94
9 92.09
1.46 5,226.00
46,938.77 10
93.55 1.46
3,069.00 50,702.25
11 95.01
1.46 3,656.87
54,413.41 12
96.47 1.46
3,656.87 61,793.63
13 97.92
1.46 3,656.87
66,594.17 14
99.38 1.46
3,656.87 71,922.47
15 100.84
1.46 3,656.87
77,250.78 16
102.29 1.46
3,656.87 82,579.08
17 103.75
1.46 3,656.87
87,907.39 18
105.21 1.46
3,656.87 93,235.69
19 106.67
1.46 3,656.87
98,564.00 20
108.12 1.46
3,656.87 103,892.30
21 109.58
1.46 3,656.87
109,220.61 22
111.04 1.46
3,656.87 114,548.92
23 112.49
1.46 3,656.87
119,877.22 24
113.95 1.46
3,656.87 125,205.53
25 115.41
0.00 3,656.82
125,416.51 Total
34.80 90,000.00
1,661,107.12 Keterangan Perhitungan :
1. PK
1 = ΔC2 – C1 x L1 2.
PK 2 = ΔC3 – C2 x L1 + Δ C2 – C1 x L2
3. PK
3 = ΔC4 – C3 x L1 + Δ C3 – C2 x L2 + Δ C2 – C1 x L3 4.
Dst sampai umur 25 tahun rotasi. 5.
Tahun ke 25 dilakukan penebangan sehingga Δ menjadi 0
6.
Pengukuran langsung destruktif sampling dan diukur di laboratorium dilakukan pada umur 1-7 tahun, 12, 15 ddan 20 tahun. Sedangkan untuk umur 8-10 tahun dilakukan
dengan pengukuran diameter pohon. Sedangkan untuk umur yang lain dilakukan dengan menggunakan pendekatan regresi.
Setelah 25 tahun, pada areal TPTI dengan luas yang sama menghasilkan potensi penyerapan karbon sebesar 1,661,107.12 ton C
Lampiran 18. Penyerapan karbon pada areal TPTI jauh lebih rendah jika dibanding dengan potensi penyerapan karbon pada areal TPTII.
5.3.2. Perbandingan Potensi Karbon pada TPTII dan TPTI Untuk REDD
Prediksi perbandingan potensi penyerapan karbon pada areal TPTII
TPTI dapat dilihat pada Gambar 29. Setelah 25 tahun potensi penyerapan
karbon di areal TPTII jauh lebih tinggi pada areal TPTI. Selisih penyerapan karbon antara areal TPTII dengan TPTI adalah 4,268,939.55 ton C Lampiran
19 atau setara dengan 15,652,778.33 ton CO
2
. Dalam skema REDD, total penyerapan emisi karbon yang dihitung adalah delta selisih antara setelah
Lanjutan Tabel 27.
95
aktivitas dilaksanakan dibanding dengan jika program REDD tidak dilaksanakan.
Perbandingan Potensi Karbon TPTII TPTI, Luas 90.000 ha
0,00 100.000,00
200.000,00 300.000,00
400.000,00 500.000,00
600.000,00 700.000,00
1 1
9 9
9 2
2 3
2 1
4 2
2 5
2 3
6 2
4 7
2 5
8 2
6 9
2 7
1 2
8 1
1 2
9 1
2 2
1 1
3 2
1 1
1 4
2 1
2 1
5 2
1 3
1 6
2 1
4 1
7 2
1 5
1 8
2 1
6 1
9 2
1 7
2 2
1 8
2 1
2 1
9 2
2 2
2 2
3 2
2 1
2 4
2 2
2 2
5 2
2 3
Tahun
T o
n C
Potensi Penyerapan Jalur Tanam Potensi Penyerapan Jalur Antara
Potensi Karbon TPTII Potensi karbon TPTI
Gambar 29. Perbandingan dan Pertumbuhan Potensi Karbon pada areal TPTII dan areal TPTI setelah 25 tahun tahun 1999 – 2023.
Dalam studi kasus di areal PT. SBK ini baseline yang digunakan adalah areal TPTI pada perusahaan lain. Sedangkan penyerapan karbon pada areal
TPTII adalah pada PT. SBK di Kalimantan Tengah. Jika PT. SBK mengajukan arealnya dalam skema REDD maka potensi penyerapan karbon yang bisa
diajukan sebesar 4,268,939.55 ton C setelah kegiatan dilaksanakan selama 25 tahun. Besaran potensi penyerapan karbon pertahun dapat dilihat pada
Lampiran 14-19. Penyebutan waktu setelah 25 tahun karena PT. SBK dalam usahanya
akan melakukan kegiatan produksi pada areal TPTII setelah umur pohon 25 tahun. Dalam perhitungan, laju pertumbuhan pohon meranti menurun pada
tahun ke – 26. Dengan demikian, batas waktu produksi 25 tahun setelah penanaman menjadi menguntungkan karena pertumbuhan riap hampir
96
maksimal dan diameter tebang sudah sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen Kehutanan.
5.4. KESIMPULAN DAN SARAN 5.4.1. Kesimpulan