Berakhirnya perjanjian internasional Hal-hal Penting dalam Proses Pembuatan Perjanjian Internasional

Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional 137 6. Ratifi kasi Pengesahan Perjanjian Internasional di Indonesia Indonesia merupakan negara yang menganut paham dualisme dalam pengesahan perjanjian internasional. Artinya Indonesia memandang hukum nasional dan hukum internasional sebagai sistem hukum yang berbeda dan terpisah satu dengan lainnya. Perjanjian internasional harus ditransfromasikan menjadi hukum nasional dalam bentuk perundang-undangan Di Indonesia pengesahan suatu perjanjian internasional dilakukan berdasarkan undang- undang yang dibuat antara pemerintah dan DPR. Menurut UUD 1945, kewenangan membuat perjanjian internasional diatur dalam Pasal 11 Ayat 2, yaitu “Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, danatau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat”. Pasal 11 Ayat 2 UUD 1945 tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam undang- undang. Undang-undang yang mengatur tentang perjanjian internasional adalah UU No. 24 Tahun 2000. Perjanjian internasional sesuai dengan UU No. 24 Tahun 2000 disahkan diratifi kasi melalui undang-undang dan keputusan presiden. Undang-undang ratifi kasi tidak serta merta menjadikan perjanjian internasional tersebut menjadi hukum nasional Indonesia melainkan hanya menjadikan Indonesia sebagai negara yang terikat terhadap perjanjian internasional tersebut. Agar perjanjian internasional dapat berlaku menjadi hukum nasional, maka perlu dibuat undang-undang yang lebih spesifi k mengenai perjanjian internasional yang disepakati. Misalnya, Indonesia meratifi kasi International Convenant on Civil and Political Rights melalui undang-undang, selanjutnya Indonesia harus membuat undang-undang yang menjamin hak- hak yang ada di konvenan tersebut dalam undang-undang yang lebih spesifi k. Pengesahan perjanjian internasional diatur dalam pasal 9 UU No. 24 Tahun 2000. Pengesahan perjanjian internasional dilakukan dengan undang-undang apabila berkenaan dengan: a. masalah politik, perdamaian, pertahanan, dan keamanan negara, b. perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah negara Republik Indonesia, c. kedaulatan atau hak daulat negara, d. hak asasi manusia dan lingkungan hidup, e. pembentukan kaidah hukum baru, f. pinjaman danatau hibah luar negeri. Perjanjian internasional yang tidak mensyaratkan pengesahan dalam pemberlakuannya biasanya memuat materi yang bersifat teknik atau suatu pelaksanaan dari perjanjian induk. Perjanjian internasional seperti ini dapat langsung berlaku setelah penandatanganan atau pertukaran dokumen perjanjiandiplomasi, dan melalui cara lainnya yang disepakati dalam perjanjian oleh para pihak yang melakukan perjanjian. Bersama kelompok Anda, carilah bentuk perjanjian internasional yang demikian Carilah dari berbagai sumber, seperti koran, majalah, ataupun internet Arena Diskusi 138 PKn SMAMA Kelas XI Pelaksanaan politik luar negeri merupakan pencerminan ideologi bangsa. Pelaksanaan politik luar negeri secara praktik dan teori sangat erat hubungannya dengan kerja sama. Sebab kerja sama merupakan suatu bentuk perwujudan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Bangsa Indonesia selalu menjaga dan menjunjung tinggi hasil kerja sama dengan negara lain sesuai dengan kesepakatan bersama. Perwujudannya yaitu Indonesia mengirimkan duta dan konsul serta menerima duta dan konsul negara lain sebagai perwakilan negara yang bersangkutan. Indonesia ikut aktif serta bersikap terbuka terhadap perjanjian internasional. Indonesia juga melaksanakan perjanjian dengan itikad baik berdasarkan prinsip-prinsip persamaan kedudukan, saling menguntungkan, serta memperhatikan baik hukum nasional maupun hukum internasional yang berlaku. Dalam rangka menyelenggarakan hubungan kerja sama dengan negara lain, Indonesia membuka perwakilan tetap sebagai lembaga resmi yang menangani kegiatan luar negeri. Perwakilan tetap ini diselenggarakan oleh dinas-dinas diplomatik atau konsuler. Akan tetapi, pelaksanaan hubungan kerja sama tersebut bersifat demokratis dan terbuka. Ini berarti bahwa bila negara kita ingin menerima atau mengirim perwakilan diplomatik, terlebih dahulu harus melalui persetujuan wakil-wakil rakyat yang duduk di parlemen. Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut tentang peranan perwakilan Indonesia di luar negeri dalam membina hubungan dan kerja sama dengan negara lain.

1. Tugas Pokok Perwakilan Diplomatik

Tugas pokok perwakilan diplomatik Indonesia adalah: a. menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala negara dengan pemerintah asing membawa suara resmi negaranya, b. mengadakan perundingan masalah-masalah yang dihadapi kedua negara itu dan berusaha untuk menyelesaikannya, c. mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain, d. apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil, pemberian pos- pos, dan sebagainya.

2. Fungsi Perwakilan Diplomatik

Fungsi perwakilan menurut Konggres Wina 1961 adalah: a. Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima. b. Melindungi kepentingan negara penerima dan warga negaranya di negara penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional. c. Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima. Gambar 4.6 Kedutaan besar menjadi simbol negara di negara lain. Sumber: media.vivanews.com C Fungsi Perwakilan Diplomatik Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional 139 d. Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima, sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim. e. Memelihara hubungan persahabatan antara kedua negara.

3. Tingkatan Perwakilan Diplomatik

Seseorang yang diberi tugas sebagai perwakilan diplomatik suatu negara biasanya disebut seorang diplomat. Perwakilan diplomatik mempunyai tingkatan-tingkatan sebagai berikut:

a. Duta besar ambassador

Duta besar adalah tingkat tertinggi dalam perwakilan diplomatik yang mempunyai kekuasaan penuh dan luar biasa. Duta besar luar biasa dan berkuasa penuh merupakan seorang diplomat yang mempunyai kewajiban sebagai berikut: 1 mengatur pelaksanaan tugas-tugas pokok perwakilan, 2 melaksanakan petunjuk, perintah, dan kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah, 3 memberikan laporan, pertimbangan, saran, dan pendapat baik diminta atau tidak diminta mengenai segala hal yang berhubungan dengan tugas-tugas pokok kepada menteri luar negeri, 4 melakukan pembinaan semua staf agar tercapai kesempurnaan tugas masing-masing. Duta besar luar biasa dan berkuasa penuh merupakan seorang diplomat yang mempunyai wewenang sebagai berikut: 1 menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan kegiatan perwakilan diplomatik, 2 mengeluarkan peraturan yang diperlukan dalam penyelenggaraan dan penyempurnaan kegiatan perwakilan, 3 melakukan tindakan-tindakan otorisasi, yaitu berwenang mengatur penggunaan anggaran.

b. Duta Ggerzant

Duta adalah wakil diplomatik yang pangkatnya lebih rendah dari duta besar. Dalam menyelesaikan segala persoalan kedua negara, duta diharuskan berkonsultasi dengan pemerintahnya.

c. Menteri residen

Menteri residen adalah perwakilan diplomatik yang dianggap bukan wakil pribadi kepala negara dan hanya mengurus urusan negara. Menteri residen tidak berhak mengadakan pertemuan dengan kepala negara dimana dia bertugas. Gambar 4.7 Duta besar adalah tingkat tertinggi dalam perwakilan diplomatik yang mempunyai kekuasaan penuh dan luar biasa. Sumber: www.mediaindonesia.com Dalam rangka memperjuangkan dan mempertahankan kepentingan nasional, termasuk perlindungan kepada warga negara Indonesia di luar negeri diperlukan upaya yang mencakup kegiatan politik dan hubungan luar negeri yang berlandaskan ketentuan-ketentuan yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari falsafah Pancasila, pembukaan, dan batang tubuh UUD 1945. Berikan contoh-contoh sikap yang sesuai dengan pernyataan di atas Aktivitas Mandiri