Takhta Suci Cakupan Perkembangan Hukum Internasional

Sistem Hukum dan Peradilan Internasional 177 1 pemberontak yang terorganisasikan secara rapi dan teratur di bawah pemimpinnya yang jelas, 2 pemberontak biasanya menggunakan tanda pengenal yang jelas, 3 kaum pemberontak sudah menguasai sebagian wilayah secara efektif sehingga wilayah- wilayah itu benar-benar di bawah kekuasaannya, 4 kaum pemberontak mendapat dukungan dari rakyat di wilayah yang didudukinya tersebut.

g. Wilayah-wilayah perwalian

Keberadaaan wilayah perwalian bermula dari sistem wilayah mandat pada masa Liga Bangsa-Bangsa. Maksud dari wilayah perwalian adalah wilayah-wilayah jajahan dari negara- negara yang karena kalah dalam Perang Dunia I lalu ditempatkan di bawah mandat dari negara lain dalam rangka membimbing wilayah itu untuk menjadi negara merdeka. Seperti misalnya wilayah Afrika Barat Daya atau Namibia yang ditempatkan di bawah mandat Afrika Selatan. h Individu Individu yang bisa menjadi subjek hukum internasional adalah individu-individu yang memiliki kriteria-kriteria khusus, seperti mereka yang telah dituduh melakukan kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan.

i. Perusahaan multinasional

Perusahaan multinasional merupakan fenomena baru dalam hukum dan hubungan internasional. Keberadaan perusahaan multinasional menjadi fakta yang tidak bisa disangkal lagi. Di beberapa tempat, negara-negara dan organisasi internasional mengadakan hubungan dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Hubungan tersebut melahirkan hak-hak dan kewajiban internasional, yang berpengaruh terhadap eksistensi, struktur substansi, dan ruang lingkup hukum internasional itu sendiri. Nilai-Nilai Pancasila Indonesia merupakan bangsa yang cinta damai. Bangsa kita mau bekerja sama dan saling menolong dengan bangsa lain. Namun, ada hal-hal yang tidak boleh dilanggar dalam pelaksanaan kerja sama, yaitu kedaulatan. Kedaulatan bangsa diperoleh dengan tetesan keringat dan darah para pahlawan. Kedaulatan mutlak harus dipertahankan dengan alasan dan cara apapun.

7. Asas Hukum Internasional

Hukum dan hubungan internasional didasarkan pada kemauan bebas dan persetujuan beberapa atau semua negara yang terlibat. Hal tersebut dilakukan demi kepentingan bersama dari mereka yang menyatakan diri di dalamnya. Seperti umumnya sistem hukum lainnya, sistem hukum internasional dilaksanakan berdasarkan asas-asas tertentu sebagai pedomannya. Adapun asas-asas hukum internasional meliputi:

a. Asas teritorial

Asas teritorial didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas teritorial negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya. Jadi, terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah tersebut, berlaku hukum asing sepenuhnya.