Penerimaan Manfaat Ekonomi Karbon dan Tegakan Kayu

108 di jalur tanam, dan b nilai manfaat ekonomi di areal TPTII nilai karbon dan kayu, jika ada penebangan di jalur antara dan tebang pilih di jalur antara. Asumsi yang digunakan dalam penilaian ekonomi manfaat sistem TPTII dari kedua alternatif, yaitu: 1 Perhitungan manfaat penurunan emisi karbon di areal TPTII menggunakan baseline TPTI setelah dikurangi dengan potensi karbon areal yang ditebang pada masing-masing alternatif jalur tanam serta kombinasi antara jalur tanam dan jalur antara, kemudian dikali 50 dari selisih tersebut. 2 Harga karbon per ton sama dengan alternatif harga tanpa adanya penebangan alternatif-1 3 Perhitungan potensi kayu pada jalur antara dan jalur tanam disesuaikan dengan potensi tegakan eksiting di areal TPTII PT. SBK. 4 Pendugaan volume produksi kayu penebangan di jalur tanam TPTII alternatif-2 dilakukan pada akhir daur 50 tahun setelah memperhitungkan adanya penjarangan sehingga pohon yang dipanen pada pakhir daur sebanyak 64 pohon per hektar dengan potensi volume kayu per pohon adalah 6 m 3 . 5 Pendugaan volume kayu di jalur antara TPTII dengan tebang pilih per daur alternatif-3 yaitu atas dasar jumlah pohon yang ditebang sebanyak 8 pohonhektar dengan diameter diatas 50 cm up rata-rata 35 m 3 ha, dengan daur 35 tahun.

a. Penerimaan Manfaat Ekonomi Karbon dan Tegakan Kayu

Penerimaan produksi karbon dan produksi tebangan kayu meranti di di jalur tanam TPTII alternatif-2 dan penerimaan produksi karbon dan 109 tebangan kayu di jalur tanam dan tebang pilih jalur antara TPTII alternatif-3 diuraikan sebagai berikut: 1 Menentukan daur umur tanaman untuk menduga potensi karbon dan tegakan kayu di areal TPTII sesuai daur tanaman 2 Menghitung volume pengurangan potensi karbon yang hilang akibat adanya penebangan di jalur tanam alternatif-2 dan penebangan di jalur tanam dan tebang pilih di jalur antara alternatif-3 dengan menggunakan baseline TPTI perusahaan lain alternatif-1 3 Harga karbon yang digunakan sama dengan harga pada alternatif-1 tanpa adanya penebangan 4 Menghitung produksi atau volume tegakan kayu di jalur tanam TPTII alternatif-2 dan volume tegakan kayu tebangan di jalur tanam dan tebang pilih di jalur antara TPTII alternatif-3 5 Menentukan harga penjualan kayu meranti dengan asumsi rata-rata Rp.1.000.000 per meter kubik 6 Menentukan nilai manfaat kayu penerimaan dari penebangan di jalur tanam serta kominasi penebangan di jalur tanam dan jalur antara TPTII dengan cara mengalikan potensi produksi kayu tebangan dengan harga jual kayu per meter kubik. Secara matematis perhitungan penerimaan manfaat ekonomi di areal TPTII dengan penebangan di jalur tanam alternatif-2 dan penebangan di jalur tanam dan tebang pilih di jalur antara TPTII alternatif 3 diuraikan sebagai berikut: NECJ ij = TJC ij + NKJT ij ……………………. 7 dimana, NECJ ij = nilai manfaat penerimaan dari penurunan emisi karbon dan tebangan kayu di areal TPTII daur 50 tahun ke – i atau j Rp 110 TJC ij = nilai manfaat penerimaan dari penurunan emisi karbon di areal TPTII ke i atau j Rp NKJT ij = nilai manfaat penerimaan penjualan kayu hasil tebangan di areal TPTII ke i atau j Rp i = penebangan di jalur tanam TPTII alternatif-2 j = penebangan di jalur tanam dan tebangan pilih jalur antara TPTII alternatif-3. Untuk menghitung nilai ekonomi manfaat penurunan emisi karbon TCJ ij , menggunakan persamaan yang sama dengan perhitungan karbon pada alternatif-1 tanpa penebangan setelah dikurangi dengan potensi karbon tahun ke-50 pada jalur tanam dan jalur antara TPTII penebangan. Sementara untuk menghitung potensi penerimaan potensi kayu tebangan di jalur tanam alternatif-2 dan kombinasi tebangan di jalur tanam dan di jalur antara alternatif-3 menggunakan persamaan sebagai berikut: NKJT ij = PKLij x HKLij x LAMij .................................. 8 dimana, NKJT 1 = nilai penerimaan tegakan kayu di areal TPTII per daur menurut alternatif i atau j Rp PKL = potensi produksi volume kayu per daur menurut alternatif i atau j m 3 HKL = harga kayu jenis meranti di pasar penjualan Rpm 3 LAM = luas areal tebangan di areal TPTII menurut alternatif i atau j ha i = penebangan di jalur tanam TPTII alternatif-2 j = penebangan di jalur tanam dan tebang pilih jalur antara TPTII alternatif-3. 111

b. Biaya Produksi Karbon dan Kayu

Dokumen yang terkait

Language Disorder In Schizophrenia Patient: A Case Study Of Five Schizophrenia Paranoid Patients In Simeulue District Hospital

1 32 102

Integration of GIS Model and Forest Management Simulation to Minimize Loss Risk By Illegal Cutting (A Case Study of The Teak Forest in District Forest of Cepu, Central Java)

0 16 120

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 60 209

The potency of Intensive Sylviculture System (TPTII) to support reduced emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) (a case study in concession of PT.Sari Bumi Kusuma in Central Kalimantan)

0 22 597

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 21 394

Deforestation And Forest Degradation In Lombok Island, Indonesia: Causes And Consequences

0 2 95

IMPLEMENTASI PERATURAN HUKUM TENTANG REDUCNG EMISSIONS FROM DEFORESTATION AND FOREST DEGRADATION (REDD) DI INDONESIA

0 3 87

REDD+ and the Agricultural Drives of Deforestation Keyfindings from Three Studies in Brazil, Ghana and Indonesia

0 0 27

Methodology Design Document for Reducing Emissions from Deforestation and Degradation of Undrained Peat Swamp Forests in Central Kalimantan, Indonesia

0 0 286

Reducing Emission from Deforestation and Degradation Plus (REDD+)

0 0 42