Deskripsi Data Hasil Baseline-Ikemampuan awal sebelum dilakukan

92 Selanjutnya sebagai data penunjang berikut disajikan durasi waktu yang diperlukan subjek dalam mengerjakan soal tes penjumlahan pada fase baseline I; Gambar 3. DisplayGrafik Durasi Waktu Pengerjaan Pemahaman Penjumlahan Subjek MEY pada Baseline-1 Berdasarkan grafik durasi waktu yang digunakan subjek menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada sesi baseline-1 pertama dengan baseline-1 ke-2. Selanjutnya pada baseline-1 ke-3 terjadi penurunan waktu yang dibutuhkan subjek. Waktu yang dibutuhkan pada baseline-1 ke-2 sama dengan pada baseline-1 pertama. Kenaikan atau penurunan durasi waktu yang diperlukan subjek menunjukkan perubahan yang signifikan pada setiap sesi pengumpulan data. Durasi waktu yang digunakan subjek untuk melakukan 20 kali item tes berada pada rentang 20 menit sampai dengan 25 menit. 5 10 15 20 25 30 Baseline-1 pertama Baseline-1 kedua Baseline-1 ketiga Durasi Waktu Menit Durasi Waktu Menit 93

2. Deskripsi Data Hasil Intervensi

Pelaksanaan intervensi dilakukan sebanyak enam kali pertemuan, setiap pertemuan dilaksanakan selama 2x30 menit. Intervensi dilakukan pada jam Mata Pelajaran Matematika di setiap pertemuannya sehingga kondisi anak masih tetap fokus dan tidak merasa berbeda dengan teman yang lainnya. Hal ini dilaksanakan sesuai kesepakatan dengan guru kelas. Intervensi yang diberikan kepada subjek yaitu mengenai penggunaan media gambar Upin Ipin terhadap perilaku akademik subjek dalam kemampuan penjumlahan dengan benar. Tabel yang menyajikan data mengenai tanggal dan waktu pelaksanaan intervensi pada subjek, sebagai berikut: Tabel 8. Data Hari, Tanggal, dan Waktu Pelaksanaan Intervensi Pertemuan ke- Hari Tanggal Waktu 1 Senin 09 Maret 2015 08.00-09.30 WIB 2 Kamis 12 Maret 2015 09.30-10.00 WIB 3 Sabtu 14 Maret 2015 07.30-08.30 WIB 4 Senin 16 Maret 2015 08.00-09.30 WIB 5 Rabu 18 Maret 2015 07.30-08.30 WIB 6 Kamis 19 Maret 2015 09.30-10.00 WIB Berikut merupakan deskripsi pelaksanaan Pembelajaran Matematika tentang penjumlahan menggunakan media gambar Upin Ipin: a. Subjek mendengarkan penjelasan peneliti mengenai media yang akan digunakan yaitu media gambar Upin Ipin dan materi yang akan dipelajari yaitu konsep penjumlahan yang terdiri dari memahami konsep bilangan 1-20, dan melakukan penjumlahan dua angka. 94 b. Subjek dan peneliti secara bersama-sama menyusun gambar Upin Ipin sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan apabila menjelaskan tentang konsep bilangan.. c. Peneliti mencontohkan cara mengengerjakan soal penjumlahan menggunakan media gambar Upin Ipin dengan menghitung semua yang sama kemudian gambar yang dijadikan satu. d. Subjek berusaha menyusun dan menghitung jumlah media gambar Upin Ipin sesuai dengan soal yang diberikan. e. Pada setiap instruksi untuk menyelesaikan soal ketika subjek mampu mengerjakan soal dengan benar maka peneliti memberikan komentar positif dengan berkata “ok betul”. Apabila subjek melakukan kesalahan maka penelitiberkata “jawabannya kurang tepat ayo dihitung kembali......” dan memberikan penjelasan mengenai jawaban yang benar. f. Setelah subjek mengerjakan soal dilanjutkan dengan melafalkan atau dengan menyusun jawaban dalam bentuk angka dan menyusun media sesuai dengan hasil penjumlahannya. 95 Berikut merupakan tabel perolehan skor tahap intervensi kemampuan penjumlahan menggunakan media gambar Upin Ipin: Tabel 9. Data Hasil Tes Penjumlahan Subjek MEY pada Fase Intervensi Perilaku sasaran Target Behavior Intervensi Ke- Skor yang diperoleh Durasi Waktu menit Persentase Keberhasilan Kemampuan Penjumlahan dengan menggunakan media gambar Upin Ipin 1 46 30 57,5 2 50 28 62,5 3 54 26 67,5 4 60 26 75,0 5 62 25 77,5 6 64 25 80,0 Hasil tahap intervensi menunjukkan bahwa pada setiap pertemuan subjek mengalami peningkatan perolehan skor. Perolehan skor ini dipengaruhi oleh kemampuan subjek menjawab soal yang secara bertahap mengalami peningkatan pemahaman mulai dari membutuhkan bantuan tindakan, bantuan verbal hingga dapat menyelesaikan soal secara mandiri. Pada intervensi pertemuan pertama peneliti harus secara berulang-ulang menjelaskan kepada subjek sekaligus membantu subjek memahami soal. Selanjutnya, pada pertemuan kedua hingga keenam subjek sudah mulai paham dengan soal-soal yang diberikan dan tidak membutuhkan instruksi secara berulang-ulang. Pada pertemuan pertama hingga ketiga subjek membutuhkan bantuan tindakan dalam mengerjakan soal nomor 11-20. Subjek secara bertahap mengalami peningkatan kemampuan sehingga dalam mengerjakan soal pada intervensi pertemuan ke 3-6 sebagian besar hanya membutuhkan bantuan verbal. 96 Bantuan tindakan yang dilakukan dalam tahap intervensi ini berupa menunjukkan dengan jari media asli sesuai yang dimaksud dalam lembar tugas dan membantu menghitung hasil penjumlahan serta bantuan verbal berupa menunjukkan dengan kata-kata misalnya menyebutkan angka terakhir yang akan dijumlahkan. Sebagai upaya dalam memperjelas hasil yang diperoleh subjek dalam menjalani tes penjumlahan pada intervensi fase 1 sampai dengan fase 6, berikut disajikan tabel data persentase keberhasilan dan grafik persentase keberhasilan subjek MEY; Tabel 10. Data Persentase Keberhasilan Subjek MEY mengenai Tes Penjumlahan pada FaseBaseline-Idan Intervensi Perilaku Sasaran Persentase keberhasilan Baseline I A Intervensi B Tes Kemampuan Penjumlahan 57,5 57,5 57,5 62,5 57,5 67,5 75,0 77,5 80,0 Berdasarkan hasil pada tabel, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan pada fase intervensi sesi pertama sampai sesi terakhir. Oleh karena itu, kecenderungan arah pada fase intervensi stabil naik, meskipun terjadi perbedaan pada besarnya kenaikan data. Adapun untuk menentukan seberapa besar presentase kestabilan data akan dibahas pada analisis data. 97 Untuk memperjelas kecenderungan arah yang telah stabil kearah menaik, dapat diperjelas dengan grafik berikut : Gambar 4. Display Grafik Persentase Keberhasilan Tes Penjumlahan Pada Baseline 1 dan Fase Intervensi Berdasarkan pada grafik persentase keberhasilan tes penjumlahan pada fase intervensi terlihat bahwa perolehan persentase keberhasilan subjek dalam menjalani tes semakin meningkat. Nilai persentase keberhasilan tertinggi diperoleh pada fase intervensi ke-6 yaitu 80. Sedangkan persentase keberhasilan paling sedikit diperoleh pada fase intervensi 1 yaitu 57,5. Selain pada persentase keberhasilan, durasi waktu yang diperlukan subjek untuk mengerjakan tes penjumlahan juga mengalami penurunan. Hal tersebut berarti bahwa subjek dapat mengerjakan tes penjumlahan dengan lebih cepat. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Persentase Keberhasilan Presentase Keberhasilan

Dokumen yang terkait

PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) 1 BANTUL YOGYAKARTA

14 75 122

PENGARUH NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT TERHADAP KEMAMPUAN GROSS MOTOR BERDIRI ANAK CEREBRAL PALSY Pengaruh Neuro Developmental Treatment Terhadap Kemampuan Gross Motor Berdiri Anak Cerebral Palsy Spastik Diplegi.

0 4 12

PENGARUH AKTIVITAS KOLASE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA SISWA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK.

15 88 40

PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB AZ-ZAKIYAH.

0 1 39

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI ANAK CEREBRAL PALSY DI SDN TUNAS HARAPAN :Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastik di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif.

0 0 52

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA CEREBRAL PALSY KELAS III DI SLB NEGERI 1 BANTUL.

0 0 138

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPAKAIAN MELALUI METODE DRILL PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

1 6 222

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI TEKNIK LATIHAN GRAPHOMOTOR PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

12 56 187

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BUKU KOMUNIKASI BERBASIS AUGMENTATIVE AND ALTERNATIVE COMMUNICATION (AAC) DALAM KEMAMPUAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK AUTIS KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL.

0 14 161

KEEFEKTIFAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI I BANTUL.

52 396 253