Peristiwa pemilu di Indonesia

72 PKn SMAMA Kelas XI Pada tahun 1975, melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar, diadakanlah fusi penggabungan partai-partai politik. Dengan demikian, hanya terdapat dua partai politik, yaitu Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia, serta satu Golongan Karya Golkar. Dengan adanya fusi partai politik, pemilu selanjutnya pada masa Orde Baru hanya diikuti 3 kontestan. Pemilu dengan tiga kontestan berlangsung pada tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Pemilu-Pemilu ini diselenggarakan di bawah pemerintahan Presiden Soeharto. Pemilu pada masa Orde Baru selalu dimenangkan oleh Golongan Karya. Pada tahun 1998, bangsa Indonesia memasuki Era Reformasi. Pada masa ini berlangsung pemilu pertama pada tahun 1999. Pemilu 1999 dilangsungkan pada tahun pada tanggal 7 Juni 1999 di bawah pemerintahan Presiden B.J. Habibie. Pemilu ini diikuti oleh 48 partai politik. Pemilu 1999 hanya bertujuan untuk memilih anggota MPR, DPR, dan DPRD, sementara pemilihan presiden dan wakilnya dilakukan oleh anggota MPR. Hal tersebut sama seperti yang berlangsung pada masa Orde Baru. Lima besar Pemilu 1999 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional. Meskipun masa persiapannya tergolong singkat, pelaksanaan pemungutan suara pada Pemilu 1999 ini bisa dilakukan sesuai jadwal, yakni tanggal 7 Juni 1999. Tidak seperti yang diprediksikan dan dikhawatirkan banyak pihak sebelumnya, ternyata Pemilu 1999 bisa terlaksana dengan damai, tanpa ada kekacauan yang berarti. Hanya di beberapa Daerah Tingkat II di Sumatra Utara yang pelaksanaan pemungutan suaranya terpaksa diundur suara satu pekan. Itu pun karena adanya keterlambatan datangnya perlengkapan pemungutan suara. Sumber: wordpress.com Gambar 2.16 Pemerintahan Presiden B.J Habibie berhasil melaksanakan Pemilu 1999 dengan aman dan damai.. 73 Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani Diskusikan bersama kelompok Anda, kemudian presentasikan di depan kelas 1. Bagaimana dengan pelaksanaan demokrasi saat ini, apakah sudah lebih baik dari kurun waktu sebelumnya? Bagaimana tanggapan Anda? 2. Pelaksanaan demokrasi saat ini dilihat dari kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat memang lebih terbuka dibanding dengan kurun waktu sebelumnya Orde Baru. Akan tetapi kebebasan tersebut seakan-akan tanpa batas sehingga akhirnya terjadi situasi perdebatan politik dan hukum yang berkepanjangan. Setujukah Anda dengan pernyataan tersebut? Jelaskan alasan Anda Arena Diskusi Pemilu pada masa reformasi berlangsung kembali pada tahun 2004 dan 2009. Mulai pelaksanaan Pemilu 2004, terdapat perubahan tujuan pelaksanaan pemilu. Pemilu tidak hanya memilih wakil-wakil rakyat, akan tetapi juga memilih presiden dan wakil presiden secara langsung. Pemilu 2004 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan untuk memilih secara langsung presiden dan wakil presiden. Pemenang Pilpres 2004 adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Pilpres ini dilangsungkan dalam dua putaran, karena tidak ada pasangan calon yang berhasil mendapatkan suara lebih dari 50. Putaran kedua digunakan untuk memilih presiden yang diwarnai persaingan antara Yudhoyono dan Megawati yang akhirnya dimenangi oleh pasangan Yudhoyono-Jusuf Kalla. Pergantian kekuasaan berlangsung mulus dan merupakan sejarah bagi Indonesia yang belum pernah mengalami pergantian kekuasaan tanpa huru-hara. Pilpres 2009 diselenggarakan pada 8 Juli 2009. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono- Boediono berhasil menjadi pemenang dalam satu putaran langsung dengan memperoleh suara 60,80, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto. Info Khusus Peserta Pemilu 2009 No. Partai Jumlah suara Persentase suara Jumlah kursi Persentase kursi Status PT 1 Partai Hati Nurani Rakyat 3.922.870 3,77 17 3,04 Lolos 2 Partai Karya Peduli Bangsa 1.461.182 1,40 0,00 Tidak lolos 3 Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia 745.625 0,72 0,00 Tidak lolos 4 Partai Peduli Rakyat Nasional 1.260.794 1,21 0,00 Tidak lolos 5 Partai Gerakan Indonesia Raya 4.646.406 4,46 26 4,64 Lolos 6 Partai Barisan Nasional 761.086 0,73 0,00 Tidak lolos 7 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 934.892 0,90 0,00 Tidak lolos 8 Partai Keadilan Sejahtera 8.206.955 7,88 57 10,18 Lolos 74 PKn SMAMA Kelas XI No. Partai Jumlah suara Persentase suara Jumlah kursi Persentase kursi Status PT 9 Partai Amanat Nasional 6.254.580 6,01 46 8,21 Lolos 10 Partai Perjuangan Indonesia Baru 197.371 0,19 0,00 Tidak lolos 11 Partai Kedaulatan 437.121 0,42 0,00 Tidak lolos 12 Partai Persatuan Daerah 550.581 0,53 0,00 Tidak lolos 13 Partai Kebangkitan Bangsa 5.146.122 4,94 28 5,00 Lolos 14 Partai Pemuda Indonesia 414.043 0,40 0,00 Tidak lolos 15 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 316.752 0,30 0,00 Tidak lolos 16 Partai Demokrasi Pembaruan 896.660 0,86 0,00 Tidak lolos 17 Partai Karya Perjuangan 351.440 0,34 0,00 Tidak lolos 18 Partai Matahari Bangsa 414.750 0,40 0,00 Tidak lolos 19 Partai Penegak Demokrasi Indonesia 137.727 0,13 0,00 Tidak lolos 20 Partai Demokrasi Kebangsaan 671.244 0,64 0,00 Tidak lolos 21 Partai Republika Nusantara 630.780 0,61 0,00 Tidak lolos 22 Partai Pelopor 342.914 0,33 0,00 Tidak lolos 23 Partai Golongan Karya 15.037.757 14,45 107 19,11 Lolos 24 Partai Persatuan Pembangunan 5.533.214 5,32 37 6,61 Lolos 25 Partai Damai Sejahtera 1.541.592 1,48 0,00 Tidak lolos 26 Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia 468.696 0,45 0,00 Tidak lolos 27 Partai Bulan Bintang 1.864.752 1,79 0,00 Tidak lolos 28 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 14.600.091 14,03 94 16,79 Lolos 29 Partai Bintang Reformasi 1.264.333 1,21 0,00 Tidak lolos 30 Partai Patriot 547.351 0,53 0,00 Tidak lolos 31 Partai Demokrat 21.703.137 20,85 148 26,43 Lolos 32 Partai Kasih Demokrasi Indonesia 324.553 0,31 0,00 Tidak lolos 33 Partai Indonesia Sejahtera 320.665 0,31 0,00 Tidak lolos 34 Partai Kebangkitan Nasional Ulama 1.527.593 1,47 0,00 Tidak lolos 41 Partai Merdeka 111.623 0,11 0,00 Tidak lolos 42 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia 146.779 0,14 0,00 Tidak lolos 43 Partai Sarikat Indonesia 140.551 0,14 0,00 Tidak lolos 44 Partai Buruh 265.203 0,25 0,00 Tidak lolos Jumlah 104.099.785 100,00 560 100,00 Sumber: id.wikipedia.org 75 Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani

b. Asas-asas pemilu

Pemilihan umum di Indonesia menganut asas luber yang merupakan singkatan dari langsung, umum, bebas, dan rahasia . Asas luber sudah diberlakukan sejak masa Orde Baru. Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakilkan. Umum berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara. Bebas berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri. Kemudian di era reformasi berkembang pula asas jurdil. Jadi asas pemilu menjadi luber dan jurdil. Jurdil merupakan akronim dari kata jujur dan adil. Asas jujur mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih. Asas adil adalah perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu. Menurut pendapat Anda, bagaimana perkembangan pelaksanaan pemilu di Indonesia? Tuangkan pendapat Anda dalam bentuk ulasan singkat, kemudian kumpulkan hasilnya pada guru Aktivitas Mandiri Perilaku demokratis adalah perilaku seseorang yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi. Sikap atau perilaku yang demokratis dapat mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Perilaku demokratis pada umumnya akan muncul dalam bentuk sebagai berikut:

1. Menerima Perlakuan yang Demokratis dari Orang Lain

Contoh sikap menerima perlakuan yang demokratis dari orang lain di antaranya: a. menerima kritikan dengan lapang dada, b. menghargai pendapat dari orang lain, c. menyampaikan pendapat secara arif dan bijaksana, d. menghargai makna dialog dengan tidak mendominasi suatu pembicaraan, e. menerima dan melaksanakan hasil keputusan dengan penuh tanggung jawab.

2. Berperilaku Demokratis kepada Orang Lain

Contoh sikap berperilaku demokratis kepada orang lain di antaranya: a. tidak suka memaksakan kehendak, b. tidak suka memotong pembicaraan orang lain, c. tidak bersikap egois, d. akomodatif terhadap kepentingan umum, E Perilaku Budaya Demokrasi 76 PKn SMAMA Kelas XI e. lebih mengutamakan kemampuan nalar dan akal sehat dalam berpendapat, f. santun dan tertib dalam memberikan pendapat dan gagasan, g. peduli terhadap kemajuan bangsa dan negara. Secara khusus sikap demokrasi diartikan sebagai kesiapan atau kecenderungan untuk bertingkah laku dengan mengutamakan kepentingan bersama, menghargai dialog yang kreatif dan mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai demokrasi Pancasila. Perilaku demokratis dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku ini dapat dimulai dari lingkungan yang paling kecil, yaitu keluarga. Keluarga menjadi tempat awal seorang anak menerima pendidikan demokrasi. Kebiasan dalam keluarga ini dapat menjadi bekal ketika anak melakukan pergaulan di luar lingkungan keluarga, seperti di lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Perilaku Demokratis di Lingkungan Keluarga

Pengenalan sikap demokratis dapat dimulai dari rumah. Setiap keluarga dapat menerapkan sikap demokratis bagi seluruh anggotanya. Beberapa contoh penerapan sikap demokratis dalam keluarga antara lain: a. saling menghargai pendapat, b. saling menghormati dan menyayangi satu sama lain, c. mendiskusikan permasalahan, d. dapat berbagi peran dalam keluarga,

4. Perilaku Demokratis di Lingkungan Sekolah

Sekolah juga menjadi tempat anak mengenal, mengetahui, dan melaksanakan perilaku demokratis. Teori mengenai demokrasi diajarkan di sekolah. Anak juga dapat menerapkan teori yang telah dipelajari di sekolah. Contoh perilaku budaya demokratis yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah adalah: a. memilih ketua kelas, b. membuat struktur organisasi kelas, c. memilih ketua OSIS, d. membuat struktur organisasi kelas, e. berdiskusi, f. bermain bersama teman, g. menyusun program kerja OSIS.

5. Perilaku Demokratis di Lingkungan Masyarakat

Penerapan perilaku demokratis makin dibutuhkan dalam pergaulan di masyarakat. Lingkungan masyarakat merupakan tempat orang berinteraksi dengan orang lain. Contoh perilaku budaya demokratis dalam lingkungan masyarakat adalah: a. memilih ketua RT, ketua RW, hingga kepala desa, b. melakukan musyawarah desa, c. menghargai perbedaan suku, agama, ras, maupun golongan, d. mengedepankan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan permasalahan.