Kriteria Memilih Media Kajian Tentang Media Pembelajaran

42 d. Gambar ini berwarna kuning dan biru yang mencolok dan berbentuk layaknya anak- anak. e. Pengadaan media gambar ini mudah dan terjangkau.

3. Kekurangan Media Gambar Upin Ipin

Semua media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut pendapat Arief S. Sadiman 2006: 29 media gambar memiliki tiga kekurangan yaitu : “a Gambar hanya menekan pada persepsi indera mata. b Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. c Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar”.Berdasarkan pendapat ahli di atas penulis mengemukakan gagasan dalam mengatasi kekurangan media gambar. Kekurangan media gambar Upin Ipin dalam pembelajaran matematika dapat diatasi dengan cara sebagai berikut: a. Kekurangan: media gambar memang menekankan persepsi indera mata. Anak Cerebral Palsy yang merupakan subjek dalam penelitian juga memiliki hambatan intelektual. Namun anak tidak memiliki hambatan sensori sehingga dalam proses pembelajaran dan perolehan informasi masih dapat memanfaakan indera lain yang masih berfungsi. Misalnya seperti penglihatan, perabaan, penciuman dan pengecapan. Kaitannya dengan media gambar Upin Ipin, penggunaan media ini menekankan pada perolehan informasi melalui indera penglihatan. Pada pembelajaran subjek mengambil gambar Upin Ipin sesuai dengan permintaan guru. Subjek melakukan gerakan memindah gambar Upin Ipin dari tempat satu 43 ke tempat yang lain. Dapat dikatakan media gambar Upin Ipin ini juga menekankan pada indera perabaan. b. Kekurangan: gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. Untuk menghindari hal tersebut penulis membatasi gambar yang digunakan. Media gambar Upin Ipin bukanlah media gambar yang memiliki alur cerita. Media gambar ini tidak menggambarkan tentang kehidupan tokoh Upin Ipin bersama teman-temannya. Tetapi media gambar ini hanya menggunakan dua karakter yaitu Upin dan Ipin. Gambar Upin dan Ipin ini dibuat dengan jumlah yang banyak, jadi dapat dipakai sebagai media hitung dalam Pembelajaran Matematika c. Kekurangan: ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. Subjek dalam penelitian ini menggunakan subjek tunggal. Subjek yang dimaksudkan adalah siswa tunadaksa kelas III di SLB N 1 Bantul. Media gambar Upin Ipin dapat digunakan oleh subjek karena jumlahnya yang sedikit yaitu hanya satu siswa, sehingga kekurangan media ini tidak menjadi kendala dalam Pembelajaran Matematika.

4. Alasan Pemilihan Media Gambar Upin Ipin

Gambar adalah salah satu media pembelajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pembelajaran, karena media gambar memberikan manfaat dalam pembelajaran. Menurut Azhar Arsyad 2002:43, media gambar memberikan manfaat sebagai berikut: 44 “a. Menimbulkan daya tarik pada anak. Gambar dengan berbagai warna akan lebih menarik dan membangkitkan minat dan perhatian anak. b. Mempermudah pengertian anak. Suatu penjelasan yang abstrak akan lebih mudah dipahami bila dibantu gambar. c. Memperjelas bagian- bagian yang penting. d. Menyingkat suatu uraian”. Selain penjelasan di atas adapun alasan memilih media gambar Upin Ipin adalah sebagai berikut : a. Karakteristik subjek Cerebral Palsy Adapun karakteristik Cerebral Palsy CP yaitu 1 subjek CP mengalami hambatan fisik sehingga motoriknya terganggu selain itu subjek juga mengalami hambatan intelektual. 2 Subjek mengalami hambatan persepsi dan berbicara karena syarafnya mengalami kerusakan yang mengakibatkan kemampuan bahasa terbatas, miskin kosakata serta daya abstrak serta kemampuan simbolisasi rendah sehingga subjek mengalami kesulitan dalam mempelajari suatu hal yang abstrak. Subjek membutuhkan media yang bersifat konkret atau semi konkret karena digunakan untuk mewakili simbol bilangan dan juga dalam artian media tersebut dapat dilihat dan dipegang. b. Kegemaran subjek Upin Ipin adalah tokoh kartun kegemaran subjek dan kekinian karena saat ini banyak anak yang menyukainya. Secara psikologis subjek lebih tertarik dan termotivasi untuk mempelajari kegemarannya. Mereka melakukan pembelajaran seperti bermain. Peneliti berasumsi bahwa sesuatu kegemaran subjek dapat digunakan untuk pembelajaran. 45 c. Tahap perkembangan anak Subjek berada dalam tahap perkembangan operasional konkret yaitu berkisar antara usia 7-11 tahun. Tahap perkembangan operasional konkret adalah tahap berpikir di mana subjek dapat membandingkan, mencocokkan dan berpikir logis dengan bantuan media yang bersifat konkret maupun semi konkret. Dengan media yang bersifat konkret maupun semi konkret tersebut diharapkan subjek dapat memahami materi yang akan diberikan oleh peneliti. d. Karakteristik Matematika adalah abstrak. Dalam mempelajari Matematika tidak akan jauh dari bahasa simbol. Mempelajari Matematika tentu akan bertemu dengan bahasa simbol Matematika. Matematika merupakan mata pelajaran unik karena memiliki bahasa khusus dan dapat diterima oleh semua orang. Bahasa khusus yang dimaksud adalah bahasa simbol. Misal pada angka 3. Simbol ”3” merupakan simbol abstrak yang tanpa makna, akan tetapi pada pelajaran Matematika secara universal sepakat bahwa untuk menulis simbol bilangan tiga dapat dikonversikan menggunakan angka 3. Karena karakteristik yang abstrak ini, akan sangat sulit untuk mengajarkan pada subjek tingkat dasar. Untuk itu dibutuhkan media yang bersifat konkret maupun semi konkret untuk membantu memperjelas makna bahasa simbol Matematika tersebut. Berdasarkan uraian alasan di atas, peneliti merekomendasikan media gambar merupakan media semi konkret yang mewakili simbol angka dan

Dokumen yang terkait

PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) 1 BANTUL YOGYAKARTA

14 75 122

PENGARUH NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT TERHADAP KEMAMPUAN GROSS MOTOR BERDIRI ANAK CEREBRAL PALSY Pengaruh Neuro Developmental Treatment Terhadap Kemampuan Gross Motor Berdiri Anak Cerebral Palsy Spastik Diplegi.

0 4 12

PENGARUH AKTIVITAS KOLASE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA SISWA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK.

15 88 40

PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB AZ-ZAKIYAH.

0 1 39

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI ANAK CEREBRAL PALSY DI SDN TUNAS HARAPAN :Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastik di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif.

0 0 52

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA CEREBRAL PALSY KELAS III DI SLB NEGERI 1 BANTUL.

0 0 138

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPAKAIAN MELALUI METODE DRILL PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

1 6 222

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI TEKNIK LATIHAN GRAPHOMOTOR PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

12 56 187

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BUKU KOMUNIKASI BERBASIS AUGMENTATIVE AND ALTERNATIVE COMMUNICATION (AAC) DALAM KEMAMPUAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK AUTIS KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL.

0 14 161

KEEFEKTIFAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI I BANTUL.

52 396 253