Tahap Perkembangan Dalam Pembelajaran Matematika

28 penemuan, sedangkan tujuan berikutnya adalah untuk belajar bermakna yaitu belajar memahami apa yang sudah diperolehnya dan dikaitkan dengan keadaan lain sehingga apa yang dia pelajari akan lebih dimengerti. Matematika merupakan substansi bidang studi yang menopang pemecahan masalah dalam segala sektor kehidupan. Untuk itu bagi anak dengan hambatan mental perlu diberikan materi tentang Matematika. Pembelajaran Matematika bagi mereka bertujuan agar mereka mampu menggunakan di dalam kehidupan sehari- hari. Keterbatasan atau hambatan mental yang menghambat mereka di dalam mempelajari Matematika memerlukan pembelajaran dimodifikasi ke arah yang lebih konkret dan fungsional. Menurut Dirjen Dikdasmen 2006: 45, tujuan umum diberikan Pembelajaran Matematika di jenjang pendidikan dasar adalah: a. Mempersiapkan subjek agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif. b. Menyiapkan subjek agar dapat menggunakan Matematika dan pola pikir Matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai Ilmu Pengetahuan.

7. Materi Pembelajaran Matematika

Materi Pembelajaran Matematika untuk kelas III dasar seharusnya telah sampai pada memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. Kondisi ini jauh berbeda dengan penguasaan materi 29 siswa kelas III dasar di SLB N 1 Bantul. Pembelajaran Matematika di kelas tersebut masih membahas tentang pejumlahan dua angka. Saat peneliti melakukan observasi pada Mata Pelajaran Matematika, guru memberikan materi pembelajaran tentang operasi penjumlahan. Dari hasil observasi subjek dapat menyelesaikan penjumlahan satu angka namun ketika diberikan penjumlahan dua angka subjek mengalami kesulitan ketika menjawab. Hal ini berarti bahwa kemampuan subjek dalam menyelesaikan penjumlahan dua angka masih rendah. Bila diamati lebih lanjut kekeliruan yang dialami subjek disebabkan karena subjek tersebut belum menguasai nilai tempat bilangan dan konsep penjumlahan dua angka. Materi penjumlahan dua angka seharusnya sudah dikuasai subjek sejak duduk di kelas I dasar. Akan tetapi, dengan kondisi subjek yang mengalami Cerebral Palsy dan disertai dengan hambatan intelektual maka subjek tersebut belum dapat menguasai penjumlahan dua angka. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian tentang materi penjumlahan dua angka. Di bawah ini adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang diperoleh dari kurikulum dasar D kelas I semester II. 30 Tabel 1. Kurikulum Pelajaran Matematika Kelas Dasar I semester II Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah. 4.1 Membilang banyaknya benda 4.2 Mengurutkan banyaknya benda 4.3 Menentukan nilai tempat bilangan puluhan dan satuan 4.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka 4.5 Menggunakan sifat operasi pertukaran dan pengelompokkan 4.6 Menyelesaikan masalah yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan dua angka. Berdasarkan tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Kompetensi Dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 4.1 Membilang banyaknya benda 4.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka Dari kompetensi dasar yang telah ditentukan di atas, maka materi yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut : a. Konsep Bilangan. b. Konsep Penjumlahan Penjumlahan dua angka Perlakuan atau intervensi pada penelitian ini difokuskan pada kemampuan penjumlahan dua angka yang belum dikuasai siswa kelas III dasar. Tetapi untuk memberikan pemahaman kepada subjek mengenai konsep penjumlahan, terlebih dahulu subjek harus menguasai konsep bilangan 1-20. Pembelajaran Matematika adalah pembelajaran maju bersyarat sehingga bila

Dokumen yang terkait

PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) 1 BANTUL YOGYAKARTA

14 75 122

PENGARUH NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT TERHADAP KEMAMPUAN GROSS MOTOR BERDIRI ANAK CEREBRAL PALSY Pengaruh Neuro Developmental Treatment Terhadap Kemampuan Gross Motor Berdiri Anak Cerebral Palsy Spastik Diplegi.

0 4 12

PENGARUH AKTIVITAS KOLASE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA SISWA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK.

15 88 40

PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB AZ-ZAKIYAH.

0 1 39

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI ANAK CEREBRAL PALSY DI SDN TUNAS HARAPAN :Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastik di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif.

0 0 52

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA CEREBRAL PALSY KELAS III DI SLB NEGERI 1 BANTUL.

0 0 138

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPAKAIAN MELALUI METODE DRILL PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

1 6 222

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI TEKNIK LATIHAN GRAPHOMOTOR PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

12 56 187

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BUKU KOMUNIKASI BERBASIS AUGMENTATIVE AND ALTERNATIVE COMMUNICATION (AAC) DALAM KEMAMPUAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK AUTIS KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL.

0 14 161

KEEFEKTIFAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI I BANTUL.

52 396 253