103
Untuk memperjelas data dalam tabel tersebut, maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 7. DisplayAkumulasi Durasi Waktu KeberhasilanTes Penjumlahan Subjek Penelitian
Pada Fase Baseline-I, Intervensi dan Baseline-II
Berdasarkan gambar grafik di atas, dapat terlihat jika durasi waktu subjek dalam mengerjakan tes mengalami penurunan pada fase intervensi
dibandingkan pada fase baseline -1 tetapi pada fase baseline-2 mengalami peningkatan. Durasi waktu terlama yang dimiliki subjek ketika mengerjakan
tes pada baseline-2 adalah pada sesi pertama dan ketiga yaitu 30 menit, sedangkan sesi kedua menunjukkan waktu pengerjaan yang sama yaitu 25
menit.
5 10
15 20
25 30
35
B a
se li
n e
-1 …
B a
se li
n e
-1 k
e d
u a
B a
se li
n e
-1 k
e ti
g a
In te
rv e
n si
k e
-1
In te
rv e
n si
k e
-2
In te
rv e
n si
k e
-3
In te
rv e
n si
k e
-4
In te
rv e
n si
k e
-5
In te
rv e
n si
k e
-6 B
a se
li n
e -2
…
B a
se li
n e
-2 k
e d
u a
B a
se li
n e
-2 k
e ti
g a
Durasi Waktu Menit
Durasi Waktu Menit
104
4. Deskripsi Data Hasil Observasi
Observasi dilakukan selama tahap intervensi, data hasil observasi digunakan sebagai pendukung data hasil Pembelajaran Matematika tentang
penjumlahan dengan menggunakan media gambar Upin Ipin. Selama pelaksanaan intervensi subjek tidak pernah bertanya mengenai nama dari
media yang digunakan, karena subjek sudah akrab dan tidak asing dengan media tersebut dan sering melihatnya ditelevisi. Subjek menunjukkan respon
yang positif dengan antusiasme ketika belajar dengan sikap yang penuh semangat. Karena ketika subjek telah menyelesaikan tugasnya dia tetap
bersemangat untuk belajar. Sejak awal pertemuan subjek tidak canggung dalam berinteraksi dengan peneliti. Subjek mudah beradaptasi dengan orang
baru. Secara umum subjek cenderung pasif secara komunikasi karena spastik yang dialami pada organ bicara sehingga suara yang dikeluarkan tidak begitu
jelas. Namun hal tersebut tidak menghambat semangat subjek untuk tetap aktif dalam tindakan.
Pelaksanaan pertemuan pertama intervensi terfokuskan pada pemberian contoh cara menggunakan media dan memberikan bantuan tindakan sekaligus
bantuan verbal kepada subjek dalam menyelesaikan tes. Peneliti menjelaskan mengenai media dan cara menggunakannya berulang kali sepanjang
intervensi pertemuan pertama. Subjek mulai tertarik dengan media ketika peneliti menyebutkan gambar yang digunakan karena gambar tersebut
merupakan tokoh kartun kegemarannya. Subjek lebih paham ketika peneliti mencontohkan cara penggunaan media dibandingkan hanya dengan
105
menjelaskan. Pada pertemuan pertama subjek mampu secara mandiri menghitung setiap susunan media tetapi belum mampu mencocokkan antara
yang tertulis di dalam lembar tugas dan media asli. Oleh karena itu peneliti harus secara berulang-ulang menunjukkan kepada subjek media asli sesuai
dengan yang dimaksud dalam lembar tugas. Subjek antusias menggunakan media gambar Upin Ipin dalam
mengerjakan soal-soal yang diberikan. Subjek bersedia menyusun media dan menghitungnya setiap diberikan instruksi. Semakin bertambah jumlah
intervensi semakin berkurang ketergantungan subjek terhadap bantuan peneliti. Pada pertemuan kedua dan ketiga subjek masih membutuhkan
bantuan tindakan pada soal tentang penjumlahan yang hasil penjumlahannya memiliki angka yang mirip atau berurutan misalnya pada soal 13+3= . Subjek
sedikit kebingungan ketika mengerjakan soal dengan soal tersebut, hal ini ditunjukkan dengan subjek menghitung berulang-ulang jumlahnya. Pada
intervensi pertemuan keempat hingga keenamsubjek tidak banyak membutuhkan bantuan verbal, subjek sudah paham dengan pola pembelajaran
dalam tahap ini sehingga subjek lebih memilih langsung menggunakan media menyusun, menghitung dan mengerjakan soal. Pada seluruh tahap
intervensi subjek belum dapat secara mandiri menuliskan hasil penjumlahan pada lembar tugas sehingga tes yang dilakukan berupa tes lisan atau tes
perbuatan. Tes perbuatan dilakukan dengan cara memilih jawaban yang berupa angka.
106
Berikut adalah hasil dari pengukuran partisipasi subjek berdasarkan hasil obsevasi:
Tabel 16 . Hasil Pengukuran Partisipasi Subjek
No Partisipasi Subjek
Jumlah skor
Tingkat penguasaan
Nilai huruf
Kriteria 1
Mengenal media
gambar Upin Ipin 17
94,44 A
Sangat baik
2 Menggunakan
media gambar Upin Ipin
16 88,88
A Sangat
baik 3
Menirukan contoh
peneliti menyelesaikan soal
penjumlahan menggunakan gambar
Upin Ipin 16
88,88 A
Sangat baik
4 Subjek
mengerjakan soal
penjumlahan menggunakan
media gambar Upin Ipin
16 88,88
A Sangat
baik
5 Subjek
menjawab secara lisan atau dengan
perbuatan hasil
dari mengerjakan
soal penjumlahan
18 100
A Sangat
baik
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa tingkat partisipasi subjek tinggi dengan kriteria sangat baik. Subjek mampu mengikuti jalannya proses
pembelajaran dalam tahap intervensi sesuai dengan harapan. Subjek bersedia mengikuti instruksi peneliti mengikuti contoh peneliti dalam mengerjakan
soal penjumlahan. Subjek bersedia menggunakan media gambar Upin Ipin dan menjawab soal dengan lisan dan perbuatan. Pada pertemuan pertama
hingga keempat subjek kurang lancar menggunakan penggunaan media untuk
107
alat bantu mengerjakan soal penjumlahan dan membutuhkan bantuan tindakan ataupun verbal, namun untuk pertemuan kelima dan keenam subjek
cukup mandiri dalam menyelesaikan soal penjumlahan dengan menggunakan media gambar Upin Ipin.
D. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dengan analisis grafik. Komponen yang dianalisis dalam penelitian
yaitu analisis dalam kondisi dan analisis antarkondisi. Data yang dianalisis yaitu pada persentase keberhasilan dan durasi waktu yang diperoleh subjek
pada tes penjumlahan baik pada baseline I, intervensi, dan baseline II. Berikut akan dijelaskan mengenai analisis data dalam kondisi dan analisis
data antarkondisi.
1. Analisis Data Dalam Kondisi
Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dengan grafik dan analisis data berdasarkan pada data individu. Komponen yang akan
dianalisis dalam kondisi ini antara lain adalah panjang kondisi, kecenderungan arah, tingkat stabilitas, tingkat perubahan, jejak data, dan
rentang. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat pengaruh penggunaan media gambar Upin Ipin terhadap kemampuan penjumlahan
subjek yang dialami sebelum dan sesudah diberikan treatment oleh peneliti. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah penggunaan media
gambar Upin Ipin berpengaruh positif untuk mengubah perilaku akademik anak Cerebral Palsy tipe spastik yang terlihat dari persentase keberhasilan
108
dari sedikit menjadi banyak dan durasi waktu mengerjakan menjadi lebih pendek dalam menyelesaikan tes penjumlahan. Namun, sebelum dilaksanakan
analisis maka dilakukan data yang telah terkumpul disusun berdasarkan fase yang telah dilakukan dalam penelitian. Berdasarkan pada tiga fase penelitian
maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 17. Data Hasil Persentase Keberhasilan Subjek MEY dalam Tes Penjumlahan pada Fase Baseline I - Intervensi -
Baseline II.
Tahap penelitian
Pertemuan ke-
Skor Persentase
1 46
57,5 Baseline
1 A 2
46 57,5
3 46
57,5 4
46 57,5
5 50
62,5 Intervensi B
6 54
67,5 7
60 75,0
8 62
77,5 9
64 80,0
10 64
80,0 Baseline
2 A 11
66 82,5
12 66
82,5
Analisis dalam kondisi dilakukan dengan menganalisis pada panjang kondisi, kecenderungan arah, kecenderungan stabilitas, jejak data, stabilitas
dan rentang data, serta perubahan level. Namun, sebelum dilaksanakan analisis maka data yang telah terkumpul disusun berdasarkan fase yang telah
dilakukan dalam penelitian.