39
Change and Forestry, tahun 2003GPG for LULUCF, 2003, chapter 4. Dalam GPG dari LULUCF tahun 2003 disebutkan bahwa pool karbon atau biomassa
yang perlu diukur antara lain above ground biomass biomassa di atas tanah, below ground biomass biomassa dibawah tanahakar, soil tanah, litter
serasah, dan dead wood kayu mati. Metode pendugaan potensi biomassa dan karbon pada jalur jalur antara
meliputi biomassa tanaman bawah, pancang, tiang, pohon, serasah, kayu mati dan tanah. Sedangkan pada jalur tanam yang dihitung adalah potensi pohon
yang ditanam untuk setiap tahun tanam. Untuk perhitungan below ground potensi biomassa dan karbon akar digunakan pendekatan root shoot ratio
atau ratio pucuk dan akar. Metode untuk ratio pucuk dan akar digunakan cara yang sama pada jalur tanam dan jalur antara. Tahapan pendugaan potensi
karbon dijelaskan sebagai berikut :
a. Pendugaan Biomassa di Atas Permukaan Tanah
Biomassa Pohon
Pohon yang diukur disini adalah pohon yang berdiameter 10 cm pada ketinggian 1,3 meter dengan metode non destruktif. Peubah yang diukur
adalah jenis pohon, jumlah jenis, diameter, tinggi bebas cabang dan tinggi pohon. Plot contoh berukuran 25 m x 10 m 250 m
2
. Untuk menentukan biomassa pohon digunakan persamaan, dimana
biomassa merupakan fungsi dari diameter dan kerapatan kayu. Persamaan allometrik yang digunakan adalah :
Keterangan : B
= biomassa kg a
= Konstanta b
= Konstanta ρ
= BJ Berat Jenis Kayu – grcm
3
D = diameter setinggi dada cm
B = ρaD
b
40
Pendugaan Biomassa Pohon selain Pohon yang ditebang destruktif sampling
Biomassa untuk pohon berumur 1 – 10 tahun pengukurannya dilakukan dengan ditebang destruktif sampling pada areal yang sudah diketahui
tahun penanamannya oleh perusahaan. Selanjutnya ditebang pohon berdiameter 28,00 cm; 36,00 cm dan pohon berdiameter 49,40 cm.
Untuk mengetahui umur pohon yang ditebang dengan diameter 28,00; 36,00 dan 49,40 cm dilakukan dengan persamaan regresi polynomial.
Selanjutnya untuk menentukan biomassa pada akar, batang, cabang dan ranting dan daun pada umur pohon yang tidak ditebang dilakukan dengan
persamaan regresi polynomial berdasarkan data yang sudah diperoleh dari pohon yang ditebang.
Biomassa Pancang
Istilah pancang yang diukur disini adalah tanaman yang berdiameter 2 – 10 cm. Peubah yang diukur adalah diameter, tinggi bebas cabang dan tinggi
pohon. Plot contoh berukuran 10 m x 5 m 50 m
2
.
Biomassa Tumbuhan Bawah
Tumbuhan bawah meliputi semak, liana, rumput dan semai. Semua yang termasuk dalam kategori ini menggunakan metode langsung
destruktif. Plot contoh berukuran radius 30 cm berbentuk lingkaran. Semua tumbuhan bawah dalam diameter 30 cm diambil, ditimbang dan
dimasukkan ke dalam plastik untuk diuji dilaboratorium untuk mengetahui biomassa dan persentase karbon.
Pendugaan Biomassa di Bawah Permukaan Tanah
Biomassa bawah tanah akar dihitung menggunakan estimasi Nisbah Pucuk Akar. Nisbah Pucuk Akar ini merupakan perbandingan penjumlahan
biomassa bagian atas tanah pohon, pancang, tumbuhan bawah dan herba
41
dengan akar pohon. Pengamatan biomassa akar pohon dilakukan secara non destruksi. Pengamatan karbon akar pohon dilakukan secara non destruksi.
Penghitungan mengacu kepada rumus dalam Annex II AR berdasarkan rasio akar – tajuk, yaitu:
Biomas bawah tanah = Biomas atas tanah x rasio akar tajuk Berdasarkan Tabel 3A. 1.8. dalam Annex 3A.1 Biomass Defaultables
for section 3.2 Forest Land oleh IPCC 2006, Pulau Kalimantan untuk termasuk dalam kategori hutan hujan tropis. Nilai rasio akar – tajuk pada hutan
hujan tropis untuk secondary forest bekas tebangan sesuai pedoman tersebut adalah 0,14 – 0,83 dengan rata-rata 0,42. Sedangkan untuk hutan hujan tropis
atau hutan primer maka nilai ratio akar – tajuk antara 0,22 – 0,33 atau rata-rata 0,24. Dalam penelitian ini, untuk kayu meranti dilakukan dengan metode
destruktif.
Biomassa Kayu Mati
Kayu mati yang diukur dibedakan ke dalam dua jenis yaitu kayu mati yang masih berdiri dan kayu mati yang sudah rebah.
Kayu Mati Tegak
Diameter kayu mati yang diamati kayu mati yang berdiameter 10 cm. Plot pengukuran kayu mati sebesar 25 x 10 m atau sama dengan plot
pengukuran pohon. Yang dimaksud dengan kayu mati masih berdiri berupa:
Kayu mati yang masih mempunyai batang, cabang, dan ranting tetapi tidak ada daun
Kayu mati yang mempunyai batang dan cabang tetapi tidak mempunyai ranting
Kayu mati yang hanya mempunyai batang dan cabang besar Kayu mati yang hanya mempunyai batang
42
Biomassa Kayu Mati Rebah
Kayu mati rebah diukur pada plot contoh 10 x 5 meter atau sama dengan plot ukuran pancang. Kayu rebah yang diambil adalah kayu rebah dengan
diameter 5 cm. Untuk menentukan biomassa kayu rebah digunakan rumus persamaan seperti pohon. Persamaan allometrik yang digunakan
adalah:
Keterangan : B
= biomasa ρ
= BJ Berat Jenis Kayu – grcm
3
a = Konstanta
b = Konstanta
D = diameter setinggi dada cm
Plot Contoh untuk biomassa kayu mati dan serasah diatas permukaan
tanah disajikan pada Gambar 15.
Gambar 15. Plot Contoh untuk pengukuran biomassa kayu mati dan serasah
Dimana : = Plot pengukuran biomassa serasah, r = 30 cm.
Plot 10 x 5 m = Plot pengukuran kayu mati yang rebah Ø 2 – 10 cm
Plot 25 x 10 m = Plot pengukuran kayu mati berdiri Ø 10 cm B =
ρa D
b
100 m
22 m 25 m
3 m lebar jalur bersih atau jalur tanam
10 m 10 m
5 m 2 5 m
Jalur Antara
43
b. Biomassa Serasah