Sistem Perladangan KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

27

3.5.2. Sosial Ekonomi a. Struktur Mata Pencaharian Masyarakat

Penduduk yang ada di sekitar areal Unit Manajemen HPH PT SARI BUMI KUSUMA 87,63 mayoritas bermatapencaharian sebagai petani yaitu tani menetap 30,47 dan peladang berpindah 57,16. Disusul oleh penduduk yang bermatapencaharian sebagai karyawan perusahaan 5,07, swasta 5,83, tukang 0,5, PNSTNI 0,80, dan pengumpul hasil hutan 0,17. Berdasarkan struktur matapencaharian memperlihatkan bahwa kegiatan utama masyarakat adalah basis pertanian atau peladang. Kegiatan pertanian atau perladangan yang dilakukan oleh masyarakat akan membutuhkan lahan yang lebih luas karena adanya pertumbuhan penduduk dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.

b. Sistem Perladangan

Berdasarkan data perladangan berpindah yang dikeluarkan oleh HPH PT SBK di desa-desa sekitar kawasan dalam 6 tahun terakhir disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Perkembangan Perladangan Dalam 6 Tahun Terakhir Di Dalam Kawasan Konsesi PT. Sari Bumi Kusuma – Kalteng Thn Luas Jiwa KK Kumulatif Luas ha 2001 180 1577 335 180 2002 105.6 628 134 286 2003 359.3 1618 338 645 2004 299.7 1681 341 945 2005 180.45 1534 322 1125 2006 376.48 1974 419 1501 Rataan 250.26 1502 315 - Sumber: Data PT. SBK Tahun 2006. Jumlah luas areal lokasi perladangan dan jumlah kepala keluarga peladang semakin bertambah setiap tahunnya. Kumulatif luas ladang yang dikelola oleh masyarakat sekitar kawasan UM. PT SBK dan perkampungan yang berada sekitar kawasan hutan alam taman nasional dan hutan lindung 28 secara kumulatif mencapai 1.501 ha dalam kurun waktu enam tahun terakhir atau rata-rata pertahun ladang yang dibuka 250 ha, jumlah peladang pertahunnya 315 KK dengan jumlah jiwa rata-rata 1.502 orang per tahun yang hidup dari kegiatan perladangan. Kegiatan perladangan yang terdapat dalam kawasan hutan PT. SBK Unit Seruyan merupakan salah salah satu bentuk adanya perubahan lahan hutan ke bukan hutan, selain kegiatan lainnya. Potensi degradasi dan deforestasi pada kawasan hutan dapat dilihat dari hasil penafsiran Citra Landsat dalam kurun 1999, 2003, 2005 dan 2007 yang memperlihatkan trend peningkatan areal bukan hutan Gambar 9. Gambar 9. Peta Perkembangan Areal Bukan Hutan Tahun 1999-2007 di PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan Kemampuan setiap KK membuka ladang bervariasi yaitu dengan luas antara 0.5-1 ha dengan jumlah ladang antara 1-2 unitKK. Ladang-ladang tersebut dikelola selama 1 musim tanam untuk kemudian diberakan selama tidak lebih dari 5 tahun. Satu hektar ladang dapat menghasilkan sekitar dua ton padi dan jika sudah diolah setara dengan 500 kg beras. Menurut hasil studi 29 yang dilakukan PT. SBK, angka tingkat kecukupan pangan masyarakat pada tahun 2002 sebesar 7,3 bulan artinya total produksi beras yang dihasilkan hanya dapat mencukupi kebutuhan pangan selama 7,3 bulan dengan asumsi kebutuhan beras per jiwa per hari sebesar 0,6 kg dengan jumlah orang per KK rata-rata 5 jiwa.

c. Jumlah orang yang tergantung pada hutan

Dokumen yang terkait

Language Disorder In Schizophrenia Patient: A Case Study Of Five Schizophrenia Paranoid Patients In Simeulue District Hospital

1 32 102

Integration of GIS Model and Forest Management Simulation to Minimize Loss Risk By Illegal Cutting (A Case Study of The Teak Forest in District Forest of Cepu, Central Java)

0 16 120

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 60 209

The potency of Intensive Sylviculture System (TPTII) to support reduced emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) (a case study in concession of PT.Sari Bumi Kusuma in Central Kalimantan)

0 22 597

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 21 394

Deforestation And Forest Degradation In Lombok Island, Indonesia: Causes And Consequences

0 2 95

IMPLEMENTASI PERATURAN HUKUM TENTANG REDUCNG EMISSIONS FROM DEFORESTATION AND FOREST DEGRADATION (REDD) DI INDONESIA

0 3 87

REDD+ and the Agricultural Drives of Deforestation Keyfindings from Three Studies in Brazil, Ghana and Indonesia

0 0 27

Methodology Design Document for Reducing Emissions from Deforestation and Degradation of Undrained Peat Swamp Forests in Central Kalimantan, Indonesia

0 0 286

Reducing Emission from Deforestation and Degradation Plus (REDD+)

0 0 42