Memberikan “advisory opinion” yaitu pendapat mahkamah yang bersifat nasihat

198 PKn SMAMA Kelas XI 2 Advisory Opinion Mahkamah Internasional pada tahun 1949 dalam Injuries Case atau Reparation Case yang mengukuhkan posisi PBB sebagai subjek hukum internasional. 3 Keputusan Badan Peradilan Internasional dalam menyelesaikan kasus nasionalisasi milik Belanda di Indonesia yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Sengketa Perbatasan Beberapa persoalan perbatasan yang cukup mengusik harmonisasi antarnegara di kawasan Asia Pasifi k antara lain: 1. Sengketa Indonesia dan Malaysia mengenai garis perbatasan di perairan laut Sulawesi menyusul perubahan status kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan, dan garis perbatasan di pulau Kalimantan salah satunya mengenai blok Ambalat; 2. Perbedaan pendapat dan kepentingan antara Indonesia, Australia, dan Timor Leste di perairan Celah Timor; 3. Konfl ik historis antara Malaysia dan Filipina mengenai klaim Filipina atas wilayah Kesultanan Sabah Malaysia Timur; 4. Konfl ik antara Malaysia dan Singapura tentang pemilikan Pulau Batu Putih Pedra Branca di Selat Johor; 5. Perbedaan pendapat antara Malaysia dan Brunei mengenai batas wilayah tak bertanda di daratan Sarawak Malaysia Timur serta batas wilayah perairan Zona Ekonomi Eksklusif; 6. Perbedaan pendapat antara Malaysia dan Vietnam mengenai batas wilayah di perairan lepas pantai dari masing-masing negara; 7. Konfl ik berlarut antara Myanmar dan Bangladesh di wilayah perbatasan; 8. Ketegangan antara Myanmar dan Cina mengenai batas wilayah kedua negara; 9. Sengketa Myanmar dan Thailand, mengenai perbatasan ke dua negara; 10. Konfl ik antara Vietnam dan Kamboja di wilayah perbatasan kedua negara; 11. Sengketa antara Cina dan Vietnam tentang pemilikan wilayah perairan di sekitar Kepulauan Paracel; 12. Konfl ik laten antara Cina di satu pihak dengan Indonesia, Malaysia, Brunei, Filipina, Vietnam di lain pihak sehubungan klaim cina atas seluruh perairan Laut Cina Selatan; 13. Konfl ik intensitas rendah Low intensity antara Cina dengan Filipina, Vietnam dan Taiwan mengenai status pemilikan wilayah perairan Kepulauan Spratly; 14. Konfl ik antara Cina dengan Jepang mengenai pemilikan Kepulauan Senaku Diaoyutai; 15. Sengketa antara Cina dengan Korea Selatan mengenai pemilikan Liancourt Rocks Take-shima atau Tak do dibagian selatan laut Jepang; 16. Konfl ik antara Cina dengan Korea Selatan mengenai batas wilayah perairan teritorial; Info Khusus Sistem Hukum dan Peradilan Internasional 199 17. Sengketa berlarut antara Rusia dengan Jepang mengenai status pemilikan Kepulauan Kuril Selatan; 18. Sengketa India dan Pakistan mengenai status wilayah Kashmir. Sumber: www.mail-archive.com

5. Prosedur Penyelesaian Sengketa Internasional melalui Mahkamah Internasional

Mahkamah Internasional merupakan Mahkamah pengadilan yang tertinggi di seluruh dunia. Semua anggota PBB adalah peserta Piagam Mahkamah Internasional, sedang negara- negara bukan anggoata PBB juga menjadi peserta piagam Mahkamah Internasional menurut ketentuan yang sudah di tetapkan oleh Majelis Umum PBB. Negara-negara yang menyetujui Mahkamah Internasional setiap waktu dapat menyatakan bahwa mereka tunduk kepada keputusan-keputusan Mahkamah Internasional. Mahkamah Internasional dalam mengadili suatu perkara berpedoman pada perjanjian- perjanjian internasional berupa traktat atau kebiasaan internasional sebagai sumber hukum. Keputusan Mahkamah Internasional merupakan keputusan terakhir walaupun dapat dimintakan banding. Di samping pengadilan di Mahkamah Internasional, Mahkamah Internasional mengusahakan prosedur arbitrase sebagai upaya perselisihan hukum melalui jalur pengadilan. Berikut ini akan diuraikan prosedur penyelesaian sengketa internasional melalui Mahkamah Internasional yang dapat ditempuh melalui dua jalur, yaitu penyelesaian melalui arbitrase internasional dan pengadilan internasional.

a. Arbitrase internasional

Penyelesaian sengketa Internasional melalui arbitrase internasional adalah pengajuan sengketa internasional kepada arbitrator yang dipilih, yang memberi keputusan dengan tidak harus ketat memperhatikan pertimbangan-pertimbangan hukum. Hal-hal yang penting dalam arbitrase ialah: 1 perlunya persetujuan para pihak dalam setiap tahap proses arbitrase, 2 sengketa diselesaikan atas dasar menghormati hukum. Arbitrase memiliki prosedur khusus berupa konsensus atau persetujuan para pihak-pihak yang bersengketa. Arbitrase merupakan sebuah kompromi yang memuat: 1 persetujuan para pihak untuk terikat pada keputusan arbitrase, 2 metode pemilihan panel arbitrase, 3 waktu dan tempat pendengaran pendapat, 4 batas fakta-fakta yang harus dipertimbangkan, 5 prinsip-prinsip hukum atau keadilan yang harus diterapkan untuk mencapai suatu keputusan. Selanjutnya proses arbitrase dilakukan melalui prosedur khusus sebagai berikut: 1 Pertama : masing-masing pihak sengketa menunjuk dua arbitrator, dan hanya satu yang boleh dari negara yang bersangkutan atau yang boleh dipilih di antara orang- orang yang diajukan oleh negara yang bersangkutan. 200 PKn SMAMA Kelas XI 2 Kedua : kemudian para arbitrator ini memilih seorang wasit yang hanya akan bertindak sebagai ketua pengadilan. 3 Ketiga : dari anggota yang hadir diambil suara mayoritasterbanyak sebagai hasil keputusannya, dan jika keputusan berdasar mayoritas telah tercapai maka proses arbitrase dengan sendirinya telah selesai. Berikut ini beberapa arbitrase internasional yang seringkali dipercaya masyarakat internasional sebagai prosedur penyelesaian sengketa internasional Mahkamah Internasional, antara lain: 1 Court of Arbitration of the International Chamber of Comerce ICC atau Pengadilan Arbitrase kamar Dagang Internasional yang didirikan di Paris tahun 1919. 2 International Centre for Settlement of Investmen Dispustes ICSID atau Pusat Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal Internasional yang berkedudukan di Washington DC. 3 Regional Centre for Commercial Arbitration atau Pusat Arbitrase Dagang Regional di Kualalumpur yang didirikan tahun 1978 untuk wilayah Asia.

b. Pengadilan internasional

Tahun 1945 merupakan tahun berakhirnya Perang Dunia II. Puing dan bangkai- bangkai di kota dan kamp-kamp konsentrasi di Eropa sudah dibersihkan. Dunia terhenyak dengan kekejaman yang terjadi selama masa perang. Perang telah menghilangkan rasa perikemanusiaan. Jumlah korban jiwa Perang Dunia II yaitu: No. Daerah Jumlah 1. 2. 3. 4. Kamar gas di Duchau dan Aauschwitz Front Rusia Asia Eropa 16 juta orang 12 juta orang 24 juta orang 14 juta orang Total 66 juta orang Banyaknya korban yang berjatuhan, membuat mata dunia terbuka akan perlunya sebuah perdamaian dunia. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya sengketa, konfl ik, dan, perang lahirlah Mahkamah Pidana Internasional atau Pengadilan Tertinggi Internasional. Lembaga ini disahkan pada 17 Juli 2002. Pengadilan Internasional memastikan bahwa konfl ik dan sengketa bisa dikurangi dan para penjahat perang internasional tidak lepas dari jeratan hukum. Secara umum, prosedur penyelesaian sengketa internasional melalui pengadilan tidak jauh berbeda seperti dalam pengadilan nasional masing-masing negara, yaitu: 1 Pertama, pihak-pihak yang bersengketa setelah mengalami jalan buntu dalam usaha damai, maka pihak-pihak yang bersengketa bisa mengajukan masalah ke Pengadilan Internasional dengan catatan atas persetujuan pihak lainnya. 2 Kedua, pihak-pihak yang berperkara bisa menunjuk negara lain sebagai pembela atau penasehat yang kemudian dipertemukan dengan pihak lain yang bersengketa. 3 Ketiga, putusan diambil dengan mempertimbangkan sumber-sumber hukum nasional yang digunakan yaitu berupa perjanjian-perjanjian internasional dan traktat-traktat yang relevan dengan masalah sengketa.