} "Danjangan-lah sekali-kali orang-orang kafir menyangka bahwa pemberian tangguh

} "Danjangan-lah sekali-kali orang-orang kafir menyangka bahwa pemberian tangguh

Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka." (QS. Ali-'Imran: 178).

Ibnu Jarir mengatakan: "Demikian itulah olok-olok, celaan, makar, dan tipu daya Allah SWT terhadap orang-orang munafik dan orang-orang musyrik." Menurut orang yang menafsirkan ayat ini dengan pengertian tersebut.

Ibnu Jarir menceritakan bahwa sebagian ulama yang lainnya mengatakan: "Olok-olok, celaan, dan hinaan dilontarkan Allah SWT disebabkan berbagai

kemaksiatan dan kekufuran yang mereka lakukan." Masih menurut Ibnu Jarir: "Terdapat pendapat lain lagi bahwa, hal seperti itu

dan yang semisal merupakan jawaban, sebagaimana ucapan sese-orang kepada orang yang menipunya jika ia berhasil mengalahkannya: 'Akulah yang menipumu."'

Hal itu bukan merupakan tipu daya dari-Nya, namun Dia mengatakan seperti itu jika hal itu (tipuan) ditujukan kepadanya. sebagaimana firman-Nya:

"Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah SWT sebaik-baik pembalas tipu daya." (QS. Ali 'Imran: 54).

Dan juga firman-Nya: { } "Allah SWT akan (membalas) mengolok-olok mereka." Bahwasanya hal ini merupakan jawaban balasan, karena tidak ada makar dan olok-olok dari Allah SWT i)si. Artinya, bahwa makar dan olok- olok mereka itu justru menimpa diri mereka sendiri. Ada juga yang mengatakan bahwa firman Allah SWT berikut ini: {

} "Sebenar-nya kami hanya mengolok-olok. Allah SWT akan (membalas) olok-olokan mereka."

Juga firman-Nya: { } "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka itu." (QS. An- Nisaa': 142).

Demikian halnya firman-Nya: { } "Maka orang- orang munafik itu menghina mereka. Allah akan memhalas penghinaan mereka itu."(QS. At-Taubah: 79).

Serta firman-Nya: { } "Mereka melupakan Allah , maka Allah juga melupakan mereka."{QS. At-Taubah: 67).

Juga firman-firman-Nya yang semisal itu merupakan bentuk pemberitahuan dari Allah SWT bahwa Dia akan memberikan balasan atas perolokan yang mereka lakukan serta menyiksa mereka akibat tipu daya mereka. Dia menyampai-kan pemberitahuan mengenai pembalasan-Nya serta pemberian siksaan kepada mereka, bersamaan dengan pemberitahuan mengenai perbuatan mereka yang memang berhak mendapatkan balasan dan siksaan. Sebagaimana firman-Nya: {

} "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yangserupa, maka "barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, makapahalanya atas tanggungan Allah SWT ." (QS. Asy-Syuura: 40)

Demikian juga firman-Nya: { } "Oleh sebab itu, barangsiapa menyerang kamu, maka seranglah ia." (QS. Al-Baqarah: 194).

Perlakuan pertama merupakan kezhaliman, sedangkan yang kedua (balasan) merupakan keadilan. Meskipun kedua kata itu sama, namun makna-nya berbeda. Banyak pengertian dalam al-Qur’an semacam itu.

Masih menurut Ibnu Jarir bahwa ulama yang lainnya mengatakan: "Arti semuanya itu adalah bahwa Allah SWT memberitahukan mengenai orang-orang munafik itu, jika mereka kembali kepada para pemimpin mereka, mereka mengatakan: 'Sesungguhnya kami bersama kalian dalam mendustakan Muhammad dan apa yang dibawanya. Dan apa yang kami ucapkan kepada mereka itu sebenarnya hanyalah olok-olok belaka.'" Kemudian Allah SWT memberitahukan bahwa Dia memperolok-olok mereka, lalu memperlihatkan kepada mereka hukum-hukum-Nya di dunia, berupa keterpeliharaan nyawa dan harta kekayaan mereka, berbeda dengan apa yang akan mereka terima kelak di sisi-Nya di akhirat, yaitu berupa adzab dan siksaan.

Setelah itu Ibnu Jarir memperkuat dan mendukung pendapat ini, karena secara ijma' Allah SWT Mahasuci dari perbuatan makar, tipu daya, kebohongan yang dilakukan dengan tujuan main-main. Sedangkan yang dilakukan-Nya atas dasar hukuman pembalasan dan pemberian imbalan secara adil, maka hal itu tidak mustahil bagi-Nya.

Ibnu Jarir menuturkan: "Hal yang serupa dengan apa yang kami kata-kan adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Kuraib dari Ibnu Abbas ra, mengenai firman Allah SWT: {

} "Allah SWT akan (membalas) mengolok-olok mereka," ia mengatakan: "Allah SWT memperolok mereka itu sebagaimana balasan atas perbuatan mereka sebelumnya."

Sedangkan mengenai firman-Nya: { } "Dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesaian mereka." As-Suddi meriwayatkan dari Abu Malik, dari Abu Shalih, dari Ibnu 'Abbas ra, juga dari Murrah Sedangkan mengenai firman-Nya: { } "Dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesaian mereka." As-Suddi meriwayatkan dari Abu Malik, dari Abu Shalih, dari Ibnu 'Abbas ra, juga dari Murrah

” berarti pemberian tangguh kepada mereka. Mujahid mengatakan: "

berarti memberi tambahan kepada mereka." Dan sebagian lainnya mengatakan: "Setiap kali mereka melakukan perbuatan dosa, mereka diberi nikmat, yang pada hakikatnya nikmat itu adalah kesengsaraan."

Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman:

"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus- asa. Maka orang-orang yang zhalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segalapuji bagi Allah, Rabb semesta alam." (QS. Al-An'aam: 44-45).

Ibnu Jarir berpendapat: "Yang benar adalah 'Kami memberikan tambahan kepada mereka dengan membiarkan mereka dalam kesesatan dan kedurhaka-an.'" Sebagaimana firman Allah Tabaraka wa Ta'ala:

{ } Dan begitu pula Kami memalingkan had dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (al-Qur’an)pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat." (QS. Al-An'aam: 110).

" " artinya sikap berlebih-lebihan dalam melakukan sesuatu, sebagaimana firman-Nya {