Biomassa Serasah Karbon Tanah

43

b. Biomassa Serasah

Pengukuran biomassa serasah dilakukan pada plot contoh dengan radius 30 cm pada setiap sudut dalam plot pengamatan pancang yang ditempatkan pada setiap sudut atau 4 plot setiap satu plot contoh ukuran 10 x 5 meter. Serasah yang diambil berupa serasah daun, rumput kering, cabang- cabang kecil mati Ø 10 cm dan ranting yang sudah mati. Semua serasah dalam radius 30 cm diambil, ditimbang, dimasukkan ke dalam plastik dan diuji di laboratorium untuk mengathui biomassa dan kandungan karbonnya.

c. Karbon Tanah

Pengukuran karbon tanah dilakukan dalam lingkaran jari-jari 30 cm pada setiap sudut plot contoh ukuran 10 x 5 m ditambah dengan satu lingkaran pada tengah plot contoh 10 x 5 m. Peubah yang diambil adalah berat tanah basah dan berat tanah kering. Selanjutnya dilakukan perhitungan di laboratorium. Plot Contoh untuk pengukuran karbon tanah disajikan pada Gambar 16. Gambar 16. Plot contoh untuk pengukuran karbon tanah Dimana : = Plot pengukuran pengukuran karbon tanah, r = 30 cm. Plot 10 x 5 m = Plot pengukuran karbon tanah Plot 25 x 10 m = Plot pengukuran karbon tanah 100 m 100 m 22 m 25 m 3 m le ba r jalur be rsih atau ja lur ta na m 10 m 10 m 5 m 2 5 m 44

4.2.4.2.3. Penentuan Persen Karbon

Penetapan kandungan karbon bagian-bagian pohon menggunakan sampel dari bagian-bagian pohon batang, akar, cabang, daun dan ranting serta kayu mati dan serasah yang bersangkutan dengan metode gravimetrik. Metode ini dikembangkan untuk mengetahui berapa persen karbon yang dikandung oleh bagian-bagian tanaman. Cara kerja metode ini adalah sebagai berikut : Melakukan penimbangan bobot cawan kosong yang akan digunakan untuk mengukur karbon A. Selanjutnya contoh tanaman yang sudah dihaluskan dimasukan kedalam cawan dan kemudian ditimbang bobotnya B. masukan cawan dan contoh kedalam oven dengan menggunakan suhu 105 o C selama 24 jam. Setelah itu angkat dan maskan ke dalam eksikator dan ditimbang kembali bobotnya C. setelah ditimbang kemudian sampel tanaman dan cawan dimasukkan ke dalam tanur dengan suhu 700 o C selama 2 jam. Kemudian diangkat dan didinginkan ke dalam eksikator dan timbang kembali bobotnya D. Dari hasil pengukuran di laboratorium tersebut kemudian dilanjutkan dengan perhitungan penentuan persen karbon dengan rumus:   100 x 1.724 : A - C D - C karbon persen        Dimana : A : bobot cawan kosong B : bobot cawan + contoh C : bobot cawan + contoh setelah dipanaskan 105 o C D : bobot cawan + contoh setelah pemanasan 700 o C 1,724 : angka baku Analisis Data Pembentukan Model Pendugaan Biomassa dan Karbon Tegakan Meranti Pendugaan model biomassa dan karbon pada tegakan meranti dilakukan dengan menggunakan software datafit dan Minitab 14 dengan memperhatikan model hubungan antara potensi biomassa dan karbon tanaman dengan diameter 45 dan tinggi. Adapun model persamaan yang akan dieksplorasi adalah model persamaan sebagai berikut : Y = b + b 1 D Y = b + b 1 D + b2 H Y = b + b 1 D + b2 H 2 Y = b + b 1 D 2 Y = b + b 1 D 2 H Y = b + b 1 log D H Y = b + b 1 log D Y = b e D Log Y = b + b 1 log D Y = b 1 D b0 Y = a D b Y = a D b H Log Y = b + b 1 log D H Y = b + b 1 D + b2 D 2 Adapun model yang terpilih didasarkan pada beberapa kriteria yaitu : a kesesuaian terhadap fenomena, b Sifat keterandalan model data reability. Penambahan ρ untuk rumus biomassa dan karbon dilakukan untuk pembeda nilai biomassa dan karbon pada setiap jenis pohon. a. Koefisien determinasi R 2 adalah perbandingan antara jumlah kuadrat regresi JKR dengan jumlah kuadrat total JKT, dengan rumus sebagai berikut : R 2 = 100 x JKT JKR       Adapun kriterium keterandalan model berdasarkan ukuran R 2 adalah sebagai berikut: ~ 100 maka model makin terandalkan Apabila R 2 ~ 0 maka model makin tidak terandalkan 46 b. Varian S 2 , varian diukur berdasarkan tingkat keanekaragaman data, dengan rumus sebagai berikut S 2 = 1 n n xi xi 2 2     Model yang terpilih adalah model yang memiliki nilai varian terkecil dibandingkan model-model yang lainnya. c. Koefisien determinasi terkoreksi R 2 , adalah koefisien determinasi yang sudah dikoreksi oleh derajat bebas dari jumlah kuadrat sisa JKS dan jumlah kuadrat total JKT, dengan rumus sebagai berikut : R 2 a =        p - n 1 - n R - 1 - 1 1 - JKTn p - JKSn - 1 2 Dimana p adalah banyaknya parameter dalam regresi termasuk ß0, dan n adalah banyaknya objek kasus yang dianalisis. Kriteria uji R 2 ajusted sama dengan kriteria untuk R 2 . Uji keabsahan model model validation bertujuan untuk melihat kemampuan model dalam menduga sekelompok data baru yang tidak diikutsertakan dalam pembentukan modelnya yang memiliki keadaan yang relatif sama dengan keadaan data yang dipakai untuk pembentukan modelnya. Prosedur yang dipakai dalam penelitian ini adalah prosedur uji keabsahan prosedur Jacknife yang dikembangkan oleh Quenouille dan Tukey 1950 Efron, 1979. 47 4.3. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.3.1. Potensi Pertumbuhan Meranti pada Sistem Silvikultur Intensif

Dokumen yang terkait

Language Disorder In Schizophrenia Patient: A Case Study Of Five Schizophrenia Paranoid Patients In Simeulue District Hospital

1 32 102

Integration of GIS Model and Forest Management Simulation to Minimize Loss Risk By Illegal Cutting (A Case Study of The Teak Forest in District Forest of Cepu, Central Java)

0 16 120

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 60 209

The potency of Intensive Sylviculture System (TPTII) to support reduced emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) (a case study in concession of PT.Sari Bumi Kusuma in Central Kalimantan)

0 22 597

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 21 394

Deforestation And Forest Degradation In Lombok Island, Indonesia: Causes And Consequences

0 2 95

IMPLEMENTASI PERATURAN HUKUM TENTANG REDUCNG EMISSIONS FROM DEFORESTATION AND FOREST DEGRADATION (REDD) DI INDONESIA

0 3 87

REDD+ and the Agricultural Drives of Deforestation Keyfindings from Three Studies in Brazil, Ghana and Indonesia

0 0 27

Methodology Design Document for Reducing Emissions from Deforestation and Degradation of Undrained Peat Swamp Forests in Central Kalimantan, Indonesia

0 0 286

Reducing Emission from Deforestation and Degradation Plus (REDD+)

0 0 42