16
pada panggul memendek, sendi lutut, kaki juga membengkok. Akibatnya anak tipe ini mengalami kesulitan atau sama sekali tidak dapat berjalan.
b. Karakteristik Khusus
Karakteristik khusus anak Cerebral Palsy CP tipe Spastik yaitu sebagai berikut :
1 Gangguan Motorik
Menurut A. Salim Choiri 1995: 66 anak Cerebral Palsy tipe spastik merupakan tipe anak CP yang mengalami kerusakan pada Pyramidal
Tract atau Extrapyramidal. Anak tersebut akan mengalami hambatan
dalam sistem motorik karena kedua syaraf tersebut berfungsi untuk mengatur sistem motorik. Gangguan motorik dapat berupa kekakuan dan
kelumpuhan. 2
Gangguan Sensori Menurut A. Salim Choiri 1995: 68 hilangnya kemampuan gerak dan
raba pada anak CP khusus terjadi pada spastik hemiplegia dan quadriplegia.
Mereka tidak mampu membedakan dua titik pada kulit dan juga tidak mampu mengidentifikasi objek dengan menggunakan
tangannya. Ketidakmampuan mereka dalam mengidentifikasi objek berhubungan dengan kelainan fungsi syaraf sensoris yaitu menerima
rangsang dan mengirim rangsang. 3
Tingkat Kecerdasan Menurut A. Salim Choiri 1995: 68 tingkat kecerdasan anak CP
bervariasi. Terdapat anak CP yang mempunyai tingkat kecerdasan paling
17
dasar, normal dan bahkan yang berada di atas rata- rata. Tidak ada pengaruh antara kelainan fisik dan tingkat kecerdasan. Artinya, anak CP
yang mengalami kelainan fisik berat tidak berarti bahwa kecerdasannya rendah. Adapun faktor yang mempengaruhi anak CP mengalami
hambatan dalam memperoleh pembelajaran yaitu dari diri anak itu sendiri dan perangkat tes yang digunakan Musjafak Assjari, 1995: 69.
Faktor dari diri anak misalnya anak dapat merespon pertanyaan yang diberikan namun karena kondisi fisik yang dialaminya ia sulit untuk
mengungkapkan dengan lisan maupun tulisan akibat organ bicara dan motorik halus anak mengalami spastik. Sedangkan faktor kedua yaitu
perangkat tes yang digunakan ketika melakukan tes intelegensi. 4
Kemampuan Persepsi Menurut Musjafak Assjari 1995: 69 anak CP yang mengalami kelainan
motorik juga akan mengalami kelainan persepsi. Karena persepsi yang diterima seseorang harus melewati berbagai macam tahap. Tahapannya
adalah melalui stimulus merangsang alat indera, diteruskan ke otak oleh syaraf sensori dan pada akhirnya diterima oleh otak. Tugas otak untuk
menerima, menafsirkan dan menganalisis rangsang yang kemudian terjadi persepsi. Namun, bagi anak CP syaraf penghubung dan jaringan
otak mengalami gangguan atau kerusakan sehingga proses tersebut tidak berjalan dengan lancar. Akibatnya kemampuan persepsi anak CP
mengalami hambatan.