Pengadilan internasional Prosedur Penyelesaian Sengketa Internasional melalui Mahkamah Internasional

Sistem Hukum dan Peradilan Internasional 201 Bila dicermati, banyak negara-negara di Asia Pasifi k menghadapi masalah perbatasan. Anggapan bahwa situasi regional dalam tiga dekade ke depan tetap aman dan damai, mungkin ada benarnya, namun di balik itu sebenarnya bertaburan benih konfl ik, yang dapat berkembang menjadi persengketaan terbuka. Faktor-faktor yang dapat menyulut persengketaan antarnegara antara lain: 1. Ketidaksepahaman mengenai garis perbatas-an antar negara yang banyak yang belum tersele-saikan melalui mekanisme perundingan bilateral dan. 2. Peningkatan persenjataan dan eskalasi kekuatan militer baik oleh negara- negara yang ada di kawasan ini, maupun dari luar kawasan. 3. Eskalasi aksi terorisme lintas negara, dan gerakan separatis bersenjata yang dapat mengundang kesalahpahaman antar negara bertetangga. Berdasarkan kondisi di atas, diskusikan hal-hal berikut ini bersama kelompok Anda 1. Upaya apa yang perlu dilakukan negara-negara di kawasan Asia Pasifi k untuk mencegah timbulnya konfl ik terbuka? 2. Sikap apa yang perlu dikembangkan masing-masing negara untuk menghindari konfl ik? 3. Perlukah setiap negara memperkuat kekuatan angkatan bersenjata untuk mengamankan wilayah perbatasan masing-masing? 4. Bentuk kerja sama apa yang dapat dilakukan antarnegara di kawasan Asia Pasifi k? Arena Diskusi

6. Mendukung Keputusan Mahkamah Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa Internasional

Mahkamah Internasional merupakan lembaga internasional yang bertugas menyelesaikan perselisihan-perselisihan yang terjadi. Dalam menyelesaikan perselisihan, Mahkamah Internasional akan memeriksa sebab akibat terjadinya perselisihan secara cermat dan teliti. Kemudian, lembaga ini membuat pertimbangan-pertimbangan yuridis, hingga akhirnya memutuskan sebagai pemecahan sengketa atau perselisihan tersebut. Pemecahan perselisihan dapat berupa penentuan siapa yang bersalah, siapa yang harus memberikan reparasi, siapa yang memiliki hak tertentu, dan siapa yang memiliki kewajiban tertentu. Dalam Mahkamah Internasional, kesepatakan negara-negara untuk menyerahkan persengketaan mereka di tangan Mahkamah Interansional ditindaklanjuti secara hukum dan mempunyai kaidah hukum yang sifatnya adalah:

a. Kaidah hukum yang bersifat memaksa atau imperatif

Kaidah hukum yang bersifat memaksa atau imperatif adalah kaidah hukum yang harus ditaati, artinya seseorang atau pihak-pihak yang bersengketa tidak boleh menaati keputusan yang telah dijatuhkan.

b. Kaidah hukum yang bersifat mengatur atau fakultatif

Kaidah hukum yang bersifat mengatur atau fakultatif adalah kaidah hukum yang tidak secara mutlak mengikat atau wajib ditaati, artinya tidak ada kewajiban bagi pihak-pihak yang bersengketa untuk tunduk dan patah ataupun melaksanakan keputusan yang telah dijatuhkan kepadanya. 202 PKn SMAMA Kelas XI Keputusan-keputusan yang diambil Mahkamah Internasional sebagai wujud penyelesaian sengketa yang terjadi biasanya bersifat mengikat. Untuk itu, semua pihak yang terlibat dalam perkara harus menghormati dan melaksanakan keputusan dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab. Sikap tersebut sebagai bentuk upaya mendukung keputusan Mahkamah Internasional dalam menyelesaikan sengketa internasional yang terjadi. Gambar 5.12 Keputusan-keputusan yang diambil Mahkamah Internasional sebagai wujud penyelesaian sengketa yang terjadi biasanya bersifat mengikat. Sumber: images.google.co.id Untuk lebih jelasnya berikut ini digambarkan beberapa sikap yang menunjukkan mendukung terhadap keputusan Mahkamah Interansional, yaitu: a. beritikad baik dengan penuh tanggung jawab menerima keputusan yang diambil, b. melaksanakan dengan penuh tanggung jawab baik secara moral atau pun kepada Tuhan, c. apabila tidak setuju, maka berusaha mencari penyelesaian damai lainnya seperti naik banding, d. bagi para saksi wajib menghormati dan menghargai keputusan yang telah diambil. e. mengupayakan sanksi yang adil bagi siapa saja yang melanggar keputusan yang telah dijatuhkan. Berbagai sikap di atas menunjukkan bahwa keputusan Mahkamah Internasional mempunyai kekuatan yurisdiksi yang mengikat. Setiap keputusan diambil berdasarkan fakta-fakta hukum yang berlaku dan diakui secara internasional. Keputusan Mahkamah Internasional merupakan keputusan akhir dalam menyelesaikan perselisihan internasional. Semua pihak yang terlibat dalam keputusan Mahkamah Internasional harus mendukung dan merespon dengan baik keputusan yang telah ditetapkan. Sengketa mengenai garis batas antara Indonesia dengan Malaysia ternyata bukan hanya di perairan Ambalat. Ada tiga persoalan garis batas lainnya yang masih dirundingkan dalam satu paket dengan sengketa Ambalat,yaitu: 1. Pertama di Selat Malaka dan Natuna mengenai garis batas Zona Ekonomi Eksklusif ZEE. Info Khusus