Model Penilaian Ekonomi Manfaat Kandungan Karbon Tegakan Hutan

17

2.4. Model Penilaian Ekonomi Manfaat Kandungan Karbon Tegakan Hutan

Hutan sebagai suatu ekosistem mempunyai fungsi atau manfaat yang bermacam-macam, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Menurut Gregory 1972, hutan selain berfungsi sebagai kawasan produksi yang berperan dalam produksi kayu dan produk hasil hutan bukan kayu lainnya yang memiliki fungsi sosial ekonomi bagi masyarakat, tetapi juga mempunyai fungsi rangkap sebagai penyerap karbon, pelindung tanah, air, iklim, dan lain-lain fungsi hidrologis atau ekologis, bahkan fungsi yang lain seperti: sumber plasma nutfah dan biodiversitas. Secara konseptual, penilaian ekonomi total suatu sumberdaya terdiri dari: a nilai guna use value, dan nilai bukan guna non-use value. Tercakup dalam nilai guna ini yaitu: nilai guna langsung direct use value -DUV, nilai guna tidak langsung indirect use value -IUV, dan nilai pilihan option value -OV. Sedang yang tercakup nilai bukan guna yaitu nilai warisan bequest value -BV dan nilai eksistensi existence value-EV Garrod and Kenneth, 1999. Berdasarkan konsep penilaian ekonomi diatas, maka konsep penilaian ekonomi dalam menduga nilai manfaat penyerapan karbon fungsi ekologis dan bersifat tidak langsung pada kawasan hutan produksi, maka metode penilaian ekonomi manfaat penyerapan karbon dapat diprediksi dengan pendekatan nilai pasar atau pendekatan pasar pengganti. Pendekatan penilaian manfaat penyerapan karbon umumnya menggunakan pendekatan harga pasar atau pasar pengganti dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan dalam proses pembangunan hutan tanaman maupun biaya proses sertifikasi. Menurut Hufschmidt et al. 1983 dan Munasinghe 1993, pendekatan nilai pasar atau produktivitas merupakan teknik analisis biaya manfaat dengan menggunakan harga pasar. Pendekatan penghasilan yang hilang memakai harga pasar atau tingkat upah untuk menilai sumbangan potensial seseorang. Pendekatan harga pasar pengganti didasarkan pada harga substitusi untuk menilai barang dan jasa lingkungan tidak ada harganya. Secara matematis penilaian kelayakan usaha pengembangan sistem SILIN dengan tanaman meranti dan adanya jasa lingkungan konservasi karbon dapat 18 didekati dengan menggunakan analisis kelayakan usaha. Menurut Gittinger 1986, kelayakn usaha dapat dilakukan dengan pendekatan analisis BCR, NPV dan IRR. BCR Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara total pendapatan terdiskon dengan total biaya terdiskon, NPV Net Present Value merupakan nilai keuntungan bersih pengusahaan saat ini, dan IRR Internal Rate of Return merupakan tingkat kemampuan pemanfaatan modal pengembangan SILIN dan kegiatan konservasi karbon yang dapat memberikan benefit dan dapat mengembalikan modal pada tingkat bunga tertentu.

2.5. Model Pengelolaan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Hutan

Dokumen yang terkait

Language Disorder In Schizophrenia Patient: A Case Study Of Five Schizophrenia Paranoid Patients In Simeulue District Hospital

1 32 102

Integration of GIS Model and Forest Management Simulation to Minimize Loss Risk By Illegal Cutting (A Case Study of The Teak Forest in District Forest of Cepu, Central Java)

0 16 120

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 60 209

The potency of Intensive Sylviculture System (TPTII) to support reduced emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) (a case study in concession of PT.Sari Bumi Kusuma in Central Kalimantan)

0 22 597

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 21 394

Deforestation And Forest Degradation In Lombok Island, Indonesia: Causes And Consequences

0 2 95

IMPLEMENTASI PERATURAN HUKUM TENTANG REDUCNG EMISSIONS FROM DEFORESTATION AND FOREST DEGRADATION (REDD) DI INDONESIA

0 3 87

REDD+ and the Agricultural Drives of Deforestation Keyfindings from Three Studies in Brazil, Ghana and Indonesia

0 0 27

Methodology Design Document for Reducing Emissions from Deforestation and Degradation of Undrained Peat Swamp Forests in Central Kalimantan, Indonesia

0 0 286

Reducing Emission from Deforestation and Degradation Plus (REDD+)

0 0 42