Potensi Karbon Ekosistem Hutan pada Beberapa Sistem Pengelolaan Hutan

67

4.3.6. Potensi Karbon Ekosistem Hutan pada Beberapa Sistem Pengelolaan Hutan

Potensi karbon pada ekosistem hutan yang dikelola melalui sistem TPTII dibangun berdasarkan keberadaan 1 potensi karbon lingkungan, 2 potensi karbon dari tanaman meranti, 3 potensi karbon tanaman pada sistem TPTII, 4 model pendugaan potensi karbon, dan 5 model prediksi pertumbuhan potensi karbon pada ekosistem hutan.

4.3.6.1. Potensi Karbon Eksosistem Hutan dengan Sistem TPTII

Persen karbon tanaman meranti berdasarkan usia tanaman dan berdasarkan bagian tanaman dapat dilihat pada Tabel 16, bahwa 1 persen karbon batang berkisar antara 55.30 – 57.70 , 2 persen karbon akar berkisar antara 50.57 – 56.00 , 3 persen karbon ranting dan daun berkisar antara 51.00 – 55.93 dan 4 persen karbon cabang berkisar antara 51.04 – 57.10 . Dugaan Brown 1996 menyebutkan bahwa 50 dari potensi biomassa adalah karbon. Persen karbon tanaman jati untuk bagian akar sebesar 55,66; batang sebesar 45,44; biji dan bunga sebesar 58,74; cabang sebesar 53,81; dan daun sebesar 45,36 Aminudin, 2008. Persentase karbon meranti merah pada bagian pangkal batang sebesar 49,53, ujung batang 43,81, ranting sebesar 32,33 Kusuma, 2009. Tabel 16. Kandungan Karbon Tanaman Meranti pada Areal TPTII di PT. SBK Nanga Nuak Umur Tanaman Persen Karbon Batang Akar Daun ranting Cabang 1 56.70 55.67 56.00 56.95 2 57.70 55.81 55.93 56.65 3 56.30 54.59 53.86 57.10 4 55.70 52.57 53.11 56.71 5 57.00 56.00 53.07 55.33 6 55.93 50.57 51.90 55.28 7 55.30 51.34 51.00 51.04 8 56,36 53,79 53,55 55,58 68 9 56,36 53,79 53,55 55,58 10 56,36 53,79 53,55 55.58 12 57.00 53.00 53.00 54.30 15 57.10 53.00 53.00 55.10 20 58.10 54.00 53.00 55.00 Rata-rata 56.61 53.69 53.42 55.40 4.3.6.2. Potensi Karbon Sistem TPTII 4.3.6.2.1. Potensi Karbon Tanaman Meranti Potensi karbon tanaman meranti pada jalur tanam pada ekosistem hutan yang dikelola dengan sistem TPTII dapat dilihat pada Tabel 16. Dari hasil analisis korelasi antara faktor diameter dengan potensi karbon tanaman diperoleh sebesar 0,93. Nilai ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara faktor diameter tanaman dengan potensi karbon. Hal ini berarti pengaruh diameter sangat besar dalam menentukan besarnya potensi karbon. Potensi Karbon Pada Sistem TPTII Tahun 1 – 7 Hasil penelitian menunjukkan persentase karbon berbeda pada setiap segmen pohon untuk pohon berumur 1 – 7 tahun yaitu antara 53,55 - 56,38, dengan potensi karbon total pada setiap pohon sebesar 21,87 kgpohon Tabel 17. Perbedaan potensi karbon pada segmen batang lebih besar dibandingkan segmen tanaman bagian akar, daunranting dan cabang. Menurut IPCC 1996, total karbon pada biomassa di atas permukaan tanah sekitar 41 – 54 . Suatu batang pohon diduga akan memiliki kandungan karbon 45,7 , sebagai contoh adalah kandungan karbon dari jenis Dipterocarpus spp. adalah sebagai berikut : sekitar 40 merupakan karbon terikat sinker, sedangkan yang menjadi emisi sekitar 60 . Menurut Brown 1996, 50 dari potensi biomassa adalah karbon. Lanjutan Tabel 16 69 Tabel 17. Potensi Karbon Meranti di Jalur Tanam pada Ekosistem Hutan yang Dikelola dengan Sistem TPTII Umur tanaman tahun Jenis Diameter Cm Tinggi m Persen Karbon Total Karbon kgpohon Batang Akar Daun ranting Cabang Batang Akar Daun Ranting Cabang Total 1 Shorea leprosula 2,86 2,31 56,7 55,67 56 56,95 0,78 0,27 0,52 0,03 1,6 2 Shorea parviflora 4,1 4 57,7 55,81 55,93 56,65 0,81 0,67 0,37 0,21 2,06 3 Shorea leprosula 6,3 4,9 56,3 54,59 53,86 57,1 2,08 1,4 1,03 0,41 4,91 4 Shorea leprosula 10 8,8 55,7 52,57 53,11 56,71 8,16 3,71 2,59 2,88 17,34 5 Shorea johorienis 12,8 11,2 57 56 53,07 55,33 15,16 5,78 6,49 2,22 29,66 6 Shorea leprosula 14,2 12 55,93 50,57 51,9 55,28 21,56 9,03 5,99 4,28 40,86 7 Shorea latifolia 17,1 15,3 55,3 51,34 51 51,04 33,77 10,46 7,5 4,94 56,67 Rataan umur 1 - 7 thn 9,62 8,36 56,38 53,79 53,55 55,58 11,76 4,47 3,50 2,14 21,87 8 Shorea leprosula 19,5 17,73 56,36 53,79 53,55 55,58 61,65 19,20 11,85 9,74 102,44 9 Shorea leprosula 22,0 20,40 56,36 53,79 53,55 55,58 84,69 25,19 13,97 13,48 137,33 10 Shorea leprosula 24,5 23,17 56,36 53,79 53,55 55,58 112,49 32,12 16,13 18,03 178,78 12 Shorea leprosula 28 25,8 57,10 53,00 53,00 54,3 185,89 70,28 24,51 37,41 318,09 15 Shorea leprosula 36 28,8 57,10 53,00 53,00 55,1 399,69 120,19 26,77 62,78 562,44 20 Shorea leprosula 49,4 34,00 58,10 54,00 53,00 55,00 750,53 133,11 39,09 101,35 1,024,08 Rataan umur 8 - 20 thn 29,9 24,98 56,90 53,56 53,28 55,19 265,82 66,68 22,05 40,47 387,19 Rataan total 19,76 16,67 56,64 53,68 53,41 55,39 138,79 35,58 12,78 21,30 204,53 Nilai koefisien korelasi antara diameter tanaman dan potensi karbon r = 0,93 Keterangan : Tanaman meranti dari areal hutan alam Besarnya kandungan karbon dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, sehingga kadar karbon berkorelasi positif dengan bahan organik tersebut, dimana makin besar potensi bahan organik maka potensi karbon akan makin besar pula. Hal ini disebabkan karena potensi bahan organik dapat mempengaruhi besarnya potensi selulosa, lignin, zat ekstraktif, dan hemiselulosa, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi potensi karbon yang dikandung oleh tanaman tersebut. Menurut Ahmadi 1990, 40 – 45 kayu tersusun oleh selulosa. Selulosa merupakan molekul gula linier yang berantai panjang yang tersusun oleh karbon, sehingga makin tinggi selulosa maka kandungan karbon makin tinggi. Potensi karbon pada daun umumnya relatif rendah, karena daun memiliki kandungan abu yang sangat tinggi, dengan zat terbang yang juga relatif tinggi. Kandungan abu yang tinggi disebabkan karena daun merupakan unit fotosintesis yang didalamnya akan banyak mengandung air dan hara mineral. 70 Besarnya hara mineral tersebut menyebabkan nilai kandungan abunya menjadi relatif tinggi, sehingga kandungan karbon menjadi relatif lebih rendah. 4.3.6.2.2. Potensi Karbon Pada Sistem TPTII Umur 8 – 20 Tahun Diameter ≥ 20 cm Potensi karbon pada tanaman meranti umur 8 – 20 tahun atau berdiameter besar diatas 20 cm yaitu antara 53,28 - 56,90 dengan potensi karbon total 387,19 kgpohon. Dari hasil analisis terlihat bahwa: 1 persen karbon batang sekitar 56,36 – 58,10 dengan potensi karbon 61,65 – 750,53 kgpohon, 2 persen karbon akar sekitar 53,79 - 54,00 dengan potensi karbon 19,20 – 133,11 kgpohon, 3 persen karbon daunranting sekitar 53,00 - 53,50 dengan potensi karbon sekitar 11,85 – 39,09 kgpohon, 4 persen karbon cabang sekitar 54,30 – 55,58 dengan potensi karbon cabang sekitar 9,74 – 101,35 kgpohon dan 4 potensi karbon total adalah sekitar 102,44 – 1024,08 kgpohon lihat lampiran 1. Ada korelasi positif antara potensi karbon dengan usia pohon diameter pohon, semakin tinggi usia dan diameter pohon maka potensi biomassa akan semakin tinggi. Menurut Johnson, Viera, Zarin, Frizano, dan Johnson 2001, kandungan karbon di atas permukaan pada hutan, sekunder, dan primer dapat bervariasi berdasarkan sebaran umur tanaman, dengan kandungan karbon sebagai berikut: hutan berumur 10 tahun memiliki kandungan karbon sekitar 47,3, umur 20 tahun memiliki kandungan karbon sekitar 47,9 , hutan umur 40 tahun memiliki kandungan karbon sekitar 47,6 , dan hutan primer memiliki kandungan karbon sekitar 47,3 . Dari analisis statistik dengan menggunakan uji t student diperoleh hasil seperti pada Tabel 18 yang menunjukkan bahwa potensi karbon antara cabang, akar, daun, dan batang memiliki nilai t student yang sangat signifikan. Hal ini berarti potensi karbon tanaman grcm 3 dari dimensi batang, cabang, akar dan daun berbeda, dimana potensi karbon batang akar daun dan ranting cabang. 71 Tabel 18. Uji t Student Persen Karbon Kg Berdasarkan Dimensi Tanaman Aspek yang diuji T student T table α = 1 Batang – akar 7,972 2,576 Batang – daun 7,976 Batang – cabang 8,435 Akar – daun 6,070 Akar – cabang 9,794 Daun – cabang 7,883 Sangat Nyata

4.3.7. Potensi Karbon Pada Areal TPTII Perhektar

Dokumen yang terkait

Language Disorder In Schizophrenia Patient: A Case Study Of Five Schizophrenia Paranoid Patients In Simeulue District Hospital

1 32 102

Integration of GIS Model and Forest Management Simulation to Minimize Loss Risk By Illegal Cutting (A Case Study of The Teak Forest in District Forest of Cepu, Central Java)

0 16 120

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 60 209

The potency of Intensive Sylviculture System (TPTII) to support reduced emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) (a case study in concession of PT.Sari Bumi Kusuma in Central Kalimantan)

0 22 597

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 21 394

Deforestation And Forest Degradation In Lombok Island, Indonesia: Causes And Consequences

0 2 95

IMPLEMENTASI PERATURAN HUKUM TENTANG REDUCNG EMISSIONS FROM DEFORESTATION AND FOREST DEGRADATION (REDD) DI INDONESIA

0 3 87

REDD+ and the Agricultural Drives of Deforestation Keyfindings from Three Studies in Brazil, Ghana and Indonesia

0 0 27

Methodology Design Document for Reducing Emissions from Deforestation and Degradation of Undrained Peat Swamp Forests in Central Kalimantan, Indonesia

0 0 286

Reducing Emission from Deforestation and Degradation Plus (REDD+)

0 0 42