Tahap Awal Persiapan – Baseline-1

61 2 Tahap II : Konsep Penjumlahan Pada tahap ini subjek belajar materi penjumlahan dipraktekkan menggunakan media gambar Upin Ipin dan kotak nilai tempat bilangan. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: a Peneliti mempersiapkan media gambar Upin Ipin b Peneliti menjelaskan cara operasi penjumlahan. c Peneliti menulis penjelasan poin b di papan tulis. d Peneliti memberi contoh penjumlahan dengan praktek menggunakan media gambar Upin Ipin. e Peneliti meminta subjek untuk unjuk kerja operasi penjumlahan. Misal penjumlahan 13+5=? f Subjek menyebutkan angka 13+5= kemudian menjawabnya. Peneliti meminta subjek untuk unjuk kerja operasi penjumlahan. Misal penjumlahan 13+5=? g Subjek mengambil 13 gambar Upin . h Subjek mengambil 5 gambar Upin. i Kemudian menghitung seluruh jumlah gambar Upin. j Jadi hasil dari 13+5= 18. k Pengembangan variasi pada pembelajaran ini peneliti dapat meminta subjek mengambil gambar sesuai dengan yang diinginkan, misal subjek dapat menggunakan gambar Ipin namun tetap sesuai dengan soal yang diberikan. 62 c. Penutup Kegiatan penutup pada tahap intervensi meliputi: 1 Peneliti dan subjek merapikan dan menyimpan kembali alat, media dan bahan yang digunakan dalam proses perlakuan. 2 Tanya jawab pengalaman subjek ketika mengikuti kegiatan perlakuan yaitu pembelajaran dengan menggunakan media gambar Upin Ipin . 3 Anak dibimbing untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

3. Tahap Akhir Fase Baseline-2

Tahap akhir penelitian dengan subjek tunggal yaitu pada fase baseline-II. Fase baseline-II dilaksanakan dengan memberikan tes yang sama seperti fase baseline-I dan fase intervensi. Tes dilakukan selama 1 minggu dengan 3 sesi pertemuan. Tes yang diberikan yaitu tes kemampuan penjumlahan untuk mengetahui kemampuan penjumlahan akhir subjek setelah mendapatkan perlakuan atau intervensi yaitu dengan menggunakan media gambar Upin Ipin. Dari hasil tahap baseline-II ini akan diketahui bahwa media gambar Upin Ipin memiliki pengaruh positif apabila digunakan untuk membantu memperbaiki kemampuan penjumlahan anak Cerebral Palsy dengan menbandingkan hasil kegiatan pada tahap baseline-I, tahap intervensi dan tahap baseline-II.

Dokumen yang terkait

PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) 1 BANTUL YOGYAKARTA

14 75 122

PENGARUH NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT TERHADAP KEMAMPUAN GROSS MOTOR BERDIRI ANAK CEREBRAL PALSY Pengaruh Neuro Developmental Treatment Terhadap Kemampuan Gross Motor Berdiri Anak Cerebral Palsy Spastik Diplegi.

0 4 12

PENGARUH AKTIVITAS KOLASE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA SISWA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK.

15 88 40

PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB AZ-ZAKIYAH.

0 1 39

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI ANAK CEREBRAL PALSY DI SDN TUNAS HARAPAN :Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastik di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif.

0 0 52

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA CEREBRAL PALSY KELAS III DI SLB NEGERI 1 BANTUL.

0 0 138

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPAKAIAN MELALUI METODE DRILL PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

1 6 222

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI TEKNIK LATIHAN GRAPHOMOTOR PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

12 56 187

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BUKU KOMUNIKASI BERBASIS AUGMENTATIVE AND ALTERNATIVE COMMUNICATION (AAC) DALAM KEMAMPUAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK AUTIS KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL.

0 14 161

KEEFEKTIFAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI I BANTUL.

52 396 253