Hipotesis Tindakan KAJIAN PUSTAKA
54
A-B-A’
A A A B B B B B B A’ A’ A’
adalah kondisi ketika suatu intervensi telah diberikan dan perilaku sasaran diukur di bawah kondisi tersebut.
Pada desain A1-B-A2, prosedur dasar yang dapat dilakukan oleh peneliti yaitu mengukur kemampuan awal yang menjadi perilaku atau kemampuan
sasaran sebelum diberikan intervensi pada fase atau kondisi baseline 1 A1 dengan periode waktu tertentu. Kemudian, pada fase intervensi B, peneliti
memberikan intervensi atau perlakuan kepada subjek siswa Cerebral Palsy dengan menggunakan media gambar Upin Ipin untuk menjelaskan konsep
penjumlahan dan melakukan pengukuran pada kemampuan sasaran atau kondisi subjek selama periode waktu tertentu. Setelah itu, peneliti melakukan
pengukuran kemampuan sasaran pada fase baseline 2 A2 tanpa memberikan intervensi dengan periode waktu tertentu. Menurut Juang Sunanto, Koji
Takeuchi, dan Hideo Nakata 2006: 44, penambahan kondisi baseline yang kedua A2 ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk kondisi intervensi
sehingga keyakinan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat lebih kuat.
Gambar 1. Desain A-B-A’ Juang Sunanto, 2006: 45
55
Keterangan : A: Baseline -I, kondisi awal hasil belajar sebelum diberikan intervensi
B: Intervensi, kondisi kemampuan hasil belajar setelah diberikan intervensi dengan menggunakan media gambar Upin Ipin
A’: Baseline -II, kondisi setelah intervensi Pada penelitian dengan desain subjek tunggal selalu dilakukan
perbandingan antara kondisi baseline dengan sekurang-kurangnya satu kondisi intervensi. Pada penelitian ini, tujuan digunakannya pola desain A-B-
A yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan media gambar Upin Upin
terhadap kemampuan penjumlahan anak Cerebral Palsy. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pola desain A-B-A yaitu sebagai berikut :
1. A-1 Baseline I
Pada tahap penelitian ini akan dilakukan tes sebelum pemberian perlakuan. Tes dilakukan dengan memberikan 20 butir soal dengan
mengukur persentase munculnya keberhasilan dalam mengerjakan soal mengenai konsep penjumlahan dalam durasi tertentu 30 menit. Tes
terdiri dari 10 butir soal tentang konsep bilangan dan 10 butir soal tentang penjumlahan dua angka.Pemberian tes sebagai dasar dalam
pengukuran ini, dilakukan oleh peneliti yang bekerjasama dengan guru kelas III di SLB N 1 Bantul jurusan Tunadaksa. Tes ini dilaksanakan 3
sesi selama 1 minggu hingga diperoleh data persentase dan durasi keberhasilan dalam pemahaman konsep penjumlahan yang dapat
dikatakan stabil.