Menurut prosesnya Penggolongan Perjanjian Internasional

134 PKn SMAMA Kelas XI

3. Istilah Perjanjian Internasional

Dalam praktik pelaksanaan perjanjian internasional, banyak istilah yang biasa digunakan. Di antara istilah-istilah tersebut yaitu: a. Traktat treaty, adalah perjanjian antara dua negara atau lebih untuk mencapai hubungan hukum mengenai objek hukum kepentingan yang sama. Misalnya, Perjanjian Celah Timor. b. Persetujuan agreement, adalah suatu perjanjianpersetujuan antara dua negara atau lebih yang mempunyai akibat hukum seperti dalam traktat. Misalnya agreement tentang ekspor impor komoditas tertentu. c. Konvensi convention, adalah suatu perjanjian yang bersifat multilateral. Misalnya, Konvensi Hukum Laut Internasional. d. Protokol protocol, adalah suatu perjanjian yang kurang resmi dibandingkan traktat atau konvensi dan pada umumnya tidak dibuat oleh kepala negara. Contohnya, Protokol Den Haag tahun 1930. e. Piagam statuta, adalah himpunan peraturan yang ditetapkan sebagai persetujuan internasional. Misalnya, Statuta of The International Court of Justice pada tahun 1945 dan Piagam Kebebasan Transit yang dilampirkan pada Convention of Barcelona tahun 1921. f. Charter, adalah suatu piagam yang digunakan untuk membentuk badan tertentu. g. Deklarasi declaration, adalah suatu perjanjian yang bertujuan untuk memperjelas atau menyatakan adanya hukum yang berlaku atau menciptakan hukum baru. h. Modus vivendi, adalah suatu dokumen yang mencatat persetujuan internasional yang bersifat sementara, sampai berhasil diwujudkan secara permanen. i. Covenant, adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anggaran dasar Liga Bangsa- Bangsa. j. Ketentuan penutup fi nal act, adalah dokumen yang mencatat ringkasan hasil konfrensi. k. Ketentuan umum general act, adalah traktat yang bersifat resmi dan tidak resmi. l. Pakta pact, adalah suatu perjanjian oleh beberapa negara secara khusus dan membutuhkan ratifi kasi. Pengesahan perjanjian internasional antara pemerintah dengan negara-negara lain, organisasi internasional dan subjek hukum internasional lain merupakan perbuatan hukum yang sangat penting karena akan mengikat negara dengan subjek hukum internasional lainnya. Setujukah Anda dengan pernyataan di atas? Jelaskan pendapat Anda Aktivitas Mandiri

4. Tahap-tahap Pembuatan Perjanjian Internasional

Dalam konvensi Wina tahun 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional disebutkan bahwa dalam pembuatan perjanjian baik bilateral maupun multilateral dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional 135

a. Perundingan negotiation

Perundingan merupakan perjanjian tahap pertama antara pihaknegara tertentu yang berkepentingan, di mana sebelumnya belum pernah diadakan perjanjian. Oleh karena itu, diadakan penjajakan terlebih dahulu atau pembicaraan pendahuluan oleh masing-masing pihak yang berkepentingan. Dalam melaksanakan negosiasi, suatu negara dapat diwakili oleh pejabat yang dapat menunjukkan surat kuasa penuh full powers. Selain mereka, juga dapat dilakukan oleh kepala negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri, atau duta besar.

b. Penandatanganan signature

Penandatanganan naskah perjanjian dilakukan oleh para menteri luar negeri atau kepala pemerintahan. Untuk penandatanganan teks perundingan yang bersifat multilateral dianggap sah apabila 23 suara peserta yang hadir memberikan suara, kecuali jika ditentukan lain. Namun demikian, perjanjian belum dapat diberlakukan masing-masing negara sebelum diratifi kasi.

c. Pengesahan ratifi cation

Ratifi kasi merupakan suatu cara yang sudah melembaga dalam kegiatan perjanjian internasional. Suatu negara mengikatkan diri pada suatu perjanjian dengan syarat apabila telah disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya. Dengan dilakukannya ratifi kasi terhadap perjanjian internasional, secara resmi perjanjian internasional dapat berlalu dan berkekuatan hukum. Adapun prosedur dari ratifi kasi tersebut antara lain: 1 Penandatanganan naskah perjanjian oleh badan eksekutif, yang kemudian disampaikan kepada badan legislatif untuk meminta persetujuan. 2 Selanjutnya oleh badan eksekutif dibuat piagam ratifi kasi, sedangkan bagi perjanjian multilateral, piagam ratifi kasi diserahkan kepada pihak negara penyimpan yang telah ditentukan dalam perjanjian tersebut. Nilai-Nilai Pancasila Bangsa Indonesia menginginkan kehidupan yang damai dan sejahtera. Kedamaian dan kesejahteraan dapat tercipta oleh 2 faktor, yaitu internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mampu mempengaruhi kedamaian dan kesejahteraan bangsa Indonesia adalah kualitas hubungan dengan negara tetangga. Pemerintah berusaha menjalin kerja sama yang baik dengan semua negara tetangga. Berbagai forum kerja sama dan kerja sama bilateral ditempuh pemerintah.

5. Hal-hal Penting dalam Proses Pembuatan Perjanjian Internasional

Sehubungan dengan proses pembuatan perjanjian internasional, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Persyaratan perjanjian internasional

Negara yang mengajukan persyaratan, tidak berarti mengundurkan diri dari perjanjian. Negara tersebut masih tetap sebagai peserta dalam perjanjian, tetapi dengan syarat hanya terikat pada bagian-bagian tertentu yang dianggap membawa keuntungan bagi kepentingan nasionalnya. Persyaratan adalah pernyataan dari suatu negara untuk dapat terikat pada perjanjian multilateral dengan pembatasan khusus.