Asas teritorial Asas Hukum Internasional

178 PKn SMAMA Kelas XI

b. Asas kebangsaan

Asas kebangsaan didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut asas kebangsaan setiap warga negara di manapun ia berada tetap mendapat perlakuan hukum dari negaranya. Asas kebangsaan mempunyai kekuatan ekstrateritorial, artinya hukum dari negara tersebut tetap berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun berada di negara asing.

c. Asas kepentingan umum

Asas kepentingan umum didasarkan kepada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut-paut dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas wilayah negara. Dalam pelaksanaan hukum internasional sebagai bagian dari hubungan internasional, dikenal ada beberapa asas, antara lain: a. Pacta sunt servanda, artinya setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak pihak yang mengadakannya. b. Egality rights, artinya pihak yang saling mengadakan hubungan itu berkedudukan sama. c. Reciprositas, artinya tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik tindakan yang bersifat negatif ataupun positif. d. Courtesy, artinya asas saling menghornati dan saling menjaga kehormatan negara. e. Rebus sig stantibus , artinya asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasarfundamental dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian itu. Hubungan Hukum Internasional dan Hukum Nasional Dalam kehidupan masyarakat internasional, terjadi interaksi antara hukum internasional dan hukum nasional. Negara dalam hidup bermasyarakat membentuk hukum internasional, sedangkan masing-masing negara memiliki hukum nasional. Perjanjian yang dibuat oleh negara masuk dalam ruang lingkup hukum internasional, tetapi untuk mengimplementasikan hukum internasional sering memerlukan perundang-undangan nasional. Kekebalan diplomatik yang disediakan hukum internasional, tidak ada artinya bila tidak diakui dan tidak dilindungi oleh hukum nasional. Kaitannya dengan hubungan antara hukum internasional dan hukum nasional, dapat diambil suatu aturan bahwa hukum nasional tidak mempunyai pengaruh pada kewajiban negara di tingkat internasional, tetapi hukum internasional tidak sama sekali meninggalkan hukum nasional. Namun untuk menentukan lebih jauh bagaimana hukum internasional dan hukum nasional harus saling bereksistensi, serta apa yang terjadi bila ada konfl ik antarkeduanya, digunakanlah teori hubungan antara hukum nasional dan hukum internasional. Teori tersebut adalah: 1. Teori dualisme Menurut teori dualisme, hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua sistem hukum yang secara keseluruhan berbeda. Info Khusus Sistem Hukum dan Peradilan Internasional 179 8. Sumber Hukum Internasional Membahas mengenai sumber hukum pada umumnya dan sumber hukum internasional pada khususnya, maka lebih dahulu kita memahami arti kata “sumber” tersebut. Selanjutnya, barulah kita mengkaitkannya dengan kata “hukum” dan secara lebih khusus lagi dengan “hukum internasional” Dalam bahasa Indonesia, kata sumber berarti asal, asal-usul ataupun asal mula. Kalau kita renungkan secara mendalam perkataan sumber mengandung arti luas, yaitu: a. Sumber diartikan sebagai awal mula atau kemunculan yang pertama kali, jadi sebelumnya tidak ada atau tidak pernah terwujud. b. Sumber diartikan sebagai suatu proses yang berkesinambungan berupa rangkaian peristiwa ataupun fakta. c. Sumber diartikan sebagai bentuk atau wujud yang tampak atau yang menimbulkan benda, fakta, atau peristiwa tersebut. Berdasarkan uraian di atas, jika dihubungkan dengan hukum internasional, maka sumber hukum internasional dapat diartikan sebagai: a. Dasar kekuatan mengikatnya hukum internasional b. Metode penciptaan hukum internasional c. Tempat ditemukannya ketentuan-ketentuan hukum internasional yang dapat diterapkan pada suatu persoalan konkret. Dalam merumuskan sumber-sumber hukum internasional, harus dikaji terlebih dahulu mengenai pengertian sumber-sumber hukum dalam arti material dan dalam arti formal.

a. Arti material

Hukum internasional berbeda dengan tata hukum nasional, karena tidak memiliki lembaga yang dapat disamakan dengan hukum. Masyarakat internasional bukanlah suatu negara dunia yang memiliki suatu badan kekuasaan atau pemerintahan seperti suatu negara. Pelaksanaan hukum internasional tidak dapat dipaksakan seperti hukum nasional. Meskipun demikian kaidah hukum internasional juga ditaati sebagian besar negara anggota masyarakat internasional. 2. Teori monisme Menurut teori monisme, hukum internasional dan hukum nasional itu merupakan bagian yang saling berkaitan dari satu sistem hukum pada umumnya. Berdasarkan teori monisme dengan primat hukum internasional, hukum nasional herarkinya lebih rendah dibanding dengan hukum internasional. Hukum nasional tunduk pada hukum internasional dalam arti hukum nasional harus sesuai dengan hukum internasional. Namun ada pula monisme yang menganggap hukum nasional sejajar dengan hukum internasional. Keduanya harus sesuai dengan kaidah dan nilai-nilai suatu sistim hukum pada umumnya. Sumber: id.wikipedia.org