berjanji, Dia mengemukakannya dengan ungkapan yang dapat membuka hati dan pendengaran serta merasa rindu ke darussalam (tempat yang penuh kedamalan, Surga) dan berdekatan dengan 'Arsy ar-Rahman (singgasana Allah SWT), sebagaimana firman-Nya dalam targhib-Nya berikut ini:
{ } "Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (QS. As-Sajdah: 17).
Dia juga berfirman: "Dan di dalam Surga itu terdapat segala apa yang diinginkan oleh hati dan sedap (di- pandang) mata dan kamu kekal di dalamnya." (QS. Az-Zukhruf: 71).