Charles Cheny Hyde Makna Hukum Internasional

172 PKn SMAMA Kelas XI

d. J.G. Starke

J.G. Starke dalam bukunya Stark”s International Law mengemukakan defi nisi hukum internasional: “Hukum internasional adalah sekumpulan hukum yang untuk sebagian besar terdiri dari asas-asas dan peraturan-peraturan tingkah laku di mana negara-negara itu sendiri merasa terikat dan menghormatinya, dan dengan demikian mereka negara-negara itu juga harus menghormati atau mematuhinya dalam hubungannya satu sama lain, dan yang juga mencakup. 1 peraturan-peraturan hukum yang berkenaan dengan berfungsinya lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi internasional, hubungan antara organisasi internasional dengan organisasi internasional lainnya, hubungan antara organisasi internasional dengan negara serta hubungan antara organisasi internasional dengan individu, 2 peraturan-peraturan hukum tertentu yang berkenaan dengan individu-individu dan subyek-subyek hukum bukan negara non state entities sejauh hak-hak dan kewajiban individu dan subyek hukum bukan negara itu bersangkut paut dengan persoalam masyarakat internasional”. Dari defi nisi-defi nisi tersebut dapat diketahui bahwa hukum internasional adalah seperangkat kaidah dan prinsip tindakan ataupun tingkah laku yang mengikat negara, yang berupa sistem hukum.

4. Dasar Berlakunya Hukum Internasional

Dasar-dasar berlakunya hukum internasional dapat dilihat dari teori-teori berikut ini:

a. Teori Hukum Alam

Hukum ideal didasarkan atas hakikat manusia sebagai mahluk yang berakal atau kesatuan kaidah-kaidah yang diilhami alam pada akal manusia. Hukum internasional tidak lain merupakan hukum alam yang diterapkan pada kehidupan masyarakat bangsa-bangsa. Para penganut Teori Hukum Alam disebut golongan naturalis. Tokohnya adalah Hugo de Groot atau Grotius, Fransisco de Vittoria, Fransisco Suarez, dan Alberico.

b. Teori Positivisme

Kekuatan mengikatnya hukum internasional pada kehendak negara itu sendiri untuk tunduk pada hukum internasional. Hukum internasional berasal dari kemauan negara dan berlaku karena disetujui oleh negara. Hukum internasional didasarkan atas pikiran adanya masyarakat internasional yang terdiri atas sejumlah negara yang berdaulat dan merdeka dalam arti masing-masing berdiri sendiri yang satu tidak di bawah kekuasaan lain sehingga merupakan suatu tertib hukum koordinasi antara anggota masyarakat internasional yang sederajat. Menurut pendapat Anda, apa kaitan antara hukum internasional dengan hukum nasional di masing-masing negara? Jelaskan pendapat Anda Aktivitas Mandiri Sistem Hukum dan Peradilan Internasional 173 Para penganut Teori Positivisme disebut golongan positivisme. Tokohnya adalah Jacques Rousseau, Cornelius van Bynkershoek, Prof. Ricard Zouche, dan Emerich de Vattel.

c. Teori Aliran

Mahzab Wina Kekuatan mengikat hukum internasional bukan kehendak negara melainkan norma hukum yang merupakan dasar terakhir yang harus di patuhi oleh setiap negara. Kekuatan mengikat hukum internasional didasarkan pada suatu kaidah yang lebih tinggi lagi. Aliran mahzab Wina lahir pada abad XIX, dengan diselenggara- kannya Kongres Wina tahun 1815. Hasil Kongres Wina memengaruhi percepatan perkembangan hukum internasional. Hal tersebut dipenga- ruhi oleh faktor-faktor berikut ini: 1 Setelah Kongres Wina tahun 1815, negara-negara Eropa berjanji untuk selalu menggunakan prinsip-prinsip hukum internasional dalam hubungannya satu sama lain. 2 Banyak dibuatnya perjanjian-perjanjian lawmaking treaties di bidang perang, netralitas, peradilan, dan arbitrase. 3 Berkembangnya perundingan-perundingan multilateral yang juga melahirkan ketentuan- ketentuan hukum baru. b. Teori Aliran Mahzab Prancis Kekuatan mengikatnya hukum internasional dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan hidup manusia. Hukum internasional mengikat karena faktor biologis, sosial, sejarah, atau fakta kemasyarakatan. Aliran Mahzab Prancis lahir di abad XX. Pada masa ini, perkembangan hukum internasional makin cepat. Hal tersebut dipengaruhi oleh: 1 Banyaknya negara-negara baru yang lahir sebagai akibat dekolonisasi dan meningkatnya hubungan antarnegara. 2 Kemajuan pesat teknologi dan ilmu pengetahuan yang mengharuskan dibuatnya ketentuan-ketentuan baru yang mengatur kerjasama antar negara di berbagai bidang. 3 Banyaknya perjanjian-perjanjian internasional yang dibuat, baik bersifat bilateral, regional, maupun bersifat global. 4 Bermunculannya organisasi-organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa Bangsa dan berbagai organ subsidernya, serta Badan-badan Khusus dalam kerangka Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyiapkan ketentuan-ketentuan baru dalam berbagai bidang.

5. Cakupan Perkembangan Hukum Internasional

Perkembangan hukum internasional yang terjadi selama beberapa dasawarsa terutama menyangkut hal-hal yang akan diuraikan berikut ini. a. Pembentukan sejumlah besar lembaga-lembaga atau organisasi internasional yang bersifat tetap. Contohnya adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa serta Badan-Badan Khusus PBB Specialized Agencies yang dapat mengadakan hubungan satu sama lain maupun mengadakan hubungan dengan negara. Gambar 5.4 Jacques Rousseau merupakan salah seorang tokoh aliran positivisme. Sumber: film.com rousseau