VII. DINAMIKA SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
MODEL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DAN SISTEM TPTII
7.1. PENDAHULUAN
7.1.1. Latar Belakang
Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan PT SBK yang menerapkan sistem silvilkultur intensif merupakan salah satu unsur penting
untuk meningkatkan konservasi karbon dalam skala kawasan. Keberadaan masyarakat di sekitar kawasan dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan
konservasi karbon secara positif maupun negatif. Pengaruh positif masyarakat terjadi ketika kegiatan konservasi karbon dalam bentuk sistem silvikultur
tegakan meranti memberikan dampak positif bagi masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya kompensasi penyerapan tenaga kerja, kepastian
usaha, dan meningkatnya pendapatan sehingga masyarakat akan termotivasi untuk melakukan kegiatan penanaman tanaman meranti atau tanaman buah-
buahan di areal mereka. Sebaliknya kegiatan sistem silvikultur intensif akan memberikan
dampak negatif bagi masyarakat jika tidak ada manfaat yang dirasakan oleh masyarakat, sehingga masyarakat merasa termarginalkan oleh program
konservasi karbon dan hal ini akan menimbulkan konflik bagi perusahaan, seperti: tidak adanya pengakuan masyarakat, perambahan, keamanan tanaman
dan bentuk ketidaknyamanan lainnya. Selain konflik yang mungkin timbul, disisi lain masyarakat akan semakin ekstraktif dalam membuka areal hutan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya melalui kegiatan perladangan berpindah dan akan semakin besar pengaruhnya jika jumlah penduduk semakin banyak di
sekitar kawasan hutan. Kondisi yang demikian dapat menyebabkan program konservasi karbon mengalami kebocoran negatif atau negative leakages dalam
skala lokal dan global dari kegiatan proyek konservasi karbon.
137
7.1.2. Tujuan
Tujuan umum kegiatan penelitian model sosial ekonomi masyarakat dalam rangka konservasi karbon adalah: menganalisis dampak dan
mengembangkan kegiatan sosial ekonomi pada sistem silvikultur TPTII dalam lingkup perdagangan karbon.
Secara khusus penelitian ini bertujuan menganalisis dampak sosial ekonomi sebelum dan setelah pelaksanaan sistem TPTII di areal HPH PT. Sari
Bumi Kusuma yang meliputi 5 aspek yaitu: a tingkat pengakuan adat dari masyarakat terhadap tanaman yang ditanam oleh HPH, b tingkat penyerapan
tenaga kerja lokal, c kepastian usaha bagi pengusaha, dan d standar minimal bagi penduduk untuk hidup layak.
7.2. METODE PENELITIAN 7.2.1. Tempat dan Waktu