Metode Penelitian METODOLOGI PENELETIAN

55 Keterangan : A: Baseline -I, kondisi awal hasil belajar sebelum diberikan intervensi B: Intervensi, kondisi kemampuan hasil belajar setelah diberikan intervensi dengan menggunakan media gambar Upin Ipin A’: Baseline -II, kondisi setelah intervensi Pada penelitian dengan desain subjek tunggal selalu dilakukan perbandingan antara kondisi baseline dengan sekurang-kurangnya satu kondisi intervensi. Pada penelitian ini, tujuan digunakannya pola desain A-B- A yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan media gambar Upin Upin terhadap kemampuan penjumlahan anak Cerebral Palsy. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pola desain A-B-A yaitu sebagai berikut : 1. A-1 Baseline I Pada tahap penelitian ini akan dilakukan tes sebelum pemberian perlakuan. Tes dilakukan dengan memberikan 20 butir soal dengan mengukur persentase munculnya keberhasilan dalam mengerjakan soal mengenai konsep penjumlahan dalam durasi tertentu 30 menit. Tes terdiri dari 10 butir soal tentang konsep bilangan dan 10 butir soal tentang penjumlahan dua angka.Pemberian tes sebagai dasar dalam pengukuran ini, dilakukan oleh peneliti yang bekerjasama dengan guru kelas III di SLB N 1 Bantul jurusan Tunadaksa. Tes ini dilaksanakan 3 sesi selama 1 minggu hingga diperoleh data persentase dan durasi keberhasilan dalam pemahaman konsep penjumlahan yang dapat dikatakan stabil. 56 2. B Intervensi Pada tahap intervensi atau perlakuan akan dilaksanakan selama 2 minggu dengan banyak pertemuan selama 6 sesi. Perlakuan dilakukan 3 sesi dalam 1 minggu. Perlakuan dilakukan dengan menggunakan media gambar Upin Ipin dalam mengajarkan konsep penjumlahan kepada subjek. Konsep penjumlahan yang diajarkan meliputi konsep bilangan dan konsep penjumlahan penjumlahan dua angka. Pada tahap ini, selain memberikan perlakuan juga dilakukan pengukuran mengenai kemampuan pemahaman konsep penjumlahan subjek melalui tes pemahaman konsep penjumlahan dengan memperhatikan persentase keberhasilan dalam menjawab tes dalam durasi 30 menit. Penelitian ini dibantu oleh guru kelas dengan memberikan bimbingan dan bantuan agar subjek dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sebagai bagian dari pemberian perlakuan. Peneliti mengenalkan konsep penjumlahan dengan menggunakan media gambar Upin Ipin yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan dan kondisi subjek. Adapun langkah- langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan intervensi pada penelitian ini terlampir pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 3. A-2 Baseline- II Tahap baseline-II merupakan tahap pengulangan baseline-I sebagai evaluasi mengenai hasil intervensi yang telah diberikan. Kegiatan dilakukan dengan mencatat persentase keberhasilan yang dialami subjek dalam memahami konsep penjumlahan. Hasil tersebut tergambar melalui 57 perilaku akademik pemahaman konsep penjumlahan yang ditampilkan subjek pada saat mengerjakan tes. Pengukuran baseline-II akan dilaksanakan selama 1 minggu dengan 3 sesi. Setiap sesi membutuhkan waktu 30 menit. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar Upin Ipinterhadap kemampuan penjumlahan dalam Pembelajaran Matematika pada anak Cerebral Palsy kelas III SD di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta.

C. Prosedur Penelitian

Pada penelitian dengan subjek tunggal ini, prosedur perlakuan terdiri dari tahap awal, tahap perlakuan dan tahap akhir yang meliputi fase baseline-1 – fase perlakuan – fase baseline-2, dengan deskripsi kegiatan sebagai berikut:

1. Tahap Awal Persiapan – Baseline-1

Tahap pertama dalam melakukan perlakuan yaitu peneliti dengan dibantu oleh guru mempersiapkan segala alat dan bahan yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam tahap ini yaitu: a. Tahap persiapan 1 Menentukkan subjek yang akan diberi perlakuan oleh peneliti, yaitu siswa Cerebral Palsy tipe spastik kelas III di SD di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta. 2 Menyiapkan media gambar Upin Ipin. 3 Menyusun alat tes kemampuan konsep penjumlahan yang digunakan pada tahap baseline-I, intervensi dan baseline-IIserta menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yaitu penggunaan media

Dokumen yang terkait

PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) 1 BANTUL YOGYAKARTA

14 75 122

PENGARUH NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT TERHADAP KEMAMPUAN GROSS MOTOR BERDIRI ANAK CEREBRAL PALSY Pengaruh Neuro Developmental Treatment Terhadap Kemampuan Gross Motor Berdiri Anak Cerebral Palsy Spastik Diplegi.

0 4 12

PENGARUH AKTIVITAS KOLASE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA SISWA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK.

15 88 40

PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB AZ-ZAKIYAH.

0 1 39

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI ANAK CEREBRAL PALSY DI SDN TUNAS HARAPAN :Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastik di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif.

0 0 52

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA CEREBRAL PALSY KELAS III DI SLB NEGERI 1 BANTUL.

0 0 138

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPAKAIAN MELALUI METODE DRILL PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

1 6 222

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI TEKNIK LATIHAN GRAPHOMOTOR PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

12 56 187

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BUKU KOMUNIKASI BERBASIS AUGMENTATIVE AND ALTERNATIVE COMMUNICATION (AAC) DALAM KEMAMPUAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK AUTIS KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL.

0 14 161

KEEFEKTIFAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI I BANTUL.

52 396 253