Biaya Produksi Karbon dan Kayu Nilai Manfaat Bersih Fungsi Penurunan Emisi Karbon dan Tegakan Kayu TPTII

111

b. Biaya Produksi Karbon dan Kayu

Biaya produksi tanaman meranti dengan mempertimbangkan alternatif penebangan di jalur tanam dan jalur antara diareal TPTII, strukturnya relatif sama dengan pembiayaan pada alternatif-1 tanpa penebangan zero cutting namun ditambah dengan biaya penebangan. Secara matematis perhitungan biaya dari alternatif 2 penebangan pada jalur tanam dan alternatif-3 penebangan di jalur tanam dan jalur antara sebagai berikut: BCKij = BPij + BTCij x LAMij ........................ 9 dimana, BCKij = jumlah biaya pembangunan tanaman meranti dengan atau tanpa penebangan ke-i atau ke-j di areal TPTII per daur Rp BPij = jumlah biaya produksi pembangunan tanaman dengan atau tanpa penebangan ke-i atau ke-j di areal TPTII Rpha BTCij = jumlah biaya transaksi karbon dengan atau tanpa penebangan ke-i atau ke-j di areal TPTII Rpha LAM = luas areal tebangan pada jalur tanam atau jalur antara menurut alternatif-i atau j di areal TPTII ha i = penebangan di jalur tanam TPTII alternatif-2 j = penebangan di jalur tanam dan tebang pilih jalur antara TPTII alternatif-3.

c. Nilai Manfaat Bersih Fungsi Penurunan Emisi Karbon dan Tegakan Kayu TPTII

Nilai manfaat bersih dari fungsi penuruan emisi akibat pembangunan TPTII atas dasar adanya manfaat penyerapan karbon dan kayu dari penebangan di jalur tanam alternatif-2 serta penebangan di jalur tanam dan tebang pilih jalur antara alternatif-3 akan menggambarkan besarnya pendapatan bersih 112 dalam sistem TPTII jika dilakukan penebangan selain pendapatan dari penyerapan karbon. Perhitungan nilai manfaat atau pendapatan bersih dengan alternatif penebangan yaitu alternatif-2 tebangan jalur tanam dan alternatif-3 tebangan jalur tanam dan tebang pilih jalur antara yang diturunkan dari pendugaan besarnya penerimaan persamaan 7 dan biaya pembangunan tanaman meranti persamaan 9. Secara sederhana nilai manfaat tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: NMCKij = NECJ ij - BCKij ...................................... 10 dimana, NMCKij = Total nilai manfaat atau pendapatan bersih dari penurunan emisi karbon dan potensi kayu dengan adanya alternatif penebangan ke-i atau ke- j perdaur di areal TPTII Rp NECJ ij = nilai penerimaan dari penurunan emisi karbon dan potensi kayu dengan adanya alternatif penebangan ke-i atau ke- j perdaur di areal TPTII Rp BCKij = jumlah biaya pembangunan TPTII dengan adanya alternatif penebangan ke-i atau ke- j perdaur di areal TPTII Rp i = penebangan di jalur tanam TPTII alternatif-2 j = penebangan di jalur tanam dan tebang pilih jalur antara TPTII alternatif-3.

6.2.4.3. Penilaian Kelayakan Ekonomi Karbon pada Areal TPTII

Penilaian kelayakan ekonomi manfaat penurunan emisi karbon pada areal TPTII menggunakan analisis biaya manfaat benefit cost ratio dan nilai bersih sekarang net present value dengan menggunakan baseline TPTII yaitu 113 selisih potensi penyerapan karbon di areal TPTII dengan areal TPTI. Penilaian kelayakan ekonomi karbon menggunakan tiga alternatif perhitungan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya yaitu: 1 Alternatif pertama, menilai kelayakan ekonomi penurunan emisi karbon tanpa adanya penebangan di areal TPTII zero cutting 2 Alternatif kedua, menilai kelayakan ekonomi penurunan emisi karbon dengan memperhitungkan adanya penebangan di jalur tanam TPTII 3 Alternatif ketiga, menilai kelayakan ekonomi penurunan karbon dengan memperhitungkan adanya penebangan di jalur tanam dan tebang pilih di jalur antara pada TPTII. Persamaan penilaian kelayakan ekonomi karbon dengan dan atau tanpa penebangan di areal TPTII mengadopsi persamaaan Gittinger 1986 :        n t t t n t t t i C i B BCR 1 1 1 1 ……………………. 6 NPV =     n t i Ct Bt t 1 1 ……………………. 7 dimana, BCR = Rasio manfaat dan biaya yang telah terdiskonto NPV = Nilai bersih sekarang net present value Bt = Nilai manfaat penurunan emisi karbon areal TPTII pada tegakan meranti pada tahun ke t Rp Ct = Biaya produksi pembangunan tanaman meranti pada areal TPTII biaya operasional dan biaya pendukung operasional dan biaya transaksi karbon pada tahun ke-t Rp i = Tingkat bunga interest rate 10 - 14 t = Masa daur tanaman meranti sampai ke-n 50 tahun 114 Kriteria kelayakan ekonomi karbon dengan dan tanpa adanya penebangan pada tegakan meranti TPTII dalam penelitian ini dianggap layak jika dan hanya jika : 1 BCR lebih besar dari satu 2 NPV lebih besar dari nol Berdasarkan analisis kelayakan diatas, selanjutnya dilakukan analisis kepekaan sensitivity analysis manfaat penurunan emisi karbon dengan dan atau tanpa penebangan dalam pembangunan tegakan meranti TPTII dengan menggunakan baseline potensi karbon pada areal TPTI. Analisis sensitivitas didasarkan atas kemungkinan adanya perubahan biaya serta tingkat suku bunga, dengan skenario sebagai berikut: 1 Pendapatan dan biaya produksi dan transkasi karbon tetap pada tingkat suku bunga 10, 12,14 2 Pendapatan tetap dan biaya produksi dan transaksi karbon naik 15 pada tingkat suku bunga 10, 12,14 3 Pendapatan tetap dan biaya produksi dan transaksi karbon turun 15 pada tingkat suku bunga 10, 12,14

6.3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Language Disorder In Schizophrenia Patient: A Case Study Of Five Schizophrenia Paranoid Patients In Simeulue District Hospital

1 32 102

Integration of GIS Model and Forest Management Simulation to Minimize Loss Risk By Illegal Cutting (A Case Study of The Teak Forest in District Forest of Cepu, Central Java)

0 16 120

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 60 209

The potency of Intensive Sylviculture System (TPTII) to support reduced emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) (a case study in concession of PT.Sari Bumi Kusuma in Central Kalimantan)

0 22 597

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 21 394

Deforestation And Forest Degradation In Lombok Island, Indonesia: Causes And Consequences

0 2 95

IMPLEMENTASI PERATURAN HUKUM TENTANG REDUCNG EMISSIONS FROM DEFORESTATION AND FOREST DEGRADATION (REDD) DI INDONESIA

0 3 87

REDD+ and the Agricultural Drives of Deforestation Keyfindings from Three Studies in Brazil, Ghana and Indonesia

0 0 27

Methodology Design Document for Reducing Emissions from Deforestation and Degradation of Undrained Peat Swamp Forests in Central Kalimantan, Indonesia

0 0 286

Reducing Emission from Deforestation and Degradation Plus (REDD+)

0 0 42