Identitas Subjek Karakteristik Subjek

89 menggunakan bantuan verbal, bantuan tindakan atau mengerjakan secara mandiri. Data mengenai baseline-I atau kemampuan awal subjek sebelum diberikan intervensi perlakuan yaitu didapatkan melalui hasil tes terhadap kemampuan subjek dalam penjumlahan dengan mengerjakan soal penjumlahan yang berjumlah 20 item. Pengumpulan data dilaksanakan dalam 3 sesi pertemuan dengan durasi waktu maksimal setiap pengerjaan yaitu 30 menit. Soal tersebut berupa angka-angka yang terdiri dari jawab singkat dan pilihan ganda. Tes dilakukan secara lisan dan tindakan. Tes tersebut berguna untuk mengetahui skor yang diperoleh subjek penelitian sebelum diberikan treatment. Pada awal pertemuan peneliti menjelaskan berulang-ulang mengenai konsep bilangan 1-20 dan satuan serta penjumlahan dua angka dengan bahasa sederhana yang di mengerti subjek yaitu dengan kata menambah, mengambil, dan menggabungkan. Perlu instruksi berulang-ulang kepada subjek ketika pemberikan soal. Pada seluruh sesi baseline-I subjek mengerjakan soal dengan bantuan verbal sekaligus tindakan. Dalam mengerjakan soal beberapa kali subjek menjawab salah walaupun sudah di bantu dengan bantuan verbal dan tindakan. 90 Berikut akan disampaikan penyajian data waktu melalui tabel: Tabel 6. Data Hari, Tanggal, dan Waktu Pelaksanaan Baseline-1 Pertemuan ke- Hari Tanggal Waktu 1 Senin 02 Maret 2015 08.00- 08.30 WIB 2 Kamis 05 Maret 2015 09.30- 10.00 WIB 3 Sabtu 07 Maret 2015 07.30- 08.00 WIB Berdasarkan hasil pengukuran baseline-I didapatkan skor pertemuan pertama yaitu 46, pertemuan kedua 46 dan pertemuan ketiga yaitu 46. Berikut penyajian data tabel dan grafik berdasarkan perolehan data tahap baseline-I: Tabel 7. Data Hasil Tes Penjumlahan Subjek MEY pada Fase Baseline-I Perilaku sasaran Target Behavior Baseline- 1 Ke- Skor yang diperoleh Durasi Waktu menit Persentase Keberhasilan Kemampuan Penjumlahan tanpa menggunakan media gambar Upin Ipin 1 46 25 57,5 2 46 25 57,5 3 46 20 57,5 Berdasarkan pada banyak skor yang diperoleh subjek, persentase keberhasilan yang diperoleh subjek dapat terbilang masih rendah yaitu pada rentang 57,5 . Kesalahan yang dilakukan oleh subjek cenderung sama pada setiap sesi tes yaitu pada menyelesaikan soal tentang bilangan dan penjumlahan dua angka. Subjek kurang percaya diri sehingga sering menanyakan jawabannya kepada peneliti untuk meyakinkan jawabannya itu benar. 91 Pada bagian soal tentang menentukan jumlah bilangan subjek mampu menjawab namun hanya secara hafalan. Misalnya ketika peneliti membacakan soal dan bertanya tentang jawaban maka subjek akan menirukan kata terakhir yang diucapkan oleh peneliti . Sedangkan pada soal penjumlahan dua angka subjek tidak mampu menjawab secara mandiri dan masih membutuhkan bantuan verbal dan tindakan. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut: Gambar 2.Displaygrafik Persentase Keberhasilan Pengerjaan Tes Penjumlahan Subjek MEY pada Baseline-I Berdasarkan grafik di atas dapat terlihat bahwa terjadi kecenderungan arah yang stabil. Kecenderungan arah yang stabil dalam grafik di atas dimaknai bahwa tidak adanya arah grafik yang naik turun stabil dari sesi baseline -I ke-1 sampai baseline-I ke-3 . Persentase keberhasilan pada setiap baseline menunjukkan hasil yang sama yaitu pada persentase sebesar 57,5. 10 20 30 40 50 60 70 Baseline-1 pertama Baseline-1 kedua Baseline-1 ketiga Persentase Keberhasilan Persentase Keberhasilan 92 Selanjutnya sebagai data penunjang berikut disajikan durasi waktu yang diperlukan subjek dalam mengerjakan soal tes penjumlahan pada fase baseline I; Gambar 3. DisplayGrafik Durasi Waktu Pengerjaan Pemahaman Penjumlahan Subjek MEY pada Baseline-1 Berdasarkan grafik durasi waktu yang digunakan subjek menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada sesi baseline-1 pertama dengan baseline-1 ke-2. Selanjutnya pada baseline-1 ke-3 terjadi penurunan waktu yang dibutuhkan subjek. Waktu yang dibutuhkan pada baseline-1 ke-2 sama dengan pada baseline-1 pertama. Kenaikan atau penurunan durasi waktu yang diperlukan subjek menunjukkan perubahan yang signifikan pada setiap sesi pengumpulan data. Durasi waktu yang digunakan subjek untuk melakukan 20 kali item tes berada pada rentang 20 menit sampai dengan 25 menit. 5 10 15 20 25 30 Baseline-1 pertama Baseline-1 kedua Baseline-1 ketiga Durasi Waktu Menit Durasi Waktu Menit

Dokumen yang terkait

PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) 1 BANTUL YOGYAKARTA

14 75 122

PENGARUH NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT TERHADAP KEMAMPUAN GROSS MOTOR BERDIRI ANAK CEREBRAL PALSY Pengaruh Neuro Developmental Treatment Terhadap Kemampuan Gross Motor Berdiri Anak Cerebral Palsy Spastik Diplegi.

0 4 12

PENGARUH AKTIVITAS KOLASE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA SISWA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK.

15 88 40

PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB AZ-ZAKIYAH.

0 1 39

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI ANAK CEREBRAL PALSY DI SDN TUNAS HARAPAN :Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastik di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif.

0 0 52

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA CEREBRAL PALSY KELAS III DI SLB NEGERI 1 BANTUL.

0 0 138

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPAKAIAN MELALUI METODE DRILL PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

1 6 222

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI TEKNIK LATIHAN GRAPHOMOTOR PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

12 56 187

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BUKU KOMUNIKASI BERBASIS AUGMENTATIVE AND ALTERNATIVE COMMUNICATION (AAC) DALAM KEMAMPUAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK AUTIS KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL.

0 14 161

KEEFEKTIFAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI I BANTUL.

52 396 253